Search This Blog

Sunday, December 9, 2018

Makalah Tahsinul Qur'an tentang Jenis-jenis Hamzah



MAKALAH
TAHSINUL QUR’AN
Tentang
“Jenis-jenis Hamzah

Oleh :
Muhammad Imam Ashari Rambe
1614040023
                  
                  

Dosen Pembimbing:
Ihsan Nuzula, S.Pd.I, M.Pd.I



JURUSAN TADRIS MATEMATIKA A
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
TAHUN AJARAN 2016/2017 M
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Jenis-jenis Hamzah

1.   Pengertian Hamzah

      Hamzah adalah huruf hijaiyah yang tidak mempunyai bentuk sendiri dalam tulisan Arab seperti halnya huruf-huruf hijaiyah lainnya: ba, sin, lam, dan lainnya. Karena itu huruf hijaiyah hanya berjumlah 28 sebab tidak memasukkan hamzah di dalamnya. Ra’sul ‘ain atau kepala „ain yang biasanya dilambangkan dengan bentuk ‟ bukan bentuk asli hamzah. Tanda ini hanya dipergunakan untuk menandai hamzah qath dan membedakannya dengan hamzah washal.

      Hamzah adalah huruf hijaiyah yang menerima vokal (harakat). Berbeda dengan alif. Alif tidak menerima harakat dan selamanya menyandang sukun. Hamzah terletak di awal, di tengah atau di akhir kalimat. Sedangkan alif hanya berada di tengah dan di akhir kalimat. Alif hanya mempunyai satu bentuk, yaitu bentuknya sendiri. Sedangkan hamzah karena dia tidak mempunyai bentuk sendiri maka terkadang ditulis dalam bentuk alif, wawu, atau ya.

      Di tengah masyarakat, umumnya masih menganggap hamzah sama dengan Alif, padahal keduanya memiliki perbedaan yang sangat signifikan dalam berbagai aspek, baik aspek penulisan, fungsi, maupun bentuk. Perbedaannya adalah :

a.     Hamzah adalah huruf tertentu yang menerima harokat.

b.    Alif adalah huruf tertentu yang tidak menerima harokat.[1]

2.      Cara Pengucapan dan Bunyi Hamzah



a.       Cara Mengucapkan Huruf Hamzah

1)      Usahakan dinding-dinding pharyng, apa itu? (rongga tenggorokan) bagian bawah saling menghimpit sehingga suara dan nafas yang sedang keluar dapat tertahan (jahr dan syiddah)

2)      Posisi lidah bagian pangkal jangan sampai naik ke langit-langit (istifal).

3)      Posisi lidah bagian ujung tidak melekat ke langit-langit. (Infitah)

4)      Huruf ini termasuk kelompok Ishmat.



b.      Bunyi huruf hamzah

1)      Huruf Hamzah dalam al Qur'an bila berbaris fathah sepadan dengan bunyi huruf abjad (a),

2)      Bila berbaris kasrah sepadan dengan bunyi abjad (i)

3)      Namun bila huruf hamzah ini berharokat dhammah sepadan dengan huruf abjad (u),[2]



3.      Pembagian Hamzah

a.       Hamzah Washal

Hamzah washal adalah hamzah yang tetap (dibaca) pada permulaan dan gugur (tidak dibaca) ketika washal. Dalam kaidah ialah :alif yang ditulis pada awal kalimat, akan tetapi hamzah itu huruf tambahan dan bukan huruf asli.

Hamzah washal adalah hamzah tambahan yang harus dibaca pada awal kalimat dan tidak dibaca ditengah kalimat atau apabila sebelumnya terdapat huruf hidup. Hamzah washal yang terdapat di dalam mushaf timur tengah adalah hamzah yang ditulis dengan huruf alif di atas adalah kepalahuruf shad kecil.[3]

Hamzah washal pada awal kalimat bisa dibaca dengan harakat fathah, kasrah, dan dhammah disesuaikan dengan kaidah yang berlaku :

1.      Kaidah hamzah washal yang dibaca fathah

a.       Ketika hamzah washal berada pada istifham yang ma’rifatkan dengan alif lam (ال )

Contoh:

 لله رب العلمين الحمد

b.      Apabila hamzah istifham (kata tanya ) masuk pada hamzah washal, maka hamzah washal dibuang, sehingga yang ditulis dan yang dibaca hanya hamzah istifham. Keadaan ini terjadi, agar supaya huruf mati yang mengikutinya dapat diucapkan atau dibaca. Keadaan ini hanya terdapat pada tujuh tempat dalam Al-Quran.

c.       Apabila hamzah istifham dan hamzah washal sama-sama tetap ada pada satu kata. Keadaan ini boleh terjadi dengan syarat apabila huruf hamzah tersebut diikuti oleh huruf lam. Huruf hamzah washal boleh dibaca dengan dua cara :

1.      Tashil baina-baina yakni membaca hamzah washal dengan bunyi antara hamzah dan alif tanpa mad.

2.      Mengganti hamzah washal dengan huruf mad yang dibaca dalam ukuran panjang enam harakat.

Hamzah istifham dan hamzah washal sama-sama tetap ada pada satu kalimat yang boleh dibaca dengan dua cara, di dalam Al Quran hanya pada tiga kata saja yaitu :[4]

2.      Kaidah hamzah washal yang dibaca dengan harakat dhammah

a.       Hamzah washal berada pada fi’il amar tsulasi (kata kerja perintah) dan huruf ketiga dari fi’il amar tersebut berharakat dhammah.

