Search This Blog

Saturday, April 4, 2020

MAKALAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN tentang Administrasi Kesiswaan


MAKALAH

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Tentang

Administrasi Kesiswaan"





Disusun oleh:



MUHAMMAD IMAM ASHARI RAMBE

1614040023





Dosen Pembimbing :

Dra. Nini









JURUSAN TADRIS MATEMATIKA A

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS  ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG
1439 H/2018 M

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan pun tidak dapat dilepaskan dengan administrasi. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sangatlah tergantung dari komponen-komponen pendukung dari proses pendidikan di sekolah tersebut, seperti siswa atau peserta didik, pendidik atau guru, kurikulum, serta sarana prasarana. Semua komponen tersebut haruslah saling mendukung guna mencapai keberhasilan dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah.
Salah satu komponen yang sangat penting bagi penyelenggaraan pendidikan adalah siswa atau peserta didik. Sebagai komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan, dalam proses input dari siswa itu haruslah direncanakan sebaik mungkin, guna mendapatkan input yang berkualitas. Sehingga administrasi kesiswaan merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan dalam rangka mencapai penyelenggaraan pendidikan yang efisien dan efektif. Dalam makalah kali ini, akan dibahas berbagai hal yang berkaitan administrasi kesiswaan seperti halnya pengertian, proses, tujuan, dan lain sebagainya.
Maka dari itu, pemakalah akan membahas lebih lanjut, tentang Administrasi Peserta Didik yang terkandung didalamnya mengenainya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian administrasi peserta didik ?
2.      Apa tujuan, fungsi dan prinsip administrasi peserta didik ?
3.      Apa saja manfaat administrasi peserta didik ?
4.      Apa saja ruang lingkup administrasi peserta didik ?
5.      Apa saja hal-hal penting dalam administrasi peserta didik ?
6.      Apa saja peranan guru dalam administrasi peserta didik ?
7.      Apa saja kegiatan – kegiatan administrasi peserta didik ?

C.    Tujuan
1.      Memahami apa itu pengertian administrasi peserta didik.
2.      Mengetahui apa saja tujuan, fungsi dan prinsip administrasi peserta didik.
3.      Mengetahui apa saja manfaat administrasi peserta didik.
4.      Mengetahui apa saja ruang lingkup administrasi peserta didik.
5.      Mengetahui apa saja hal-hal penting dalam administrasi peserta didik.
6.      Mengetahui apa saja peranan guru dalam administrasi peserta didik.
7.      Mengetahui apa saja kegiatan – kegiatan administrasi peserta didik.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Administrasi Peserta Didik
Siswa adalah unsur yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Lembaga pendidikan didirikan untuk kepentingan siswa. Oleh sebab itu siswa perlu mendapatkan perhatian yang cukup dari pelaksana pendidikan. Administrasi peserta didik merupakan bagian dari kegiatan administrasi yang dilaksanakan di sekolah, berupa usaha kerjasama yang dilakukan oleh para pendidik agar terlaksananya proses belajar-mengajar yang relevan, efektif dan efesien, guna tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan. Cakupan administrasi peserta didik meliputi pengelolaan penerimaan siswa baru, pengelolaan bimbingan dan penyuluhan, pengelolaan kelas, pengelolaan organisasi siswa intra sekolah (OSIS) dan pengelolaan data tentang siswa dan sebagainya.[1]
Administrasi peserta diddik itu berupa pengurusan serta layanan dalam hal-hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan penerimaan siswa murid baru, pembinaan selama siswa berada di sekolah. Sampai siswa tersebut menamatkan pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Secara garis besar menurut A. Gaffer MS (1992:93) membagi administrasi kesiswaan pada tiga bidang, antara lain:
1.      Pupil Inventory
Pupil Inventory adalah gambaran data siswa yang ada dalam lembaga sekolah untuk mengetahui keadaan-keadaan siswa yang akan masuk sekolah dan juga  untuk mengetahui pertumbuhan jumlah penduduk terutama pada usia anak sekolah. Data ini untuk menyusun perencanaan sarana prasarana, tenaga guru, termasuk juga perencanaan keuangan untuk anggaran biaya sekolah tersebut. Dan data pupil Inventory dapat digunakan menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang. (semua data harus ada pada administrator pendidikan/sekolah).
2.      Pupil Accounting
      Pupil Accounting adalah data mengenai keterangan perilaku siswa di sekolah, terutama masalah absensi. Seperti, mengapa siswa terlambat masuk sekolah, atau mengapa siswa tidak masuk sekolah, masalah ini guru harus mengetahui penyebab-penyebabnya sehingga dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah tersebut.

