MAKALAH
PENGEMBANGAN KURIKULUM
TENTANG
LANGKAH-LANGKAH
PENGEMBANGAN KURIKULUM
OLEH
KELOMPOK IX
SILFIA SUTRI INSANI : 1614040013
ANISA SEPTIDA ARMAN : 1614040036
DOSEN PEMBIMBING:
Prof.Dr. SYAFRUDIN NURDIN
ADRIANTONI, M.Pd
TADRIS MATEMATIKA-A
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejatinya
kurikulum tidak hanya berisi serangkaian petunjuk teknis materi pelajaran.
Lebih dari itu, kurikulum merupakan sebuah progam terencana dan menyeluruh,
yang menggambarkan kualitas pendidikan suatu lembaga, mulai dari lembaga
tingkat sekolah, tingkat wilayah kecamatan, kabupaten, propinsi dan bangsa.
Dengan sendirinya, kurikulum memegang peran strategis dalam kemajuan lembaga
tersebut.
Kurikulum
tidah seharusnya bersifat statis, karena dengan seiring dengan perkembangan
zaman dan tuntutan kehidupan dalam masyarakat menjadikan kurikulum senantiasa
berkembng dan menyelaraskan dengan kemajuan zaman. Oleh karena itu,
pengembangan kurikulum berupa proses dinamis dan integratif perlu diupayakan,
melalui langkah-langkah pengembangan kurikulum yang sistematis, profesional dan
melibatkan seluruh aspek-aspek kurikulum yang terkait yang berguna untuk
tercapainya tujuan pendidikan nasional. Didalam makalah ini akan dipaparkan
tentang langkah-langkah pengembangan kurikulum.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian pengembangan kurikulum?
2.
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan
kurikulum?
3.
Apa langkah-langkah pengembangan kurikulum?
C. Tujuan Masalah
1.
Mengetahui pengertian pengembangan kurikulum
2.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pengembangan kurikulum
3.
Mengetahui langkah-langkah yang ada dalam pengembangan
kurikulum
BAB
II
PEMBAHASAN
PROSEDUR
ATAU LANGKAH PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum ialah mengarahkan
kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai
pengaruh positif yang datangnya dari luar ataupun dari dalam dengan harapan
agar peserta didik mampu untuk menghadapi masa depannya[1].
Oleh karena itu hendaknya pengembangan kurikulum harus bersifat adaptif,
antisipatif dan aplikatif. Adaptif disini yaitu pengembangan kurikulum harus
disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan peserta didik. Antisipasi bermakna
kurikulum harus dapat selalu siap untuk tujuan jangka panjang maupun jangka
pendek.
B.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum
Sekolah mendapatkan pengaruh dari
kekuatan-kekuatan yang ada dalam masyarakat, terutama dari perguruan tinggi dan
masyarakat.
1. Perguruan Tinggi
Kurikulum
minimal mendapat dua pengaruh dari perguruan tinggi. Pertama, dari pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum.
Kedua, dari pengembangan ilmu pendiddikan dan keguruan serta penyiapan
guru-guru di perguruan tinggi keguruan. Telah diuraikan terlebih dahulu bahwa
pengetahuan dan teknologi banyak memberikan sumbangan bagi isi kurikulum seta
proses pembelajaran. Perkembangan teknologi selain menjadi isi kurikulum juga
mendukung penembangan alat bantu dan media pendidikan. Penguasaan ilmu, baik
ilmu pendiddikan maupun bidang studi serta kemampuan mengajar dari guru- guru
akan sangat mempengaruhi pengembangan dan implementasi kurikulum di sekolah.
2. Masyarakat
Sekolah
merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan anak untuk kehidupan di
masyarakat. Sebagai bagian dan agen dari masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi
oleh lingkungan masyarakat dimana sekolah tersebut berada. Isi kurikulum
hendaknya mencerminkan kondisi dan dan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan
masyarakat di sekitarnya.