contoh : ادع

b.    Apabila berada pada fi’il mabni majhul

Contoh : ستهز ئ- اسثحفظو ا ابتلي-ا. [5]



3.      Kaidah hamzah washal yang dibaca dengan harakat kasrah.

a.     Apabila hamzah washal berada pada fi’il amar tsulasi khumasi atau sudasi (kata kerja perintah) dan huruf ketiga dari fi’il amar tersebut berharakat fathah atau kasrah.



b.      Apabila hamzah washal yang ada pada kata benda hanya berharakat kasrah saja. Keadaan ini hanya terdapat pada tujuh kata benda nakirah. Tujuh kata benda nakirah tersebut adalah :



c.     Apabila hamzah terdapat pada fi’il khumasi dan sudasi. Contoh hamzah washal yang terdapat pada fi’il madhi, fi’il amr dan mashdar dari fi’il khumasi:



   ا نطلقو ا-ا قثر بث- ابثغاء-افثر اء[6]



Cara baca hamzah washal :

1.      Hamzah washal yang ada pada Alif Lam / Al ta’rif selamanya dibaca fathah.

2.      Apabila huruf ke 3 berharakat (berbaris) dhammah, maka hamzah washal dibaca dhammah.

3.      Apabila huruf ke 3 berharakat (berbaris) atau kasrah maka hamzah washal dibaca kasrah.[7]



1.      Hamzah Qath’i

               Hamzah yang ditetapkan atau dibaca pada saat memulai, menyambung dan menulis. Dinamakan hamzah qath’i oleh karena memotong sebagian huruf dari sebagian yang lain ketika mengucapkan. Dapat disimpulkan hamzah qath’i adalah hamzah yang selamanya tetap dibaca dan ditulis diawal, di tengah, maupaun di akhir sebuah kalimat (kata) isim, fiil dan huruf.[8]

               Hamzah Qatha‟ berupa Hamzah yang selalu diucapkan dengan ber-harkah fathah, dhammah atau kasrah. Tidak gugur pengucapannya baik di awal permulaan kalimat atau di tengah-tengah kalimat. Dan tidak gugur sekalipun berada diantara dua kalimah yang tersambung. tertulis di atas Alif bilamana berharkah fathah atau dhammah, dan dibawah Alif bilamana berharkah kasrah. Bentuknya seperti bentuk kepala Ain  (ء).[9]

                        Contoh:

Screenshot_2017-12-07-21-44-06-1.png

                                   





Hamzah qath’i yang terdapat pada kalimah fi’il:



1.      Terdapat fi’il madhi 4 huruf yang berwazan أَفْعَلَ



FI’IL AMAR RUBA’I
SEMUA FI’IL MUDHARI’ DG HAMZAH MUDHARA’AH
FI’IL MADHI RUBA’I
أَكْرِمْ
أَفْتَحُ – أُكْرِمُ – أَتَعَلَّمُ – أَسْتَخْرِجُ
أَكْرَمَ



2.      Terdapat pada fi’il mudhari’ yang diawali hamzah mudhara’ah (tanda mutakallim / orang pertama tunggal)



FI’IL AMAR RUBA’I
SEMUA FI’IL MUDHARI’ DG HAMZAH MUDHARA’AH
FI’IL MADHI RUBA’I
أَكْرِمْ
أَفْتَحُ – أُكْرِمُ – أَتَعَلَّمُ – أَسْتَخْرِجُ
أَكْرَمَ



3.      Terdapat fi’il amar 4 huruf yang berwazan أَفْعَلَ



FI’IL AMAR RUBA’I
SEMUA FI’IL MUDHARI’ DG HAMZAH MUDHARA’AH
FI’IL MADHI RUBA’I
أَكْرِمْ
أَفْتَحُ – أُكْرِمُ – أَتَعَلَّمُ – أَسْتَخْرِجُ
أَكْرَمَ



4.      Terdapat pada fi’il madhi tsulatsi bina’ mahmuz



FI’IL MADHI TSULATSI MAHMUZ
FI’IL MADHI TSULATSI MAHMUZ
FI’IL MADHI TSULATSI MAHMUZ
أَدَمَ
أَخَذَ
أَمَرَ
أَثَرَ
أَثِمَ
أَدُبَ





Hamzah qath’i yang terdapat pada kalimah huruf :

·         Semua kalimah huruf yang berwalah hamzah, tentunya hamzah qath’i, kecuali huruf “AL” pema’rifah



KALIMAH HURUF
KALIMAH HURUF
KALIMAH HURUF
KALIMAH HURUF
KALIMAH HURUF
إِلاَّ
إِلَى
إِذْ
إِذَنْ
إِذْماَ
أَوْ
إِنَّ
إِنْ
أَماَ
أَمْ



Hamzah qath’i yang terdapat pada kalimah isim:

·         Semua kalimah isim yang berwalah hamzah, tentunya hamzah qath’i, selain pada “isim sepuluh” dan isim masdar dari kalimah



IDZA SYARAT
ISIM DHAMIR
ISIM DHAMIR
ISIM ZHAHIR
ISIM ZHAHIR
إذَا
أنْتَ
أنَا
أَحْمَدُ
إبرَاهِيْمُ




[2] Ibid.
[3] Ahmad Annuri, Panduan tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2014), hlm. 221
[4] Ibid, hlm. 221-222
[5] Ibid, hlm. 223
[6] Ibid, hlm. 223-224
[7] Ibid, hlm. 225
[8] Ibid, hlm. 219

Entri yang Diunggulkan

Makalah Pengembangan Kurikulum tentang Evaluasi Kurikulum