MAKALAH
PANCASILA
Tentang
“Proses Perumusan Pancasila”
Disusun Oleh
Kelompok III
Muhammad fadil Zikri 1614040045
Syafnita 1614040050
Herli Fajar 1614040055
Vivi Afriani 1614040066
Indah Kurnia 1614040077
Juninda Warsih 1614040079
Dosen Pembimbing :
ROZA DAHLIA, SH.MH
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
IMAM BONJOL PADANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, nikmat, dan karunia-Nya kepada
kita. Sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PROSES PERUMUSAN PANCASILA”. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PANCASILA.
Shalawat beriring salam buat
Rasul pemimpin umat yakni Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari
alam Jahiliyah ke alam yang Islamiyah dan dari alam kegelapan ke alam yang
terang dan berilmu pengetahuan seperti saat ini.
Dalam pembuatan makalah ini, banyak proses pemakalah lakukan untuk
mencari bahan bacaan. Namun berkat kerja sama anggota kelompok dan kepada semua
pihak yang membantu dari segi moril maupun materi, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan penulis sesuai jadwal yang telah ditentukan. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Padang, 22 Oktober 2016
Kelompok III
i
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii
BAB I
A.
Latar Belakang.................................................................................................................. iii
B.
Rumusan Masalah............................................................................................................. iii
C.
Tujuan Penulis................................................................................................................... iii
BAB II
A.
Perjuangan pada Masa Penjajahan Jepang........................................................................ 1
B.
Perumusan Pancasila pada Sidang BPUPKI dan PPKI................................................... 2
C.
Proklamasi Kemerdekaan, Pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara
dan UUD 1945 6
D.
Peristiwa Rengasdengklok................................................................................................ 9
E.
Makna Lambang dan Simbol Negara............................................................................... 10
BAB III
A.
Kesimpulan....................................................................................................................... 12
B.
Saran................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 13
ii
|
BAB I
PENDAHULUAN
….. ……
Artinya :” barang siapa yang
memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara
kehidupan semua manusia”
Pancasila adalah sumber dasar negara Indonesia,dimana dalam
merumuskannya melalui beberapa proses yang cukup panjang dan perumusannya pada
sidang BPUPKI dan PPKI,sampai pada proklamasi kemerdekaan dan pengesahannya
sebagai dasar negara dan UUD 1945.
Dengan melihat pentingnya pembahasan tentang perumusan pancasila
untuk menambah wawasan dan pengetahuan,maka penulis akan membahas tentang
“Proses Perumusan Pancasila”.
B.Rumusan Masalah
1.
Bagaimana perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan Jepang?
2.
Bagaimana proses perumusan pancasila sebagai dasar negara?
C.Tujuan
1.
Mengetahui perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan jepang.
2.
Mengetahui proses perumusan pancasila sebagai dasar negara.
iii
|
BAB II
PEMBAHASAAN
A.
Perjuangan pada masa penjajahan Jepang
Tentara
Jepang disambut baik oleh bangsa Indonesia karena tentara Jepang membebaskan
bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Orang-orang Jepang menggunakan
kesempatan ini sebagai alat propaganda agar rakyat Indonesia mau membantu
Jepang. Tentara Jepang sangat pandai memikat hati rakyat Indonesia dengan
mengumbar janji dan harapan “menjanjikan Indonesia merdeka di kelak kemudian
hari”[1].
Soekarno dan Hatta dibebaskan dari pertahanan. Tentara Juga mengizinkan Sang
Merah Putih berkibar, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mengganti bahasa
Belanda dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sehari-hari dan
sebagai pengantar di sekolah-sekolah.[2]
Pada
tanggal 29 April 1945 bersamaan dengan ulang tahun Kaisar Jepang, beliau
memberkan hadiah “ulang tahun” kepada bangsa Indonesia yaitu janji kedua pemerintah
jepang berupa kemerdekaan tanpa syarat.[3]
Tapi pada kenyataannya rakyat Indonesia hidup sangat menderita. Akibat tindakan
tentara Jepang yang tidak mengenal prikemanusiaan maka rakyat Indonesia menjadi
marah dan bangkit melakukan pemberontakan. Pemberontakan-pemberontakan itu
antara lain:
a. Perlawanan Rakyat aceh (1942) di Cot
Pilen, yang di pimpin oleh Teungku Abdul Jalil dan tahun 1944 di Mereudu.
b. Perlawanan rakyat Biak, Irian Jaya (1943).
c. Perlawanan rakyat Pontianak, Kalimantan
Barat (1944).
d. Perlawanan rakyat Singaparna
(Tasikmalaya),Jawa barat tahun 1944.yang dipimpin oleh Kiyai Haji Zainal
Mustafa.
e. Perlawanan di Blitar, pada 14 Februari
1945, yang dipimpin oleh Shodanco Supriadi.[4]
1
|
B.
