Search This Blog

Tuesday, September 11, 2018

Makalah Filsafat Pendidikan Islam Tentang Hakikat Metode Pendidikan dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam


MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Tentang

Hakikat Metode Pendidikan dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam




Disusun oleh:

Kelompok 6

Chintia                       :          1614040024

Febri Handayani      :          1614040029



Dosen pengampu:

Prof. Dr. Zulmuqim, MA

Rahmi, MA



JURUSAN TADRIS MATEMATIKA-A

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

1439 H / 2018 M
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran sebenarnya telah banyak upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun hal itu belum menunjukkan hasil yang optimal.Maka dari itu seorang guru harus memiliki metode yang mendukung dalam pembelajarannya.Yang mana arti dari metode dipandang dari segi filsafat merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat lah banyak. Oleh karena itu, dalam makalah “Hakikat Metode Pendidikan dalam Perspektif  Filsafat Pendikan Islam” ini akan di jelaskan beberapa metode yang bisa digunakan dalam pembelajaran.

B.     Rumusan Masalah
1.      Sebutkan apa-apa saja ayat tentang metode pendidikan ?
2.      Apa pengertian metode pendidikan ?
3.      Jelaskan macam-macam metode pendidikan ?
4.      Bagaimana urgensi metode pendidikan ?
5.      Bagaimana pemilihan metode dalam proses pendidikan ?

C.    Tujuan Masalah
1.      Menambah wawasan pengetahuan pembaca dan penulis.
2.      Membantu pembaca dalam pembelajaran.
3.      Memudahkan pembaca dan penulis dalam pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Landasan Al-Qur’an tentang metode pendidikan
Landasan Al-Qur’an tentang metode pendidikan terdapat dalam beberapa surah, diantaranya :
1.    Surah Al-Maidah/5: 67.
* $pkšr'¯»tƒ ãAqߧ9$# õ÷Ïk=t/ !$tB tAÌRé& šøs9Î) `ÏB y7Îi/¢ ( bÎ)ur óO©9 ö@yèøÿs? $yJsù |Møó¯=t/ ¼çmtGs9$yÍ 4 ª!$#ur šßJÅÁ÷ètƒ z`ÏB Ĩ$¨Z9$# 3 ¨bÎ) ©!$# Ÿw Ïöku tPöqs)ø9$# tûï͍Ïÿ»s3ø9$# ÇÏÐÈ  
Artinya : 
Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia[430]. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
[430]  Maksudnya: tak seorangpun yang dapat membunuh nabi Muhammad s.a.w.
Dalam ayat diatas menjelaskan bahwa kita selaku umat nabi Muhammad SAW harus meniru dan mensuri tauladani akhlak nabi Muhammad SAW baik dalam kehidupan maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Bagi keluarga dan orang ta hendaklah mendidik anaknya dengan cara meniru akhlak rasulullah sehingga terciptalah norma-norma Islam dan kepribadian dalam diri anak tersebut.
Dalam ayat ini menggunakan metode suri tauladan dalam ruang lngkup pendidikan.[1]
2.    Surah Al- A’raf ayat 176-177
öqs9ur $oYø¤Ï© çm»uZ÷èsùts9 $pkÍ5 ÿ¼çm¨ZÅ3»s9ur t$s#÷zr& n<Î) ÇÚöF{$# yìt7¨?$#ur çm1uqyd 4 ¼ã&é#sVyJsù È@sVyJx. É=ù=x6ø9$# bÎ) ö@ÏJøtrB Ïmøn=tã ô]ygù=tƒ ÷rr& çmò2çŽøIs? ]ygù=tƒ 4 y7Ï9º©Œ ã@sVtB ÏQöqs)ø9$# šúïÏ%©!$# (#qç/¤x. $uZÏG»tƒ$t«Î/ 4 ÄÈÝÁø%$$sù }È|Ás)ø9$# öNßg¯=yès9 tbr㍩3xÿtFtƒ ÇÊÐÏÈ   uä!$y ¸xsWtB ãPöqs)ø9$# z`ƒÏ%©!$# (#qç/¤x. $uZÏG»tƒ$t«Î/ öNåk|¦àÿRr&ur (#qçR%x. tbqãKÎ=ôàtƒ ÇÊÐÐÈ  
Artinya :
176. Dan kalau kami menghendaki, Sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.
177. Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.
Dalam ayat-ayat tersebut diterangkan bahwa bagi orang-oarang yang mengamalkan ayat-ayat Allah akan ditinggikan derajatnya, dan apabila bagi orang-orang yang tidak mengamalkan ayat-ayat Allah karena cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya. Maka Allah tidak akan memberikan hidayah baginya. Orang yang seperti itu diumpamakan seperti seekor anjing apabila dihalau ia mengulurkan ldahnya pula. Begitu hinanya orang yang tidak mengamalkan ayat-ayat Allah sehingga Allah akan memberikan peringatan kepada orang yang demikian itu. Dalam ayat ini menggunakan metode caerita dalam ruang lingkup pendidikan.[2]
3.      Surah Ibrahim ayat 24-25
öNs9r& ts? y#øx. z>uŽŸÑ ª!$# WxsWtB ZpyJÎ=x. Zpt6ÍhŠsÛ ;otyft±x. Bpt7ÍhsÛ $ygè=ô¹r& ×MÎ/$rO $ygããösùur Îû Ïä!$yJ¡¡9$# ÇËÍÈ   þÎA÷sè? $ygn=à2é& ¨@ä. ¤ûüÏm ÈbøŒÎ*Î/ $ygÎn/u 3 ÛUÎŽôØour ª!$# tA$sWøBF{$# Ĩ$¨Y=Ï9 óOßg¯=yès9 šcr㍞2xtGtƒ ÇËÎÈ  
Artinya :
24. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuat perumpamaan kalimat yang baik[786] seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
25. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. [786]  termasuk dalam Kalimat yang baik ialah kalimat tauhid, segala Ucapan yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran serta perbuatan yang baik. kalimat tauhid seperti Laa ilaa ha illallaah.
Ayat tersebut memberikan gambaran kepada kita untuk merenungi dan mentafakuri ciptaan Allah agar dapat diambil hikmah dan pelajarannya.Seperti ayat-ayat Allah yang memiliki kandungan-kandungan makna yang tersirat.Dan metode pengajaran dalam ayat ini adalah kontemplasi.[3]