3. System nilai
Dalam
kehidupan masyarakat terdapat system nilai, baik nilai moral, keagamaan,
social, budaya, maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembga masyarakat juga
bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan penerusan nilai-nilai. System nilai
yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegrasi dalam
kurikulum. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengajarkan
nilai[2] :
a. Guru hendaknya mengetahui
dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat,
b. Guru hendaknya berpegang
pada prinsip demokrasi, etis, dan moral,
c. Guru berusaha menjadikan
dirinya sebagai teladan yang patut ditiru,
d. Guru mengharagi
nilai-nilai kelompok lain,
e. Memahami dan menerima
kebudayaan sendiri
C.
Langkah-langkah
pengembangan kurikulum
Penyusunan dan pengembangan kurikulum
dapat menempuh langkah-langkah:
1. Perumusan tujuan
Tujuan
di rumuskan berdasarkan analisis terhadap berbagai kebutuhan, tuntutan dan
harapan. Oleh karena itu tujuan di rumuskan dengan mempertimbangkan
faktor-faktor masyarakat, siswa itu sendiri serta ilmu pengetahuan.
2. Menentukan isi
Isi
kurikulum merupakan pengalaman belajar yang di rencanakan akan di peroleh siswa
selama mengikuti pendidikan. Pengalaman belajar ini dapat berupa mempelajari
mata pelajaran-mata pelajaran, atau jenis-jenis pengalaman belajar lain sesuai
dengan bentuk kurikulum itu sendiri.
3. Memilih kegiatan
Organisasi dapat
di rumuskan sesuai dengan tujaun dan pengalaman-pengalaman belajar
yang menjadi isi kurikulum, dengan mempertimbangkan bentuk kurikulum yang
digunakan.
4. Merumuskan evaluasi
Evaluasi
kurikulum mengacu pada tujuan kurikulum, sebagai di jelaskan di muka. Evaluasi
perlu di lakukan untuk memperoleh balikan sebagai dasar dalam melakukan
perbaikan, oleh karena itu evaluasi dapat di lakukan secara terus menerus[3].
Ada empat langkah
pengembangan kurikulum model Rogers.
1. Pemilihan target dari system pendidikan.
Didalam penentuan target ini stu-satunya criteria yang menjadi pagangan adalah
adanya kesediaan dari pejabat pendidikan untuk turut serta dalam kegiatan
kelompok yang intensif.
2. Partisipasi guru dalam pengalaman guru
dalam pengalaman kelompok yang intensif.
3. Pengembangan pengalaman kelompok yang
intensif untuk satu kelas atau unit pelajaran.
4. Partisipasi orang tua dalam kegiatan
kelompok.
Menurut Olivia pengembangan
kurikulum terdiri atas 10 langkah :
1. Perumusan filosofis,
sasaran, misi serta visi lembaga pendidikan, yang kesemuanya bersumber dari
analisis kebutuhan siswa, dan kebutuhan masyarakat.
2. Analisis kebutuhan
masyarkat di mana sekolah itu berada, kebutuhan siswa dan urgensi dari disiplin
ilmu yang harus diberikan oleh sekolah.
3. Tujuan umum dan
khusus bagaimana mengorganisasikan rancangan dan mengimplementasikan kurikulum.
4. Bagaimana menjabarkan
atau perbedaan antara tujuan umum dan tujuan khusus pembelajaran.
5. Menetapkan strategi
pembelejaran untuk mencapai tujuan.
6. Pengembangan
kurikulum.
7. Mengimplementasikan
strategi pembelajaran.
8. Pengembangan
kurikulum kembali.
9. Menyempurnakan alat
atau teknik penilaian.
Langkah –
langkah pengembangan kurikulum menurut Tyler :
1. Menentukan tujuan
Dalam penyusunan suatu kurikulum, merumuskan tujuan
merupakan langkah pertama dan utama , sebab tujuan merupakan arah atau sasaran
pendidikan[5].
2. Menentukan pengalaman belajar
Menentukan pengalaman belajar (learning experiences)
adalah aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan. Pengalaman belajar
pada aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Ada beberapa prinsip dalam
menentukan pengalaman belajar siswa, yaitu :
a.