Perumusan Pancasila pada sidang BPUPKI dan PPKI
1. Pembentukan BPUPKI
Pada tanggal 29 April 1945 dibentuk oleh
Gunswikau (Kepala Pemerintah Bala tentara Jepang di Jawa) yang bertugas untuk
menyelidiki segala sesuatu mengenai persiapan kemerdekan Indonesia.
BPUPKI
beranggotakan 60 orang yang terdiri dari para pemuka bangsa Indonesia.
Ketua
: Dr. Radjiman Widiodiningrat.
Wakil
ketua : Raden Panji Soeroso dan Itibangase Yosio.[5]
Pada tanggal 28 mei 1945, BPUPKI dilantik
oleh Letnan Jendral Kumakici Harada (Panglima tentara ke-16 jepang di Jawa).
2. Perumusan Pancasila pada sidang BPUPKI
a. Sidang pertama
Pada tanggal 29
mei – 01 juni 1945.
Acara sidang :
Mempersiapkan rancangan dasar Negara Indonesia Merdeka.
a)
Muh.
Yamin
Pada
tanggal 29 mei 1945 Muh. Yamin mengusulkan rumusan dasar negara Indonesia
secara lisan,yaitu:
-
Peri
Kebangsaan
-
Peri
Kemanusiaan
-
Peri
Ketuhanan
-
Peri
Kerakyatan
-
Kesejahteraan
Rakyat.[6]
Muh.
Yamin juga mengusulkan konsep dasar Negara secara tertulis, yaitu:
-
Ketuhanan
Yang Maha Esa.
-
Kebangsaan
Persatuan Indonesia.
-
Rasa
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
-
Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
-
Keadilan
sosial bagi seluruh Indonesia.[7]
2
|
b)
Golongan
islam dalam sidang BPUPKI juga mengusulkan konsepsi dasar negara Indonesia
merdeka ialah islam.
Keputusan : tidak
mendapat kesepakatan.[8]
c)
Prof.Dr.Soepomo
Pada
tanggal 31 mei 1945 Prof.Dr.Mr.Sopomo menyampaikan konsep dasar negara
Indonesia, yaitu:
-
Persatuan
-
Kekeluargaan
-
Keseimbangan
lahir dan batin
-
Musyawarah
-
Keadilan
rakyat.
d)
Ir.Soekarno
Pada tanggal I juni 1945 Ir.Soekarno
berpidato dan mengusulkan tentang “Konsepsi” dasar falsafah negara Indonesia
merdeka yang diberi nama Pancasila dengan usulan sebagai berikut:
-
Kebangsaan
Indonesia
-
Internasionalisme
atau peri kemanusiaan
-
Mufakat
demokrasi
-
Kesejahteraan
sosial
-
Ketuhanan
yang maha esa.[9]
Tanggal 1 juni 1945 (akhir sidang
BPUPKI 1) dibentuk panitia kecil yang terdiri dari delapan orang anggota yang
diketuai oleh Ir.Soekarno, yang bertugas untuk memeriksa sidang BPUPKI ke-2
maka anggota diperintahkan supaya mengajukan usul secara tertulis paling lambat
tanggal 20 juni 1945 harus masuk.[10]
3
|
-
Ir.Soekarno
-
Drs.Moh.Hatta
-
Sutardjo
Kartohadikusumo
-
Wachid
Hasjim
-
Ki.Bagus
Hadikusumo
-
Otto
Iskandardinata
-
Mr.Muh.Yamin
-
A.A.Maramis.
Setelah itu panitia kecil diubah
menjadi panitia Sembilan, yang beranggotakan:
-
Ir.Soekarno
-
Drs.Moh.Hatta
-
Mr.A.A.Maramis
-
Abikusno
tjokrosujoso
-
H.Agus
Salim
-
Mr.Achmad
Subardjo
-
K.H.Wachid
Hasjim
-
Abdul
Kahar Muzakir
-
Mr.Muh.Yamin
Pada tanggal 22 juni 1945,panitia
sembilan mengadakan pertemuan jam 20.00,terjadilah persetujuan antara para
anggota dan terciptalah suatu konsep rancangan mukhadimah hukum dasar yang akan
diajukan ke sidang BPUPKI ke-2 yang akan datang.Konsep Rancangan Prembule Hukum Dasar inilah yang kemudian di kenal
sebagai Piagam Jakarta (usulan oleh Prof.Mr.Moh.Yamin)[11],
yang berisikan:
·
Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya.