3.      Pupil Personel Service
      Pupil Personel Service adalah pelayanan dan usaha-usaha sekolah untuk mengembangkan prestasi siswa, pelayanan tersebut berupa bimbingan konseling yaitu dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada siswa, sehingga para siswa sadar tentang potensi bakat mintanya, kemampuannya dan mampu memecahkan masalah-masalahnya.[2]
Administrasi kesiswaan merupakan usaha dan kegiatan yang meliputi pengaturan tentang administrasi yang berkaitan dengan siswa dalam upaya mengembangkan potensi siswa. Administrasi Kesiswaan berhubungan dengan Tata Usaha dalam penyimpanan data-data siswa. Penyimpanan data tersebut harus ditangan oleh satu orang saja, jika ditangani oleh beberapa orang maka akan mempersulit dalam pencariannya. Administrasi kesiswaan dibagi dalam berbagai file, diantaranya :
a.       Buku Induk Buku Induk berisi tentang data pribadi siswa yang meliputi : nama siswa, nama orang tua, tempat tanggal lahir, alamat siswa, alamat orang tua, dll yang meliputi tentang siswa itu sendiri.
b.      Presensi Siswa Berisi tentang kehadiran siswa setiap hari selama 1 bulan dan setelah itu direkap sebagai laporan kepada wali kelas.
c.       Jurnal Kelas Berisi tentang kegiatan proses belajar mengajar dalam kelas perjam pelajaran.
d.      Laporan Hasil Nilai Siswa Berisi tentang hasil nilai yang telah dilaksanakan dalam satu semester oleh siswa.[3]

B.     Tujuan, Fungsi dan Prinsip Administrasi Peserta Didik
Tujuan administrasi kesiswaan adalah mengatur kegiaatan-kegiatan peserta didik dari mulai masuk sampai lulus sekolah. Pengaturan kegiatan peserta didik tersebut diarahkan pada peningkatan mutu kegiatan belajar mengajar baik intra maupun ekstrakurikuler, sehingga memberikan kontribusi bagi pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah serta tujuan pendidikan secara keseluruhan. Dan tujuan administrasi peserta didik adalah mengatur kegiatan kegiatan peserta didik agar kegiatan kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan sekolah lebih lanjut proses pembelajaran di lembaga tersebut sekolah dapat berjalan lancar tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Fungsi administrasi peserta didik adalah sebagai Wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin baik yang berkenaan dengan segi segi individualitasnya segi sosial aspirasi kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya. Agar tujuan dan fungsi administrasi peserta didik dapat tercapai ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya prinsip-prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut :[4]
1.      Dalam mengembangkan program administrasi peserta didik and penyelenggara harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat program dilaksanakan.
2.      Administrasi peserta didik dipandang sebagai bagian keseluruhan administrasi sekolah. Oleh karena itu ia harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan administrasi sekolah secara keseluruhan.
3.      Segala bentuk kegiatan administrasi peserta didik setelah mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik.
4.      Kegiatan-kegiatan administrasi peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta yang mempunyai keberagaman latar belakang dan punya banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik tidak diarahkan bagi munculnya konflik diantara mereka melainkan justru untuk mempersatukan saling memahami dan saling menghargai. Sehingga setiap peserta didik memiliki Wahana untuk berkembang secara optimal.
5.      Kegiatan administrasi peserta didik harus dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik.
6.      Kegiatan administrasi peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta didik. Prinsip kemandirian akan bermanfaat tidak hanya ketika di sekolah melainkan juga ketika sudah terjun ke masyarakat.