Pengalaman siswa harus sesuai dengan tujuan yang ingin di
capai.
b.
Setiap pengalaman belajar harus memuaskan siswa.
c.
Setiap rancangan pengalaman siswa belajar sebaiknya
melibatkan siswa.
d.
Dalam suatu pengalaman belaajr dapat mencapai tujuan yang
berbeda
3.
Pengorganisasian pengalaman belajar
Ada
dua jenis pengorganisasian pengalaman belajar, yaitu :
a.
Pengorganisasian secara vertikal
Pengorganisasian secara vertikal adalah menghubungkan
pengalaman belajar dalam satu kajian yang sama dalam tingkat yang berbeda.
b.
Pengorganisasian secara horizontal
Pengorganisasian secara horisontal adalah menghubungkan
pengalaman belajar dalam bidang geografi dan sejarah dalam tingkat yang sama.
4. Penilaian tujuan belajar sebagai komponen yang dijadikan perhatian
utama
Menurut Beauchamp,
ada lima langkah atau pentahapan dalam mengembangkan suatu kurikulum
(Beauchamp’s System)[6]:
a. Menetapkan arena atau lingkup wilayah yang
akan dicakup oleh kurikulum tersebut (sekolah, kecamatan, kabupaten, propinsi,
negara). Pentahapan arena ini ditentukan oleh wewenang yang dimiliki oleh
pengambil kebijakan dalam pengembangan kurikulum,serta oleh tujuan pengembangan
kurikulum.
b. Menetapkan personalia, yaitu
siapa-siapa yang turut serta terlibat dalam pengembangan kurikulum. Ada empat
kategori orang yang turut berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum:
1) para ahli pendidikan/kurikulum yang ada
pada pusat pengembangan kurikulum dan para ahli bidang ilmu dari luar
2) para ahli pendidikan dari perguruan tinggi
atau sekolah dan guru-guru terpilih para profesional dalam sistem pendidikan
profesional lain dan tokoh-tokoh masyarakat.
5. Organisasi dan prosedur pengembangan
kurikulum.
Langkah
ini berkenaan dengan prosedur yang harus ditempuh dalam merumuskan tujuan umum
dan tujuan yang lebih khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, serta
kegiatan evaluasi, dan dalam menentukan keseluruhan desain kurikulum. Beauchamp
membagi keseluruhan kegiatan ini dalam lima langkah, yaitu:
a. membentuk tim pengembang kurikulum.
b. mengadakan penilaian atau penelitian
terhadap kurikulum yang ada yang sedang digunakan studi penjajahan tentang
kemungkinan penyusunan kurikulum baru.
c. merumuskan kriteria-kriteria bagi
penentuan kurikulum baru.
d. penyusunan dan penulisan kurikulum baru.
6. Implementasi kurikulum.
Langkah
ini merupakan langkah mengimplementasikan atau melaksanakan kurikulum yang
bukan sesuatu yang sederhana, sebab membutuhkan kesiapan yang menyeluruh,baik
kesiapan guru-guru, siswa, fasilitas, bahan maupun biaya, di samping kesiapan
manajerial dari pimpinan sekolah atau administrator setempat.
7. Evaluasi kurikulum.
Langkah ini
mencakup empat hal, yaitu:
a. Evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum
oleh guru-guru
b. Evaluasi desain kurikulum
c. Evaluasi hasil belajar siswa
d. Evaluasi dari keseluruhan sistem
kurikulum.