B.     Pengertian metode pendidikan
Kata metode berasal dari bahasa Yunani. Secara etimilogi, kata metode berasal dari dua suku perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta bearti melalui dan hodos bearti jalan atau cara.[4]Dalam bahasa Arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang bearti langkah-langkah strategi yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan[5].  Sedangkan menurut terminology para ahli memberikan definisi yang beragam tentang metode, terlebih jika metode itu sudah disandingkan dengan kata pendidikan atau pengajaran diantaranya :
1.    Winarno Surakhmad mendefinisikan bahwa metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
2.    Ramayulis mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.
Dari pengertian menurt para ahli di atas, beberapa hal yang harus ada dalam metode adalah :
1.    Adanya tujuan yang hendak dicapai.
2.    Adanya aktivitas terjadi saat proses pembelajaran berlangsung.
3.    Adanya perubahan tingkah laku setelah aktivitas iu dilakukan.[6]

C.    Macam-macam metode pendidikan
1.    Metode penugasan
Suatucara mengajar dengan cara memberikan sejumlah tugas yang diberikan guru kepada murid dan adanya pertanggungjawaban terhadap hasilnya.[7]
2.    Metode diskusi
Suatu cara penyajian atau penyampaian bahan pelajaran dimana pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik/membicarakan dan menganalisis secara ilmiyah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau meyusun berbagai alternative pemecahan atas suatu masalah.[8]
3.    Metode ceramah
Cara penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik.
4.    Metode Tanya jawab
Suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca. Prinsip dasar metode ini terdapat dalam hadist Tanya jawab antara Jibril dan Nabi Muhammad tentang iman, islam, dan ihsan.[9]
5.    Metode demonstrasi
Suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukkan tentang proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikan.
6.    Metode eksperimen
Suatu cara mengajar dengan meyuruh murid melakukan suatu percobaan, dan setiap proses dan hasil percobaan itu diamati oleh setiap murid, sedangkan guru memperhatikan yang dilakukan oleh murid sambil memberikan arahan.
7.    Metode perumpamaan
Cara mengajar dimana guru menyampaikan materi pembelajaran melaui contoh atau perumpamaan.
8.    Metode pengulangan
Cara mengajar dimana guru memberikan materi ajar dengan cara mengulang-ulang materi tersebut dengan harapan siswa bisa mengingat lebih lama materi yang disampaikan.
9.    Metode teladan
Metode ini merupakan bahan utama dalam pendidikan, kerana mendidik bukan sebatas penyampaian materi saja, melainkan membangun karakter dalam setipa jiwa peserta didik, oleh karena itu pendidik mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap peserta didik mengenai tingkah lakudan perbuatannya yang dapat dibuat contoh.
10.  Metode cerita
Metode ini dianggap efektif dan mempunyai daya tarik yang kuat sesuai dengan sifat alamiah manusia yang menyenangi cerita, oleh karena itu islam mengeksplorasikan cerita menjadi salah satu teknik dalam pendidikan.[10]

D.    Urgensi metode pendidikan
Makna metode pendidikan dalam proses pendidikan Islam yaitu merupakan metode mempunyai kedudukan yang sangat signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan /materi pelajaran kepada peserta didik dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi sendiri. Sebuah adigum mengatakn bahwa ‘al-thariqat Ahamm Min al- Maddah ( metodejauh lebih penting dibanding materi), adalah suatu realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh peserta didik walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik.
Sebaliknya, materi yang cukup baik, karena disampaikan dengan cara yang kurang menarik maka materi itu sendidri kurang dapat dicerna oleh peserta didik. Oleh karena itu, penerapan metode yang tepat sangat mempengaruhi pencapaian keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Metode yang tidak tepat akan berakibat terhadap pemakaian waktu yang tidak efisien.