C.    Manfaat Administrasi Peserta Didik
Adapun manfaat dari administrasi kesiswaan ialah :
1.      Melakukan pencatatan murid semenjak dari proses penerimaan sampai saat murid meninggalkan sekolah karena sudah tamat mengikuti pendidikan pada sekolah itu, serta menunjang proses pembelajaran sehingga lancar, teratur, dan memberikan kontribusi pada tujuan pendidikan.
2.      Dapat mengetahui kuantitas dan kualitas siswa yang ada.
3.      Dapat memetakan asal siswa baik itu daerah asal ataupun sekolah asal siswa, serta setelah lulus kita juga dapat memetakan penyebaran lulusan siswa tersebut.
4.      Dapat membuat suatu lingkungan pembelajaran yang nyaman, karena adanya tata tertib yang tetrulis untuk siswa.[5]

D.    Ruang Lingkup Administrasi Peserta Didik
Semua kegiatan di sekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu peserta didik mengembangkan dirinya. Jika peserta didik itu secara sendiri berupaya aktif mengembangkan diri sesuai dengan program-program yang dilakukan sekolah. Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan kondisi agar peserta didik dapat mengembangkan diri secara optimal. Sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah memegang peran penting dalam menciptakan kondisi tersebut.
Dengan demikian administrasi peserta didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan data peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat digunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.[6]
Ruang lingkup administrasi peserta didik meliputi:
1.      Analisis kebutuhan peserta didik
Langkah pertama dalam kegiatan administrasi peserta didik adalah melakukan analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan (sekolah). Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah :
a)      Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima
b)      Menyusun program kegiatan kesiswaan
2.      Rekruitmen peserta didik
Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) pada hakikatnya adalah merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan. Langkah-langkah rekruitmen peserta didik (siswa baru) adalah sebagai berikut :
a)      Pembentukan panitia penerimaan siswa baru
b)      Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara terbuka
3.      Seleksi peserta didik
Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku. Adapun cara-cara yang dapat dilakukan adalah :
a)      Melalui tes atau ujian
b)      Melalui penelusuran bakat kemampuan
c)      Berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN
4.      Orientasi
Orientasi peserta didik (siswa baru) adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Situasi dan kondisi ini menyangkut lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Lingkungan fisik sekolah seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tempat olahraga, gedung dan perlengkapan sekolah serta fasilitas fasilitas lainnya yang disediakan lembaga. Sedangkan lingkungan sosial sekolah meliputi kepala sekolah, guru-guru, tenaga tata usaha, teman sebaya, kakak kakak kelas, peraturan atau tata tertib sekolah, layanan layanan sekolah bagi peserta didik serta kegiatan-kegiatan dan organisasi kesiswaan yang ada di lembaga.[7]
Tujuan diadakan kegiatan orientasi bagi peserta didik antara lain:
a)      Agar peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah
b)      Agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan sekolah
c)      Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik mental dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kehidupan sekolah
5.      Penempatan peserta didik (pembagian kelas)
Sebelum peserta didik yang telah diterima pada sebuah lembaga pendidikan sekolah mengikuti proses pembelajaran terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. Pengelompokan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah sebagian besar berdasarkan kepada sistem kelas.[8]
Dan selanjutnya menurut Hedyat Soetopo (dalam Sukarti Nasihin dan Sururi, 2009:211), dasar dasar pengelompokan peserta didik ada 5 macam, yaitu :
a)      Frienship Grouping
Pengelompokan peserta didik itu didasarkan pada kesukaan di dalam memilih teman antar peserta didik itu sendiri. Jadi dalam hal ini peserta didik mempunyai kebebasan di dalam memilih teman untuk di jadikan sebagai anggota kelompoknya.
b)      Achievement Grouping
Pengelompokan peserta didik itu didasarkan pada prestasi yang dicapai oleh siswa. Dalam pengelompokan ini biasanya diadakan percampuran antara peserta didik yang berprestasi tinggi dengan peserta didik yang berprestasi rendah
c)      Aptitude Grouping
Pengelompokan peserta didik itu didasarkan atas kemampuan dan bakat yang sesuai dengan apa yang dimiliki peserta didik itu sendiri.
d)      Attention or Interest Grouping
Pengelompokan peserta didik itu didasarkan atas perhatian atau minat yang didasari kesenangan peserta didik itu sendiri. Pengelompokan ini di dasari oleh adanya peserta didik yang mempunyai bakat dalam bidang tertentu namun si peserta didik tersebut tidak senag dengan bakat yang dimilikinya.

