Search This Blog

Thursday, December 6, 2018

Makalah Pengembangan Kurikulum tentang Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum




MAKALAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM

TENTANG

LANGKAH-LANGKAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM





OLEH

KELOMPOK IX

 SILFIA SUTRI INSANI     : 1614040013

ANISA SEPTIDA ARMAN : 1614040036





DOSEN PEMBIMBING:

Prof.Dr. SYAFRUDIN NURDIN

ADRIANTONI, M.Pd



TADRIS MATEMATIKA-A

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

2017/2018

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sejatinya kurikulum tidak hanya berisi serangkaian petunjuk teknis materi pelajaran. Lebih dari itu, kurikulum merupakan sebuah progam terencana dan menyeluruh, yang menggambarkan kualitas pendidikan suatu lembaga, mulai dari lembaga tingkat sekolah, tingkat wilayah kecamatan, kabupaten, propinsi dan bangsa. Dengan sendirinya, kurikulum memegang peran strategis dalam kemajuan lembaga tersebut.
Kurikulum tidah seharusnya bersifat statis, karena dengan seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan kehidupan dalam masyarakat menjadikan kurikulum senantiasa berkembng dan menyelaraskan dengan kemajuan zaman. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum berupa proses dinamis dan integratif perlu diupayakan, melalui langkah-langkah pengembangan kurikulum yang sistematis, profesional dan melibatkan seluruh aspek-aspek kurikulum yang terkait yang berguna untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional. Didalam makalah ini akan dipaparkan tentang langkah-langkah pengembangan kurikulum.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pengembangan kurikulum?
2.      Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum?
3.      Apa langkah-langkah pengembangan kurikulum?
C.    Tujuan Masalah
1.      Mengetahui pengertian pengembangan kurikulum
2.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum
3.      Mengetahui langkah-langkah yang ada dalam pengembangan kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
PROSEDUR ATAU LANGKAH PENGEMBANGAN KURIKULUM
A.    Pengertian Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh positif yang datangnya dari luar ataupun dari dalam dengan harapan agar peserta didik mampu untuk menghadapi masa depannya[1]. Oleh karena itu hendaknya pengembangan kurikulum harus bersifat adaptif, antisipatif dan aplikatif. Adaptif disini yaitu pengembangan kurikulum harus disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan peserta didik. Antisipasi bermakna kurikulum harus dapat selalu siap untuk tujuan jangka panjang maupun jangka pendek.
B.     Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum
Sekolah mendapatkan pengaruh dari kekuatan-kekuatan yang ada dalam masyarakat, terutama dari perguruan tinggi dan masyarakat.
1.      Perguruan Tinggi
Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari perguruan tinggi. Pertama, dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum. Kedua, dari pengembangan ilmu pendiddikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru di perguruan tinggi keguruan. Telah diuraikan terlebih dahulu bahwa pengetahuan dan teknologi banyak memberikan sumbangan bagi isi kurikulum seta proses pembelajaran. Perkembangan teknologi selain menjadi isi kurikulum juga mendukung penembangan alat bantu dan media pendidikan. Penguasaan ilmu, baik ilmu pendiddikan maupun bidang studi serta kemampuan mengajar dari guru- guru akan sangat mempengaruhi pengembangan dan implementasi kurikulum di sekolah.
2.      Masyarakat
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan anak untuk kehidupan di masyarakat. Sebagai bagian dan agen dari masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dimana sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi dan dan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat di sekitarnya.
3.      System nilai
Dalam kehidupan masyarakat terdapat system nilai, baik nilai moral, keagamaan, social, budaya, maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembga masyarakat juga bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan penerusan nilai-nilai. System nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegrasi dalam kurikulum. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengajarkan nilai[2] :