Data
yang diperoleh dari hasil kegiatan evaluasi ini digunakan bagi
penyempurnaan sistem dan desain kurikulum, serta prinsip-prinsip
melaksanakannya. Dalam Buku
Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum yang ditulis oleh Prof. Drs. H. Dakir
melihat bahwa langkah-langkah pada model Beaucham tersebut yang dikembangkan
oleh G.A. Beauchamp (1964) adalah sebagai berikut:
a. Suatu gagasan pengembangan kurikulum yang
telah dilaksanakan di kelas, diperluas di sekolah, disebarkan di
sekolah-sekolah di daerah tertentu baik berskala regional maupun nasional yang
disebut arena.
b. Menunjuk tim pengembang yang terdiri atas
ahli kurikulum, para ekspert, staf pengajar, petugas bimbingan, dan nara sumber
lain.
c. Tim menyusun tujuan pengajaran, materi dan
pelaksanaan proses belajar mengajar. Untuk tugas tersebut perlu dibentuk dewan
kurikulum sebagai Koordinator yang bertugas juga sebagai penilai pelaksanaan
kurikulum, memilih materi pelajaran baru, menentukan berbagai criteria untuk
memilih kurikulum mana yang akan dipakai, dan menulis secara menyeluruh
mengenai kurikulum yang akan dikembangkan.
d. Melaksanakan kurikulum di sekolah.
e. Mengevaluasi kurikulum yang berlaku
Beauchamp mengemukakan
lima hal dalam mengembangkan suatu kurikulum.
1. Pertama, menetapkan arena atau lingkup
wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum tersebut, apakah suatu sekolah,
kecamatan, kabupaten, propinsi, ataupun seluruh Negara.
2. Kedua, menetapkan personalia, yaitu
siapa-siapa yang turut seerta terlibat dalam pengembangan kurikulum.
3. Ketiga, organisasi dan prosedur
pengembangan kurikulum. Langkah ini berkenaan dengan prosedur yang harus
ditempuh dalam merumuskan tujuan umum dan tujuan yang lebih khusus, memilih isi
dan pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, dan dalam menetukan
keseluruhan dasain kurikulum.
4. Keempat, implementasi kurikulum. Langkah
ini merupakan langkah mengimplementasikan aatu melaksanakan kurikulum yang
bukan sesuatu yang sederhana, sebab membutuhkan kesiapan yang menyeluruh, baik
kesiapan guru-guru, siswa, fasilitas, bahan maupun biaya, disamping kesiapan
material dari pimpinan dan penulisan kurikulum baru.
5. Langkah yang ke;lima dan merupakan
terakhir adalah evaluasi kurikulum
Menurut Taba ada lima langkah
pengembangan kurikulum model terbalik
1. Membuat unit-unit eksperimen bersama
dengan guru-guru :
a. Mendiagnosis kebutuhan. Pada
langkah ini, pengembangan kurikulum dimulai dengan menentukan
kebuttuhan-kebutuhan siswa melalui diagnosis tentang berbagai kekurangan (deficiencies),
dan perbedaan latar belakang siswa. Tenaga pengajar mengidentifikasi
masalah-masalah, kondisi, kesulitan serta kebutuhan-kebutuhan siswa dalam suatu
proses pengajaran. Lingkup diagnosis tergantung pada latar belakang program
yang akan direvisi, termasuk didalamnya tujuan konteks dimana program tersebut
difungsikan.
b. Merumuskan tujuan khusus.
Setelah kebuttuhan-kebutuhan siswa didiagnosis, selanjutnya para pengembang
kurikulum merumuskan tujuan. Rumusan tujuan akan meliputi:
1) Konsep atau gagasan yang akan dipelajari
2) Sikap, kepekaan dan perasaan yang
akan dikembangkan
3) Cara befikir untuk memperkuat,
4) Kebiasaan dan keterampilan yang akan
dikuasai
c. Memilih isi. Pemilihan
isi kurikulum sesuai dengan tujuan meerupakan langkah berikutnya. Pemilihan isi
bukan saja didasarkan pada tujuan yang harus dicapai sesuai dengan langkah
kedua, akan tetapi juga harus mempertimbangkan segi validitas dan
kebermaknaannya untuk siswa.
d. Mengorganisasi isi.
Melalui penyeleksian, selanjutnya isi kurikulum yang telah ditentukan itu
disusun urutannya, sehingga tampak pada tingkat atau kelas berapa sebaiknya
kurikulum itu diberikan.
e. Memilih pengalaman belajar. Pada
tahap ini ditentukan pengalaman-pengalaman belajar yag harus dimiliki siswa
untuk mencapai tujuan kurikulum.
f.