e)      Intellegence Grouping
Pengelompokan peserta didik itu didasarkan atas hasil tes intelegensi yang diberikan kepada pserta didik itu sendiri[9]
6.      Pembinaan dan pengembangan peserta didik
Langkah berikutnya dalam administrasi peserta didik adalah melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap peserta didik. Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan dating. Lembaga pendidikan (sekolah) dalam pembinaan dan pengembangan peserta didik biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.
7.      Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan tentang peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) sangat diperlukan. Kegiatan pencatatan dan pelaporan ini dimulai sejak peserta didik itu diterima di sekolah tersebut sampai mereka tamat atau meninggalkan sekolah tersebut. Pencatatan tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan agar pihak lembaga dapat memberikan bimbingan yang optimal pada peserta didik. Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai wujud tanggung jawab lembaga agar pihak-pihak terkait dapat mengetahui perkembangan peserta didik di lembaga tersebut.[10]
Untuk melakukan pencatatan dan pelaporan diperlukan peralatan dan perlengkapan yang dapat mempermudah. Peralatan dan perlengkapan tersebut biasanya berupa :
a)      Buku induk siswa
b)      Buku klapper
c)      Daftar presensi
d)      Daftar mutasi peserta didik
e)      Buku catatan pribadi peserta didik
f)       Daftar nilai
g)      Daftar legger
h)      Buku raport
8.      Kelulusan dan alumni
Ketika peserta didik sudah lulus, maka secara formal hubungan antara peserta didik dan lembaga telah selesai. Namun demikian, diharapkan hubungan antara para alumni dan sekolah tetap terjalin dari hubungan sekolah dan alumni ini, lembaga pendidikan bisa memanfaatkan hasil-hasilnya. Lembaga pendidikan bisa menjaring berbagai informasi. Misalnya informasi tentang materi pelajaran mana yang sangat membantu untuk studi selanjutnya. Mungkin juga informasi tentang lapangan kerja yang bisa dijangkau bagi alumni lainnya.[11]