a.       Guru hendaknya mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat,
b.      Guru hendaknya berpegang pada prinsip demokrasi, etis, dan moral,
c.       Guru berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru,
d.      Guru mengharagi nilai-nilai kelompok lain,
e.       Memahami dan menerima kebudayaan sendiri
C.    Langkah-langkah pengembangan kurikulum
Penyusunan dan pengembangan kurikulum dapat menempuh langkah-langkah:
1.      Perumusan tujuan
Tujuan di rumuskan berdasarkan analisis terhadap berbagai kebutuhan, tuntutan dan harapan. Oleh karena itu tujuan di rumuskan dengan mempertimbangkan faktor-faktor masyarakat, siswa itu sendiri serta ilmu pengetahuan.
2.      Menentukan isi
Isi kurikulum merupakan pengalaman belajar yang di rencanakan akan di peroleh siswa selama mengikuti pendidikan. Pengalaman belajar ini dapat berupa mempelajari mata pelajaran-mata pelajaran, atau jenis-jenis pengalaman belajar lain sesuai dengan bentuk kurikulum itu sendiri.
3.      Memilih kegiatan
Organisasi dapat di rumuskan sesuai dengan  tujaun dan pengalaman-pengalaman belajar yang menjadi isi kurikulum, dengan mempertimbangkan bentuk kurikulum yang digunakan.
4.      Merumuskan evaluasi
Evaluasi kurikulum mengacu pada tujuan kurikulum, sebagai di jelaskan di muka. Evaluasi perlu di lakukan untuk memperoleh balikan sebagai dasar dalam melakukan perbaikan, oleh karena itu evaluasi dapat di lakukan secara terus menerus[3].
Ada empat langkah pengembangan kurikulum model Rogers.
1.      Pemilihan target dari system pendidikan. Didalam penentuan target ini stu-satunya criteria yang menjadi pagangan adalah adanya kesediaan dari pejabat pendidikan untuk turut serta dalam kegiatan kelompok yang intensif.
2.      Partisipasi guru dalam pengalaman guru dalam pengalaman kelompok yang intensif.
3.      Pengembangan pengalaman kelompok yang intensif untuk satu kelas atau unit pelajaran.
4.      Partisipasi orang tua dalam kegiatan kelompok.
Menurut Olivia pengembangan kurikulum terdiri atas 10 langkah :
1.      Perumusan filosofis, sasaran, misi serta visi lembaga pendidikan, yang kesemuanya bersumber dari analisis kebutuhan siswa, dan kebutuhan masyarakat.
2.      Analisis kebutuhan masyarkat di mana sekolah itu berada, kebutuhan siswa dan urgensi dari disiplin ilmu yang harus diberikan oleh sekolah.
3.      Tujuan umum dan khusus bagaimana mengorganisasikan rancangan dan mengimplementasikan kurikulum.
4.      Bagaimana menjabarkan atau perbedaan antara tujuan umum dan tujuan khusus pembelajaran.
5.      Menetapkan strategi pembelejaran untuk mencapai tujuan.
6.      Pengembangan kurikulum.
7.      Mengimplementasikan strategi pembelajaran.
8.      Pengembangan kurikulum kembali.
9.      Menyempurnakan alat atau teknik penilaian.
10.  Evaluasi terhadap pembelajaran dan evalusi kurikulum[4]
Langkah – langkah pengembangan kurikulum menurut Tyler :
1.      Menentukan tujuan
Dalam penyusunan suatu kurikulum, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama dan utama , sebab tujuan merupakan arah atau sasaran pendidikan[5].
2.      Menentukan pengalaman belajar
Menentukan pengalaman belajar (learning experiences) adalah aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan. Pengalaman belajar pada aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Ada beberapa prinsip dalam menentukan pengalaman belajar siswa, yaitu :
a.       Pengalaman siswa harus sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.
b.      Setiap pengalaman belajar harus memuaskan siswa.
c.       Setiap rancangan pengalaman siswa belajar sebaiknya melibatkan siswa.
d.      Dalam suatu pengalaman belaajr dapat mencapai tujuan yang berbeda
3.      Pengorganisasian pengalaman belajar
Ada dua jenis pengorganisasian pengalaman belajar, yaitu :
a.       Pengorganisasian secara vertikal
Pengorganisasian secara vertikal adalah menghubungkan pengalaman belajar dalam satu kajian yang sama dalam tingkat yang berbeda.
b.      Pengorganisasian secara horizontal
Pengorganisasian secara horisontal adalah menghubungkan pengalaman belajar dalam bidang geografi dan sejarah dalam tingkat yang sama.
4.      Penilaian tujuan belajar sebagai komponen yang dijadikan perhatian utama
Menurut Beauchamp, ada lima langkah atau pentahapan dalam mengembangkan suatu kurikulum (Beauchamp’s System)[6]:
a.       Menetapkan arena atau lingkup wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum tersebut (sekolah, kecamatan, kabupaten, propinsi, negara). Pentahapan arena ini ditentukan oleh wewenang yang dimiliki oleh pengambil kebijakan dalam pengembangan kurikulum,serta oleh tujuan pengembangan kurikulum.
b.       Menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut serta terlibat dalam pengembangan kurikulum. Ada empat kategori orang yang turut berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum:
1)      para ahli pendidikan/kurikulum yang ada pada pusat pengembangan kurikulum dan para ahli bidang ilmu dari luar
2)      para ahli pendidikan dari perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru terpilih para profesional dalam sistem pendidikan profesional lain dan tokoh-tokoh masyarakat.
5.      Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum.
Langkah ini berkenaan dengan prosedur yang harus ditempuh dalam merumuskan tujuan umum dan tujuan yang lebih khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, dan dalam menentukan keseluruhan desain kurikulum. Beauchamp membagi keseluruhan kegiatan ini dalam lima langkah, yaitu:
a.       membentuk tim pengembang kurikulum.
b.      mengadakan penilaian atau penelitian terhadap kurikulum yang ada yang sedang digunakan studi penjajahan tentang kemungkinan penyusunan kurikulum baru.
c.       merumuskan kriteria-kriteria bagi penentuan kurikulum baru.
d.      penyusunan dan penulisan kurikulum baru.
6.      Implementasi kurikulum.
Langkah ini merupakan langkah mengimplementasikan atau melaksanakan kurikulum yang bukan sesuatu yang sederhana, sebab membutuhkan kesiapan yang menyeluruh,baik kesiapan guru-guru, siswa, fasilitas, bahan maupun biaya, di samping kesiapan manajerial dari pimpinan sekolah atau administrator setempat.
7.      Evaluasi kurikulum.
Langkah ini mencakup empat hal, yaitu:
a.       Evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru
b.      Evaluasi desain kurikulum
c.       Evaluasi hasil belajar siswa
d.      Evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum.
Data yang diperoleh dari hasil kegiatan evaluasi ini digunakan bagi penyempurnaan sistem dan desain kurikulum, serta prinsip-prinsip melaksanakannya. Dalam Buku Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum yang ditulis oleh Prof. Drs. H. Dakir melihat bahwa langkah-langkah pada model Beaucham tersebut yang dikembangkan oleh G.A. Beauchamp (1964) adalah sebagai berikut:
a.       Suatu gagasan pengembangan kurikulum yang telah dilaksanakan di kelas, diperluas di sekolah, disebarkan di sekolah-sekolah di daerah tertentu baik berskala regional maupun nasional yang disebut arena.
b.      Menunjuk tim pengembang yang terdiri atas ahli kurikulum, para ekspert, staf pengajar, petugas bimbingan, dan nara sumber lain.
c.       Tim menyusun tujuan pengajaran, materi dan pelaksanaan proses belajar mengajar. Untuk tugas tersebut perlu dibentuk dewan kurikulum sebagai Koordinator yang bertugas juga sebagai penilai pelaksanaan kurikulum, memilih materi pelajaran baru, menentukan berbagai criteria untuk memilih kurikulum mana yang akan dipakai, dan menulis secara menyeluruh mengenai kurikulum yang akan dikembangkan.
d.      Melaksanakan kurikulum di sekolah.
e.       Mengevaluasi kurikulum yang berlaku
Beauchamp mengemukakan lima hal dalam mengembangkan suatu kurikulum.
1.      Pertama, menetapkan arena atau lingkup wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum tersebut, apakah suatu sekolah, kecamatan, kabupaten, propinsi, ataupun seluruh Negara.
2.      Kedua, menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut seerta terlibat dalam pengembangan kurikulum.
3.      Ketiga, organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum. Langkah ini berkenaan dengan prosedur yang harus ditempuh dalam merumuskan tujuan umum dan tujuan yang lebih khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, dan dalam menetukan keseluruhan dasain kurikulum.
4.      Keempat, implementasi kurikulum. Langkah ini merupakan langkah mengimplementasikan aatu melaksanakan kurikulum yang bukan sesuatu yang sederhana, sebab membutuhkan kesiapan yang menyeluruh, baik kesiapan guru-guru, siswa, fasilitas, bahan maupun biaya, disamping kesiapan material dari pimpinan dan penulisan kurikulum baru.
5.      Langkah yang ke;lima dan merupakan terakhir adalah evaluasi kurikulum