Mengorganisasi
pengalaman belajar. Guru selanjutnya
menentukan bagaimana mengemas pengalaman-pengalaman belajar yang telah
ditentukan itu kedalam paket-paket kegiatan itu, siswa diajak serta, agar
mereka memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan belajar.
g. Menentukan alat evaluasi dan prosedur yang
harus dilakukan siswa. Peda penentuan alat
evaluasi guru dapat menyeleksi berbagai teknik yang dapat dilakukan untuk menilai
prestasi siswa, apakah siswa sudah mencapai tujuan atau belum.
h. Menguji keseimbangan isi kurikulum.
Pengujian ini perlu dilakukan untuk melihat kesesuaian antara isi, pengalaman
belajar, dan tipe-tipe belajar siswa.
2. Menguji unit eksperimen
Unit
yang sudah sudah dihasilkan pada langkah yang pertama harus diujicobakan pada
berbagai situasi dan kondisi belajar. Pengujian dilakukan untuk mengetahui
tigkat validitas dan kepraktisan sehingga dapat menghimpun data sebagai
penyempurnaan.
3. Mengadakan revisi dan konsolidasi
Setelah langkah pengujian, maka
langkah selanjutnya melakukan revisi dan konsolidasi. Perbaikan dan
penyempurnaan dilakukan pada data yang dihimpun sebelumnya. Selain dilakukan
perbaikan dan penyempurnaan dilakukan juga konsolidasi yaitu penarikan
kesimpulan hal-hal yang umum dan tentang konsistensi teori-teori yang
digunakan. Langkah ini dilakukan secara bersama-sama dengan coordinator kurikulum maupun
ahli kurikulum. produk dari langkah ini adalah berupa teaching learning
unityang telah diuji dilapangan. Pada langkah ini dilakukan pula penarikan
kesimpulan (konsolidasi) tentang konsistensi teori yang digunakan. Langkah ini
dilakukan bersama oleh koordinator kurikulum dan ahli kurikulum. Bila hasilnya
sudah memadai, maka unit-unit tersebut dapat disebarkan dalam lingkup yang
lebih luas.
4. Pengembangan keseluruhan kerangka
kurikulum (developing a frame work)
Apabila
dalam kegiatan penyempurnaan dan konsolidasi telah diperoleh sifatnya yang
lebih menyeluruh atau berlaku lebih luas, hal itu harus dikaji oleh para
ahli
kurikulum.
5. Implementasi dan desiminasi
Dalam langkah ini dilakukan penerapan dan
penyebarluasan program ke daerah dan sekolah-sekolah dan dilakukan pendataan
tetang kesulitan serta permasalahan yang dihadapi guru-guru di lapangan. Oleh
karena itu perlu diperhatikan tentang persiapan dilapangan yang berkaitan
dengan aspek-aspek penerapan kurikulum. Pengembangan kurikulum realitas dengan
pelaksanaannya, yaitu melalui pengujian terlebih dahulu oleh staf pengajar yang
profesional. Dengan demikian, model ini benar-benar memadukan teori dan
praktek.
Menurut Wheeler berpendapat bahwa pengembangan kurikulum
teridri dari 5 tahap yaitu:
1. Mementukan tujuan umum dan tujuan khusus.
Dalam
hal ini tujuan umum dapat berupa tujuan yang bersifat normative yang mengandung
tujuan filisofis (aim) atau tujuan pembelajaran yang bersifat praktis (goals).
Sedangkan yang menjadi tujuan khusus yaitu tujuan yang bersifat spesifik dan
observable (objective) yaitu suatu tujuan pembelajaran yang mudah diukur
ketercapaiannya. Dalam pengembangan kurikulum menurut Wheeler
penentuan tujuan merupakan tahap awal yang harus dilakukan. Dalam penyusunan
suatu kurikulumin, merumuskan tujuan merupakan hal yang harus dikerjakan karena
tujuan merupakan arah atau sasaran pendidikan. Tanpa ada tujuan maka apa yang
ingin di capai akan menjadi tidak.