E.     Pemilihan metode dalam proses pendidikan.
1.    Pertimbangan Guru Dalam Pemilihan Multi Metode
Berdasarkan hasil temuan penelitian Dalam pemilihan multi metode pertimbangan pertama adalah
a.    Waktu.
 Karena keterbatasan waktu tiap pertemuan harus dipertimbangkan agar terjadi efisiensi waktu pertemuan dengan jumlah waktu pertemuan per semesternya yang sudah direncanakan. Dengan kata lain demi mencapai tujuan pembelajaran hal yang harus diperhatikan pertama kali adalah jumlah pertemuan, banyaknya kompetensi dasar dan alokasi waktu. Dari ketiga hal tersebut memerlukan penyesuaian yang sebelumnya sudah dihitung dalam program semester, dan program tahunan. Jika waktu sudah dipertimbangkan dengan baik guru melihat bagaimana kondisi dilapangan nantinya.
b.    karakter siswa.
Setiap kelas memiliki karakter yang berbeda-beda. Siswa memiliki cara belajar sendiri dan setiap orang cara belajarnya berbeda-beda. Seperti yang diungkapkan oleh Djamarah (2010: 1) yaitu “seorang guru dituntut untuk setiap bahan pelajarannya bisa dikuasai anak didiknya dengan berbagai macam keberagaman anak didiknya, hal ini dirasa sulit oleh guru. kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai mahluk sosial dengan latar belakang yang berlainan”. Sebagai guru harus bisa menimbulkan suasana yang menyenangkan dengan berbagai macam karakter siswa dikelas, untuk itu penggunaan multi metode bisa menjadi solusi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
c.    kesesuaian materi dengan metode.
Dalam pemilihan multi metode haruslah menarik perhatian siswa. Dalam menarik perhatian siswa tidaklah mudah maka dari itu memerlukan kesesuaian metode pembelajaran dengan materi pembelajaran, contohnya : materi globalisasi akan lebih menarik jika menggunakan metode debat karena materi tersebut memiliki pro dan kontra yang bisa diperdebatkan. Dengan kesesuaian materi dengan metode yang digunakan bisa menimbulkan minat siswa untuk lebih aktif. Jika metode yang digunakan membuat siswa antusias untuk mengikuti pembelajaran maka tujuan pembelajaran akan mudah dicapai. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Ahmadi (2005: 52) bahwa “makin baik metode mengajar, semakin efektif pula pencapaian tujuan”.
d.    Media yang mendukung.
Dalam pemilihan metode guru perlu memperhatikan media yang mendukung, media yang diperlukan harus disesuaikan dengan kemampuan guru dan ketersediaan alat, selain itu faktor kemudahan dalam mempersiapkan media. Penggunaan media sangat penting agar pembelajaran lebih menarik dan membangkitkan semangat belajar siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Sudjana (2011: 99) bahwa “Media pembelajaran dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif”.
2.    Hambatan-Hambatan Dalam Pemilihan Multi Metode.
Berdasarkan temuan penelitian hambatan-hambatan dalam pemilihan multi metode, hampir semuanya bersifat instrumental antara lain yaitu :
a.       penyesuaian metode dengan tujuan, materi dan waktu pembelajaran.
Pengaturan jam pelajaran yang lebih efektif dan kemampuan guru dalam menggunakan media. Setiap metode pembelajaran tidak bisa digunakan disemua materi, setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan yang menjadi pertimbangan tersendiri dalam pemilihannya. Metode juga perlu disesuaikan dengan alokasi waktu yang ada. Baik alokasi waktu tiap pertemuan atau jumlah pertemuan persemesternya, semua harus disesuaikan agar multi metode bisa mendukung proses pembelajaran secara efektif dan tidak terlalu memakan banyak waktu. Metode pembelajaran juga harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