·
4
|
·
Persatuan Indonesia.
·
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
·
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.[12]
b.
Sidang Kedua BPUPKI
Tanggal 10-16
juli 1945, acara sidang ini untuk “mempersiapkan rancangan hukum dasar” di
jalan Pejambon Jakarta. Pada tanggal 14 juni 1945 dalam rangka persidang ke-2
dilanjutkan untuk menerima laporan panitia perancangan Undang-Undang Dasar
dimana Ir. Soekarno selaku ketua melaporkan, yaitu:
-
Pernyataan Indonesia merdeka.
-
Pembukaan Undang-Undang Dasar.
-
Undang-Undang Dasarnya sendiri (batang tubuh).
Setelah melakukan pembahasan pada
tanggal 14-16 juni 1945 dengan mengalami perubahan yang disetujui oleh BPUPKI
pada tanggal 16 juni1945.
3.
Pembentukan dan Sidang PPKI
Pada tanggal 7
Agustus 1945, terbentuklah PPKI tanpa adanya pelantikan sebab dalam waktu yang
begitu cepat ialah pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang telah menyerah pada
sekutu.
PPKI adalah bentukan pemerintah
balatentara Jepang, tetapi bukanlah alat Jepang, sebab:
-
PPKI bekerja sesudah Jepang tidak lagi berkuasa.
-
PPKI bekerja atas dasar keyakinan pemikiran dan caranya sendiri
untuk mencapai Indonesia merdeka.
-
PPKI adalah suatu badan yang merupakan perwujudan perwakilan rakyat
Indonesia.[13]
Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945
dengan suatu proklamasi. Pada tanggal 18 Agustus 1945, pukul 11.30 PPKI
mengadakan sidang. Acara dari sidang ini adalah “untuk membahas rancangan hukum
dasar dan mengesahkan Undang-Undang Dasar atas kemerdekaan yang telah diucapkan
dalam proklamasi sehari sebelumnya.
a.
Sidang PPKI pertama, pada tanggal 18 Agustus 1945
Hasil yang dicapai:
1.
5
|
2.
Memilih presiden Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh Hatta
sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia`
3.
Pekerjaan Presiden untuk sementara waktu dibantu oleh sebuah Komite
Nasional.[14]
Pada sila pertama rancangan
Pembukaan UUD 1945 diubah menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa” pada tanggal 18
Agustus 1945. Rumusan pancasila yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945
adalah rumusan yang otentik, yaitu:
1.
Ketuhanan yang Maha Esa.
2.
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.
Persatuan Indonesia.
4.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5.
Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia.
b.
Sidang PPKI kedua pada tanggal 19 Agustus 1945, hasilnya:
1)
Tentang pembagian provinsi, yaitu: Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa
Tengah, Sunda, Borneo, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.
2)
Pembentukan 12 Departemen Pemerintahan.
C.
Proklamasi kemerdekaan, Pengesahan pancasila sebagai
dasar Negara dan UUD 1945
1. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada
tanggal 6 Agustus 1945 jatuhkan bom atom Amerika Serikat di kota Hirosyima.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 bom kedua meledak di Nagasi. Pada tanggal 15
Agustus 1945, jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Dengan
ditandatanganinya penyerahan Jepang pada tanggal 2 September 1945 digeladak
kapal perang Amerika Serikat “Missouri” maka lenyap pulalah cita-cita Jepang
untuk membentuk Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya dibawah pimpinannya.[15]
6
|
Naskah Proklamasi itu, berbunyi:
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan
kekuasan dan lain-lain, diselenggarakan
dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta,
17 Agustus 1945
Atas
nama Bangsa Indonesia
Soekarno-Hatta
2. Pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara
dan UUD 1945.
Bangsa
Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 yang juga disaksikan
oleh PPKI. Keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang
untuk membahas naskah rancangan hukum dasar dan mengesahkan UUD atas
kemerdekaan yang telah diucapkan dalam proklamasi sehari sebelumnya.
Hasil yang
dicapai:
a) Mengesahkan UUD Negara Republik Indonesia
dengan jalan:
·
Menetapkan
Piagam Jakarta dengan beberapa perubahan dari UUD Negara Republik Indonesia.