2. Menentukan pengalaman belajar yang mungkin
dapat dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam dalam
langkah pertama.
Yang dimaksud dengan pengalaman belajar disini
adalah segala aktivitas siswa dalam berinteraksi denagn lingkungan.
Menentukan pengalaman belajar merupakan hal yang penting untuk materi - materi
yang sesuai dalam proses pembelajaran.
3. Menentukan isi dan materi pelajaran
sesuai dengan pengalaman belajar
Tahap
ketiga dalam pengembangan kurikulum menurut Wheeler adalah penentuan isi dan
materi pelajaran. Penentuan isi dan materi pelajaran ini di dasarkan atas
pengalaman belajar yang di alami oleh peserta didik, pengalaman belajar yang
dialami oleh peserta didik dijadikan suatu acuan dalam penyusunan materi
ajar.langkah langkah pengorganisasian merupakan hal yang sangat penting karena
dengan pengorganisasian yang jelas akan memberikan arah bagi pelaksanaan proses
pembelajaran sehingga menjadi pengalaman belajar bagi pelaksanaan proses
pembelajaran sehingga menjadi pengalaman belajar yang nyata bagi siswa.
4. Mengorganisasi atau menyatukan pengalaman
belajar dengan isi atau materi pelajaran. Setelah materi ajar disusun maka
dilakukan penyatuan antara pengalaman belajar dengan materi ajar yang telah
disusun, hal ini bertujuan agar terjadi hubungan atau kesinambungan antara
pengalaman belajar dengan materi ajar. Sehingga proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan naik sehingga hasil yang diperoleh pun dapat maksimal.
5. Melakukan evaluasi setiap fase
pengembangan dan pencapaian tujuan. Disini setelah proses pembelajaran selesai
akan dilaksanakan suatu proses evaluasi. Dalam proses pengembangan kurikulum
ini tahap evaluasi merupakan tahap yang sangat penting, hal itu karena proses
penilaian atau evaluasi dapat memberikan informasi tentang ketercapaian
daripada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengembangan
kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang
diharapkan karena adanya berbagai pengaruh positif yang datangnya dari luar
ataupun dari dalam dengan harapan agar peserta didik mampu untuk menghadapi
masa depannya. Langkah-langkah pengembangan kurikulum terdiri dari; merumuskan
tujuan pembelajaran, menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar, mengorganisasi pengalaman - pegalaman
belajar, dan mengevaluasi.
B.
Saran
Dalam
pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Pemakalah menyarankan agar pembaca tidak hanya berpegang pada makalah ini. Oleh
karena itu, pemakalah memerlukan saran dari pembaca untuk menyempurnakan
makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali,
Mohammad. 1992. Pengembanhan Kurikulum di Sekolah.
Bandung. Sinar Baru.
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.
Nasution, S. 2010. Kurikulum
dan Pengajaran. Jakarta. PT. Bumi Aksara.
Syaodih, Nana Sukmadinata. 2002. Pengembangan
Kurikulum teori dan Praktek. Bandung. PT Rosda Karya.
http://jawharie.blogspot.co.id/2010/12/langkah-langkah-pengembangan-kurikulum.html
(diakses pada 12 April 2018
pukul 20.00)
http://ernywati.blogspot.com/2011/06/model-pengembangan-kurikulum-menurut.html
(diakses pada 14 April 2018 pukul 21.000
http://pelajarcerdasyaspia.blogspot.co.id/2015/02/langkah-langkah-pengembangan
kurikulum.html (diakses pada 14 April 2018 pukul
21.050
[1] S. Nasution, Kurikulum dan
Pengajaran, (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2010), Hal.8
[2]Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan kurikulum teori dan praktek. (Bandung :PT Remaja
Rosdakarya,2002), Hal. 167-168
[6] Ibid.,
No comments:
Post a Comment