Menurut Taba ada lima langkah pengembangan kurikulum model terbalik
1.      Membuat unit-unit eksperimen bersama dengan guru-guru :
a.       Mendiagnosis kebutuhan. Pada langkah ini, pengembangan kurikulum dimulai dengan  menentukan kebuttuhan-kebutuhan siswa melalui diagnosis tentang berbagai kekurangan (deficiencies), dan perbedaan latar belakang siswa. Tenaga pengajar mengidentifikasi masalah-masalah, kondisi, kesulitan serta kebutuhan-kebutuhan siswa dalam suatu proses pengajaran. Lingkup diagnosis tergantung pada latar belakang program yang akan direvisi, termasuk didalamnya tujuan konteks dimana program tersebut difungsikan.
b.      Merumuskan tujuan khusus. Setelah kebuttuhan-kebutuhan siswa didiagnosis, selanjutnya para pengembang kurikulum merumuskan tujuan. Rumusan tujuan akan meliputi:
1)      Konsep atau gagasan yang akan dipelajari
2)       Sikap, kepekaan dan perasaan yang akan dikembangkan
3)      Cara befikir untuk memperkuat,
4)      Kebiasaan dan keterampilan yang akan dikuasai
c.       Memilih isi. Pemilihan isi kurikulum sesuai dengan tujuan meerupakan langkah berikutnya. Pemilihan isi bukan saja didasarkan pada tujuan yang harus dicapai sesuai dengan langkah kedua, akan tetapi juga harus mempertimbangkan segi validitas dan kebermaknaannya untuk siswa.
d.      Mengorganisasi isi. Melalui penyeleksian, selanjutnya isi kurikulum yang telah ditentukan itu disusun urutannya, sehingga tampak pada tingkat atau kelas berapa sebaiknya kurikulum itu diberikan.
e.       Memilih pengalaman belajar. Pada tahap ini ditentukan pengalaman-pengalaman belajar yag harus dimiliki siswa untuk mencapai tujuan kurikulum.
f.        Mengorganisasi pengalaman belajar. Guru selanjutnya menentukan bagaimana mengemas pengalaman-pengalaman belajar yang telah ditentukan itu kedalam paket-paket kegiatan itu, siswa diajak serta, agar mereka memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan belajar.
g.      Menentukan alat evaluasi dan prosedur yang harus dilakukan siswa. Peda penentuan alat evaluasi guru dapat menyeleksi berbagai teknik yang dapat dilakukan untuk menilai prestasi siswa, apakah siswa sudah mencapai tujuan atau belum.
h.      Menguji keseimbangan isi kurikulum. Pengujian ini perlu dilakukan untuk melihat kesesuaian antara isi, pengalaman belajar, dan tipe-tipe belajar siswa.
2.      Menguji unit eksperimen
Unit yang sudah sudah dihasilkan pada langkah yang pertama harus diujicobakan pada berbagai situasi dan kondisi belajar. Pengujian dilakukan untuk mengetahui tigkat validitas dan kepraktisan sehingga dapat menghimpun data sebagai penyempurnaan.
3.      Mengadakan revisi dan konsolidasi
Setelah langkah pengujian, maka langkah selanjutnya melakukan revisi dan konsolidasi. Perbaikan dan penyempurnaan dilakukan pada data yang dihimpun sebelumnya. Selain dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dilakukan juga konsolidasi yaitu penarikan kesimpulan hal-hal yang umum dan tentang konsistensi teori-teori yang digunakan. Langkah ini dilakukan secara bersama-sama dengan coordinator kurikulum maupun ahli kurikulum. produk dari langkah ini adalah berupa teaching learning unityang telah diuji dilapangan. Pada langkah ini dilakukan pula penarikan kesimpulan (konsolidasi) tentang konsistensi teori yang digunakan. Langkah ini dilakukan bersama oleh koordinator kurikulum dan ahli kurikulum. Bila hasilnya sudah memadai, maka unit-unit tersebut dapat disebarkan dalam lingkup yang lebih luas.
4.      Pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum (developing a frame work)
Apabila dalam kegiatan penyempurnaan dan konsolidasi telah diperoleh sifatnya yang  lebih menyeluruh atau berlaku lebih luas, hal itu harus dikaji oleh para ahli kurikulum.                            
5.      Implementasi dan desiminasi
Dalam langkah ini dilakukan penerapan dan penyebarluasan program ke daerah dan sekolah-sekolah dan dilakukan pendataan tetang kesulitan serta permasalahan yang dihadapi guru-guru di lapangan. Oleh karena itu perlu diperhatikan tentang persiapan dilapangan yang berkaitan dengan aspek-aspek penerapan kurikulum. Pengembangan kurikulum realitas dengan pelaksanaannya, yaitu melalui pengujian terlebih dahulu oleh staf pengajar yang profesional. Dengan demikian, model ini benar-benar memadukan teori dan praktek.