E.     Hal-hal Penting dalam Administrasi Kesiswaan
Dalam kegatan Administrasi Peserta Didik ada beberapa hal yang sangat penting, yaitu pembinaan Peserta Didik, Mangkal Kenakalan Anak/Remaja (Juvenile Delinquency), dan Penanggulangan Penyalagunaan Narkotika, ganja, morfin, alkohol, dan sebagainya.
1.      Pembinaan Peserta Didik
Maksud pembinaan perserta didik adalah mengusahakan agar merka dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila.
Tujuan pembinaan peserta didik adalah :
a.       meningkatkan peran serta dan inisiatifnya untuk menjaga dan embina sekolah sebagai wiyatamandala, sehingga terhingga terhindar dari usaha pengaruh yang bertentangan dengan kebuyaan nasional;
b.      menumbuhkan daya tangkal terhadap pengaruh negatif yang datang dari luar lingkungan sekolah;
c.       memantapkan kegiatan kokurikuler dan ekstrakulikuler dalam menunjang pencapaian kurikulum;
d.      mengingkatkan apresisasi dan penghayatan seni;
e.       menumbuhan sikap berbangsa dan bernegara meneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat serta nilai-nilai 1945;
f.        meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani serta rekreasi, dalam wadah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).[12]
2.      Menangkal Kenakalan Anak/Remaja
Kenakalan Anak (Juvenile Delinquency) sebagai perbuatan anti sosial atau perbuatan penyelewengan/pelanggaran terhadap norma masyarakat yang dilakukan oleh/anak/remaja tak pernah luput dari perhatian kita.
Hal tersebut harus ditangakal dan ditanggulangi dengan kebijakan-kebijakan pendidikan khususnya serta kebijkan-kebijkan lain pada umumnya secara menyeluruh dan terpadu. Untuk menangkal dan menaggulangi kenakalan anak tersebut perlu diketahui secara dini dan saksama tentang:
1)      Penyebab-penyebabnya, seperti:
a.       Faktor perkembangan jiwa pada periode pubertas
b.      Faktor lingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat
-          Lingkungan keluarga pecah, kurangnya kasih sayang kedua orang tua
-          Lingkungan sekolah yang menjemukan/membosankan, kurang kreatif dan rekreatif
-          Lingkungan masyarakat yang tak menentu bagi prospek kehidupan masa mendatang, penuh spekulasi, korupsi, dan sebagainya
2)      Gejala-gejala yang memperlihatkan hal-hal yang mengarah kepada masalah kenakalan anak harus dapat dideteksi secepat mungkin dan secermat mungkin.
3)      Untuk menentukan langkah yang tepat dalam penangkalan dan penanggulangan kenakalan anak, beberpa faktor dan kondisi penyebab perku kita ketahui.
4)      Kebijakan-kebijakan yang dapat diambil untuk menangkal dan menanggulangi kenalakan-kenakalan anak dapat dilakukan melaui Tri Pusat Pendidikan, yaitu dalam lingkunga keluarga, lingkungan sekolah atau pendidikan formal, dan lingkungan sosial atau masyarakat.[13]   

3.      Masalah Ganja, Narkotika, dan sebagainya
Kebijakan penagkalan serta penanggulangan penyalagunaan ganja, narkotika, morfinisme, alkoholisme, dan sebaginya merupakan usaha yang terpadu yang mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat (people involvemnt), yaitu orang tua, guru,/dosen, hakim, penegak hukum,organisasi massa, keagamaan, rumah sakit, apoteker, lingkungan pendidikan, tindakan-tindakan preventif, pengawasan dan kuratif harus dilakukan semaksimal mungkin demi keselamatan generasi penerus kita.

F.     Peranan Guru dalam Administrasi Peserta Didik
Beberapa peranan guru dalam administrasi kesiswaan itu di antaranya adalah:
1.      Dalam penerimaan siswa, para guru dapat dilibatkan untuk ambil bagian. Di antara mereka dapat ditunjuk menjadi panitia penerimaan yang dapat melaksanakan tugas-tugas teknis mulai dari pencatatan penerimaan sampai dengan pelaporan pelaksanaan tugas.
2.      Dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat agar para siswa cepat beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya. Peranan guru dalam hal ini sangat penting, karena andaikata terjadi salah langkah pada saat pertama, dapat berakibat kurang menguntungkan bagi jiwa anak untuk waktu-waktu selanjutnya.
3.      Untuk pengaturan kehadiran siswa di kelas, guru mempunyai andil yang besar juga. Guru diharapkan mampu mencatat/ merekam kehadiran ini meskipun dengan sederhana akan tetapi harus baik. Data kehadiran ini dimungkinkan untuk bahan pertimbangan penilaian terhadap siswa, misalnya sebagai pertimbangan dalam menetapkan kenaikan kelas.
4.      Dalam memotivasi siswa untuk senantiasi berprestasi tinggi, guru juga harus mampu menciptakan suasana yang mendukung hal tersebut. Hal ini dapat mereka lakukan misalnya dengan membuat grafik prestasi belajar siswa-siswanya.[14]