Metode yang digunakan harus bisa mendukung terjadinya tujuan pembelajaran. Tidak mungkin jika tujuan pembelajarannya mampu menunjukan sikap positif terhadap Pancasila, guru menggunakan metode ceramah, tujuannya akan sulit dicapai. Metode yang dipilih harus bisa menunjang tujuan pembelajaran.
b.      Pada saat pemilihan multi metode kita juga perlu memperhatikan media yang mendukung.
Penggunaan media juga harus memperhatikan faktor kemudahan dalam penggunaan media tersebut. Media pembelajaran dimaksudkan agar siswa tertarik dengan pembelajarannya dan membangkitkan semangat belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.
3.    Cara Mengatasi Hambatan-Hambatan Dalam Pemilihan Multi Metode.
Untuk mengatasi hambatan dalam pemilihan multi metode diperlukan usaha dari guru untuk berinovasi mencari jalan keluar. Usaha guru dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut antara lain : mengetahui kelebihan dan kelemahan metode yang akan digunakan, mengenal karakter siswa, menyiapkan media yang mendukung, dan menciptakan suasana yang menyenangkan. Keempat unsur diatas saling berkaitan jadi untuk mengatasi hambatan-hambatan yang sudah dipaparkan diperlukan keempat unsur diatas.
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran guru selalu merumuskannya lebih dari satu, maka untuk mewujudkan tujuan pembelajaran tersebut guru harus mengetahui metode pembelajaran sebanyak mungkin dan mengetahui kekurangan dan kelebihannya agar guru bisa paham dalam menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, hal ini sesuai dengan yang dikatakan Roestiyah (2008: 3) bahwa “ seorang guru harus mengenal sifat-sifat yang khas pada setiap tehnik penyajian, hal itu sangat perlu untuk penguasaan setiap tehnik penyajian agar mampu mengetahui, memahami dan terampil menggunakannya sesuai dengan tujuan pembelajaranya. Dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan memerlukan inovasi guru. Inovasi guru bisa dimulai dari persiapan pembelajaran. Guru menyiapkan sedemikian rupa pembelajaran dengan multi metode yang menarik bisa menimbulkan semangat belajar siswa. Dari rancangan pembelajaran guru yang sudah dibuat bisa di sesuaikan ketika guru masuk dikelas dan melihat kondisi siswa.
Guru harus bisa beradaptasi secepat mungkin ketika berada dikelas karena pada saat didalam kelas guru bisa saja dituntut untuk mengimprofikasi pembelajaran jika keadaan tidak kondusif lagi, bahkan guru bisa saja melakukan pembelajaran yang melenceng dari rancangan pembelajaran yang sudah disiapkan semula. Jadi peran guru disini menjadi central ketika pembelajaran tidak kondusif lagi dan memerlukan kreatifitas guru dalam mengolah pembelajaran. Menciptakan suasana yang menyenangkan juga bisa dilakukan dengan cara sederhana semisal dengan diselingi humor pada saat pembelajaran atau dengan sebuah permainan. Dalam proses pembelajaran peran guru tidak lagi central. Guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing, peran siswa harus lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Untuk membuat siswa lebih aktif dengan cara penggunaan multi metode yang lebih banyak melibatkan peran siswa. Guru bisa memancingnya dengan memberikan stimulus-stimulus tertentu yang bisa menarik perhatian siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan mempersiapkan media yang menarik agar siswa tertarik dengan pembelajaran, dan untuk menggali kemampuan siswa untuk memberikan pendapatnya bisa dilakukan dengan menumbuhkan budaya bertanya agar siswa dikelas menjadi kritis terhadap suatu hal. 