Menurut Wheeler berpendapat bahwa pengembangan kurikulum teridri dari 5 tahap yaitu:
1.      Mementukan tujuan umum dan tujuan khusus.
Dalam hal ini tujuan umum dapat berupa tujuan yang bersifat normative yang mengandung tujuan filisofis (aim) atau tujuan pembelajaran yang bersifat praktis (goals). Sedangkan yang menjadi tujuan khusus yaitu tujuan yang bersifat spesifik dan observable (objective) yaitu suatu tujuan pembelajaran yang mudah diukur ketercapaiannya.  Dalam pengembangan kurikulum menurut Wheeler penentuan tujuan merupakan tahap awal yang harus dilakukan. Dalam penyusunan suatu kurikulumin, merumuskan tujuan merupakan hal yang harus dikerjakan karena tujuan merupakan arah atau sasaran pendidikan. Tanpa ada tujuan maka apa yang ingin di capai akan menjadi tidak.
2.      Menentukan pengalaman belajar yang mungkin dapat dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam dalam langkah pertama.
 Yang dimaksud dengan pengalaman belajar disini adalah segala aktivitas siswa dalam berinteraksi denagn lingkungan. Menentukan pengalaman belajar merupakan hal yang penting untuk materi - materi yang sesuai dalam proses pembelajaran.
3.       Menentukan isi dan materi pelajaran sesuai dengan pengalaman belajar
Tahap ketiga dalam pengembangan kurikulum menurut Wheeler adalah penentuan isi dan materi pelajaran. Penentuan isi dan materi pelajaran ini di dasarkan atas pengalaman belajar yang di alami oleh peserta didik, pengalaman belajar yang dialami oleh peserta didik dijadikan suatu acuan dalam penyusunan materi ajar.langkah langkah pengorganisasian merupakan hal yang sangat penting karena dengan pengorganisasian yang jelas akan memberikan arah bagi pelaksanaan proses pembelajaran sehingga menjadi pengalaman belajar bagi pelaksanaan proses pembelajaran sehingga menjadi pengalaman belajar yang nyata bagi siswa.
4.      Mengorganisasi atau menyatukan pengalaman belajar dengan isi atau materi pelajaran. Setelah materi ajar disusun maka dilakukan penyatuan antara pengalaman belajar dengan materi ajar yang telah disusun, hal ini bertujuan agar terjadi hubungan atau kesinambungan antara pengalaman belajar dengan materi ajar. Sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan naik sehingga hasil yang diperoleh pun dapat maksimal.
5.      Melakukan evaluasi setiap fase pengembangan dan pencapaian tujuan. Disini setelah proses pembelajaran selesai akan dilaksanakan suatu proses evaluasi. Dalam proses pengembangan kurikulum ini tahap evaluasi merupakan tahap yang sangat penting, hal itu karena proses penilaian atau evaluasi dapat memberikan informasi tentang ketercapaian daripada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh positif yang datangnya dari luar ataupun dari dalam dengan harapan agar peserta didik mampu untuk menghadapi masa depannya. Langkah-langkah pengembangan kurikulum terdiri dari; merumuskan tujuan pembelajaran, menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar,  mengorganisasi pengalaman - pegalaman belajar,  dan mengevaluasi.
B.     Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Pemakalah menyarankan agar pembaca tidak hanya berpegang pada makalah ini. Oleh karena itu, pemakalah memerlukan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. 1992. Pengembanhan Kurikulum di Sekolah. Bandung. Sinar Baru.
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.
Nasution, S.  2010. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta. PT. Bumi Aksara.
Syaodih, Nana Sukmadinata. 2002. Pengembangan Kurikulum teori dan Praktek. Bandung. PT Rosda Karya.




[1] S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2010), Hal.8 
[2]Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan kurikulum teori dan praktek. (Bandung :PT Remaja Rosdakarya,2002), Hal. 167-168

[3] Mohammad Ali, Pengembanhan Kurikulum di Sekolah. (Bandung: Sinar Baru, 1992), Hal. 66-67.

[4] http://ernywati.blogspot.com/2011/06/model-pengembangan-kurikulum-menurut.html
[5] Oemar Hamalik,  Kurikulum dan Pembelajaran.(Jakarta:Bumi Aksara, 2005), Hal. 24

[6] Ibid.,

No comments:

Post a Comment

Entri yang Diunggulkan

Makalah Pengembangan Kurikulum tentang Evaluasi Kurikulum