·
Menetapkan
Rancangan Hukum Dasar yang telah diterima BPUPKI pada tanggal 17 juli 1945
setelah mengalami beberapa perubahan sebagai Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b)
7
|
c) Menetapkan berdirinya Komite Nasional
sebagai Badan Musyawarah Darurat.[16]
Pada
sila pertama dalam Rancangan Pembukaan UUD yang diterima BPUPKI pada tanggal 16
juni 1945 dirubah menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa” pada tanggal 18 Agustus 1945. Rumusan
pancasila yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah rumusan yang
otentik, yaitu:
1. Ketuhanan yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Dengan
terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden atas dasar UUD 1945 itu maka secara
formal sempurnalah Negara Republik Indonesia. Sejak saat itu semua syarat yang
lazim diperlukan oleh setiap organisasi Negara telah ada,yaitu:
a) Rakyat, yaitu Bangsa Indonesia.
b) Wilayah,yaitu tanah air Indonesia yang
terdiri dari 13.677 buah pulau besar dan kecil.
c) Kedaulatan Negara Indonesia telah ada
semenjak pengucapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
d) Pemerintahan, telah ada semenjak
terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden atas dasar UUD 1945 sebagai pimpinan
pemerintahan dalam negara.
e) Tujuan Negara,yaitu mewujudkan masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
f) Bentuk negara Indonesia,menurut pasal 1
ayat 1 UUD 1945 ialah Negara Kesatuan.[17]
8
|
PERISTIWA RENGASDENGKLOK
Terjadi dikarenakan adanya perbedaan pendapat antara golongan muda
dan tua tentang masalah kapan dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Kejadian tersebut berlangsung pada tanggal 16 Agustus 1945. Para golongan muda
membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta ke rengasdengklok yang bertujuan untuk
mengamankan keduanya dari intervansi oleh pihak luar. Rengasdengklok dipilih
dikarenakan tempatnya jauh dari jalan raya Jakarta-Cirebon, serta sekaligus
dapat mengawasi tentara Jepang yang datang dari Bandung maupun Jakarta.
Soekarno-Hatta berada di rengasdengklok selama satu hari penuh.
Para pemuda Indonesia berusaha mendesak Soekarno-Hatta untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Melalui pembicaraan antara Shodanco
Singgih dengan Soekarno, menyatakan bahwa Soekarno bersedia memproklamasikan
kemerdekaan setelah sampainya di Jakarta. Di Jakarta terjadi perundingan antara
Achmad Subardjo (mewakili golongan tua ) denagn Wikana (mewakili golongan
muda). Dalam perundinagan itu mereka sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan harus
dilaksanakan di Jakarta. Laksaman Tadashi Maeda mengizinkan tempatnya untuk
dijadikan tempat perudingan serta menjamin keselamatan para pemimpin Indonesia.
Berdasarkan kesepakatan antara golongan muda dan tua, Achmad
Subardjo pergi ke rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta dengan
jaminan taruhan nyawanya bahwa proklamasi akan dilaksanakan pada tanggal 17
Agustus 1945. Dengan jaminan itu, Kompi Peta Cudanco Subeno bersedia melepas
rombongan untuk kembali ke Jakarta. Mereka pun tiba di Jakarta pada pukul 17.30
WIB. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.[18]
9
|
MAKNA LAMBANG DAN SIMBOL NEGARA RI
Dilambangkan dengan perisai hitam dengan sebuah bintang emas
berkepala lima. Menggambarkan agama-agama besar di Indonesia, yaitu: Islam,
Hindu, Budha, Kristen, dan juga ideologi sekuler sosialisme.
Dilambangkan rantai yang disusun atas gelang-gelang kecil. Ini
menandakan hubungan manusia satu sama lain yang saling membantu, gelang yang
persegi menggambarkan pria sedangkan gelang yang lingkaran menggambarkan
wanita.
10
|
Disimbolkan dengan kepala banteng pada bagian kanan atas perisai
berlatar merah. Lembu liar atau Banteng merupakan binatang sosial, sama halnya
dengan manusia cetusan Bung Karno. Dimana pengambilan keputusan yang dilakukan
secara musyawarah, kekeluargaan dan gotong royong merupakan nilai-nilai yang
menjadi cirri bangsa Indonesia.
Dilambangkan dengan padi dan kapas di bagian kanan bawah perisai
yang berlatar putih. Kapas dan padi (mencerminkan pagan dan sandang) merupakan
kebutuhan pokok semua masyarakat Indonesia tanpa melihat status maupun
kedudukannya. Ini mencerminkan persamaan sosial dimana tidak adanya kesenjangan
sosial antara satu dan yang lainnya, tapi hal ini (persamaan sosial) bukan
berarti bahwa Indonesia memakai ideologi komunis.
Semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan kutipan dari Kakawin
Sutasoma karya Mpu Tantular. Kata “Bhineka” memiliki arti beraneka ragam atau
berbeda-beda, sedang kata “tunggal” berarti satu, dan kata “ika” bermakna itu.
Secara harfiah Bhineka Tunggal Ika diartikan “Beraneka satu itu”, yang bermakna
meskipun berbeda-beda tapi pada hakikatnya tetap satu kesatuan. Semboyan ini
digunakan untuk melambangkan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia yang
terdiri dari beraneka ragam ras, budaya, bahasa daerah, agama, suku bangsa dan
kepercayaan.[19]
11
|
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dalam proses merumuskan pancasila bangsa Indonesia melakukan
perjuangan pada masa penjajahan Jepang. Dalam proses perumusan pancasila,
bangsa Indonesia melakukan beberapa proses sidang yaitu sidang BPUPKI dan PPKI.
Setelah sidang PPKI selesai dan disahkan pancasila sebagai dasar
Negara, maka pada tanggal 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Sehingga Negara Indonesia telah resmi menjadi Negara
yang merdeka. Setela disahkannya pancasila sebagai dasar Negara Indonesia dan
UUD1945 pada tanggal 18 Agustus 1945, maka Indonesia telah resmi menjadi Negara
yang sah sekaligus diakui oleh Negara lain.
B.
SARAN
Dalam penulisan makalah ini, pemakalah menyadari adanya kekurangan,
baik dari segi penulisan maupun dalam penggunaan kata. Untuk itu, pemakalah
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, agar kedepannya pemakalah bisa
lebih baik lagi dalam penulisan makalah.
12
|
DAFTAR PUSTAKA
Darmahadi, Hamid (2012). Pengantar
Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta. CV.
Nadroh, Siti, dkk (2003). Indonesia
Selayang Pandang. Ciputat: PT. Medina Indonesia.
Hartono (1992). Pancasila Ditinjau
dari Nilai Historis. Jakarta: PT. Melton Putra.
Kabul, Budiono (2010). Pendidikan
Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Alfabeta.
Hasyimi (2011). Pendidikan
Pancasila. Padang: HAYFA PRESS.
Kansil (1995). Sistem
Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Permana Demak (2014). Peristiwa
Rengasdengklok. From http://jagosejarah.blogspot.co.id/2014/09/peristiwa-rengasdengklok.html?m=1 08 Agustus 2016
Markijar (2015). Arti dan Makna
Lambang Simbol Negara. From http://www.markijar.com/2015/11/arti-dan-makna-lambang-dan-simbol.html?m=1 09 Agustus 2016
13
|
[1] Darmahadi Hamid, Pengantar
Pendidikan Kewarganegaraan, (Bandung: ALFABETA.CV, 2012), hlm. 201
[2] Nadroh Siti, dkk, Indonesia
Selayang Pandang, (Ciputat: PT. Medina Indonesia, 2003), hlm. 54
[3] Darmahadi Hamid, op-cit, hlm.
201
[4] Nadroh Siti, dkk, op-cit, hlm.
55
[5] Hartono, Pancasila (ditinjau
dai nilai historis), (Jakarta: PT. Melton Putra, 1992), hlm. 27
[6] Hartono, ibid, hlm 27
[8] Hartono, ibid, hlm,
28
[9] Kabul Budiono, Pendidikan
Pancasila untuk Perguruan Tinggi, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 25
[10] Hartono, op-cit, hlm. 29
[11] Hartono, Pancasila Ditinjau
dari Segi Historis, Cet.1. (Jakarta:PT.RINEKA CIPTA, 1992). Hal. 31
[12] Hasyimi, Pendidikan Pancasila, Cet.1 (Padang: HAYFA PRESS,
2011). Hal.4
[13] Hartono, Op.Cit. Hal. 32
[14] Kansil, Sistem Pemerintahan Indonesia. Cet.8 (Jakarta: Bumi
Aksara, 1995), Hal. 30
[15] Kansil,C.S.T, Ibid,
Hal.27
[16] Hartono, op.cit. Hal.32-33
[17] Kansil, op.cit. Hal. 31
1Permana
Demak, “Peristiwa Rengasdengklok”, diakses dari http://www.jagosejarah.blogspot.co.id/2014/09/peristiwa-rengasdengklok.html?m=1, pada tanggal 08 Agustus 2016
pukul 16.42
[19]Markijar, “Makna lambang dan Simbol lambang negara”, diakses
dari www.markijar.com/2015/11/arti-dan-makna-lambang-dan-simbol.html?m=1,
pada tanggal 09 Agustus pukul 01.15
No comments:
Post a Comment