G.    Kegiatan – kegiatan Administrasi Peserta Didik
Administrasi peserta didik meliputi dua bagian kegiatan, yaitu:
a.       Kegiatan di luar kelas, meliputi penerimaan peserta didik, pencatatan peserta didik, pembagian seragam sekolah, penyediaan sarana olahraga dan seni, perpustakaan, dan lain-lain.
b.      Kegiatan di dalam kelas, meliputi pengelolaan kelas, interaksi belajar mengajar yang positif, penyediaan media pembelajaran, dan lain-lain.[15]
Dalam penerimaan siswa baru perlu dilakukan proses seleksi dan pencatatan siswa yang memasuki sekolah atau lembaga pendidikan setelah para calon siswa tersebut memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh sekolah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam administrasi kesiswaan tersebut antara lain :
1.        Mengatur Kegiatan Penerimaan Siswa Baru
2.        Mengatur Kegiatan Orientasi Siswa Baru
3.        Pengelolaan Kelas
4.        Pembinaan Disiplin Murid/Siswa
5.        Pengelolaan Osis (Organisasi Siswa Intra Sekolah)
6.        Pengelolaan Data Siswa


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Administrasi kesiswaan merupakan usaha dan kegiatan yang meliputi pengaturan tentang administrasi yang berkaitan dengan siswa dalam upaya mengembangkan potensi siswa. Administrasi Kesiswaan berhubungan dengan Tata Usaha dalam penyimpanan data-data siswa. Penyimpanan data tersebut harus ditangan oleh satu orang saja, jika ditangani oleh beberapa orang maka akan mempersulit dalam pencariannya.
Semua kegiatan di sekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu peserta didik mengembangkan dirinya. Jika peserta didik itu secara sendiri berupaya aktif mengembangkan diri sesuai dengan program-program yang dilakukan sekolah. Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan kondisi agar peserta didik dapat mengembangkan diri secara optimal. Sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah memegang peran penting dalam menciptakan kondisi tersebut.

B.     Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang dapat dipertanggung jawabkan. Kami sangat menerima saran dan kritikan dari pembaca untuk membuat makalah ini lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Asnawir. 2005. Administrasi Pendidikan. Padang: IAIN IB Press.
Daryanto, M., Administrasi dan Manajemen Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
Imron, Ali. 2012. Managemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi aksara.
Nawawi, Hadari. 1993. Administrasi Pendidikan. Jakarta: CV. Haji Mas Agung.
Soewarno dan Subari. 1991. Administrasi Pendidikan. Surabaya: Medio
Sururi dan Sukarti Nasihin. 2010. Manajemen Peserta didik. Bandung: Alfabeta.
Suryosubroto, B., 2010. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. 2010. Manjamen Pendidikan. Bandung: ALFABETA.






[1] Asnawir, Administrasi Pendidikan, (Padang: IAIN IB Press, 2005), hlm. 166-167
[2] Ibid., hlm. 167
[3] Soewarno dan Subari, Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Medio, 1991), hlm. 30
[4] Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manjamen Pendidikan, (ALFABETA: Bandung, 2010), hlm. 206.
[5] Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan (Jakarta: CV. Haji Mas Agung, 1993), hlm. 25
[6] Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Op.cit., hlm. 206-207  
[7] Ibid., hlm. 208-210
[8] Ibid., hlm. 210
[9] Ali imron,. Managemen Peserta Didik Berbasis Sekolah( Jakarta : Bumi aksara, 2012.),hlm. 55
[10] Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Op.cit., hlm. 211-212  
[11] Ibid., hlm. 214
[12] Sururi dan Sukarti Nasihin, Manajemen Peserta didik, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm 37
[13] B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2010),hlm 45.

[14] Asnawir, Op.Cit., hlm. 184
[15] M. Daryanto, Administrasi dan Manajemen Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), hlm. 139

No comments:

Post a Comment

Entri yang Diunggulkan

Makalah Pengembangan Kurikulum tentang Evaluasi Kurikulum