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu meta dan hodos. Meta bearti melalui dan hodos bearti jalan atau cara. Sedangkan menurut terminology, Ramayulis mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Macam-macam metode dalam pendidikan yaitu metode penugasan, metode diskusi, metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode eksperimen, metode perumpamaan, metode pengulangan, metode teladan, metode cerita.


B.     Kritik dan Saran
Dalam penyusunan makalah ini, pemakalah menyarankan agar para pembaca tidak hanya berpegangan dengan makalah ini. Karena pemakalah menyadari masih ada kekurangan baik dalam isi maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan kritikan dari para pembaca, yang dapat memberikan masukan tentang penulisan makalah yang lebih baik.




[1] Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, (Bandung : PT Al-Ma’arif, 1993), hal. 123.
[2] Ahmad tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 234.
[3]Ibid, hal. 235.
[4] Ramayulis dan Samsu Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokoh, (Jakarta : Kalam mulia, 2009), hal. 209
[5] Ramayulis, metodologi Pendidikan Agama Islam,(Jakarta : Kalam Mulia, 2008), hal. 2-3
[6]Ramayulis dan Samsu Nizar, Op-cit, hal. 211.
[7] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta :Gaya Media Pratama, 2005), hal. 23.
[8] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,( Jakarta : Kalam mulia, 2008 ), hal. 193
[9] Arifin, Filsafat pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1994), hal. 18.
[10] Surajiyo, Filsafat Ilmu Dan Pemkembangannya di Indonesia,(Jakarta: PT Bumi Aksara,2007), hal. 11

DAFTAR PUSTAKA



Arifin. 1994.  Filsafat pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.

Nata, Abuddin. 2005.  Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta :Gaya Media Pratama.

Quthb, Muhammad. 1993.  Sistem Pendidikan Islam. Bandung : PT Al-Ma’arif.

Ramayulis.2008.  Metodologi Pendidikan Agama Islam.Jakarta : Kalam Mulia.

                             . Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta : Kalam mulia.

Ramayulis dan Samsu Nizar. 2009.  Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokoh. Jakarta : Kalam mulia.

Suhendra, Maichel Aditiyas.Penggunaan Multi Metode Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Sekolah Rsbi Smp Negeri 4 Kepanjen.Junal.

Surajiyo.2007. Filsafat Ilmu Dan Pemkembangannya di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Tafsir, Ahmad. 1994.  Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.






Entri yang Diunggulkan

Makalah Pengembangan Kurikulum tentang Evaluasi Kurikulum