MAKALAH
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Tentang
“Administrasi Kesiswaan"
Disusun
oleh:
MUHAMMAD IMAM ASHARI RAMBE
1614040023
Dosen
Pembimbing :
Dra. Nini
JURUSAN
TADRIS MATEMATIKA A
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM
BONJOL PADANG
1439
H/2018 M
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan pun tidak dapat dilepaskan dengan administrasi.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sangatlah tergantung dari
komponen-komponen pendukung dari proses pendidikan di sekolah tersebut, seperti
siswa atau peserta didik, pendidik atau guru, kurikulum, serta sarana
prasarana. Semua komponen tersebut haruslah saling mendukung guna mencapai
keberhasilan dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah.
Salah satu komponen yang sangat penting bagi penyelenggaraan pendidikan
adalah siswa atau peserta didik. Sebagai komponen penting dalam penyelenggaraan
pendidikan, dalam proses input dari siswa itu haruslah direncanakan sebaik
mungkin, guna mendapatkan input yang berkualitas. Sehingga administrasi
kesiswaan merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan dalam rangka mencapai
penyelenggaraan pendidikan yang efisien dan efektif. Dalam makalah kali ini,
akan dibahas berbagai hal yang berkaitan administrasi kesiswaan seperti halnya
pengertian, proses, tujuan, dan lain sebagainya.
Maka dari
itu, pemakalah akan membahas lebih lanjut, tentang Administrasi Peserta Didik
yang terkandung didalamnya mengenainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian administrasi peserta didik ?
2. Apa tujuan, fungsi
dan prinsip administrasi peserta
didik ?
3.
Apa saja manfaat administrasi peserta didik
?
4. Apa saja ruang lingkup administrasi peserta
didik ?
5. Apa saja hal-hal penting dalam administrasi peserta
didik ?
6. Apa saja peranan guru dalam administrasi peserta
didik ?
7. Apa saja kegiatan – kegiatan administrasi peserta didik ?
C. Tujuan
1.
Memahami
apa itu pengertian administrasi peserta didik.
2. Mengetahui apa saja tujuan, fungsi
dan prinsip administrasi peserta
didik.
3. Mengetahui
apa saja manfaat administrasi peserta didik.
4. Mengetahui apa saja ruang lingkup administrasi peserta
didik.
5. Mengetahui apa saja hal-hal penting dalam administrasi peserta
didik.
6. Mengetahui apa saja peranan guru dalam administrasi peserta
didik.
7. Mengetahui apa saja kegiatan – kegiatan administrasi peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Administrasi Peserta Didik
Siswa
adalah unsur yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran di
sekolah. Lembaga pendidikan didirikan untuk kepentingan siswa. Oleh sebab itu
siswa perlu mendapatkan perhatian yang cukup dari pelaksana pendidikan.
Administrasi peserta didik merupakan bagian dari kegiatan administrasi yang
dilaksanakan di sekolah, berupa usaha kerjasama yang dilakukan oleh para
pendidik agar terlaksananya proses belajar-mengajar yang relevan, efektif dan
efesien, guna tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan. Cakupan
administrasi peserta didik meliputi pengelolaan penerimaan siswa baru,
pengelolaan bimbingan dan penyuluhan, pengelolaan kelas, pengelolaan organisasi
siswa intra sekolah (OSIS) dan pengelolaan data tentang siswa dan sebagainya.[1]
Administrasi
peserta diddik itu berupa pengurusan serta layanan dalam hal-hal yang berkaitan
dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan penerimaan siswa murid
baru, pembinaan selama siswa berada di sekolah. Sampai siswa tersebut
menamatkan pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Secara garis besar menurut A. Gaffer MS
(1992:93) membagi
administrasi kesiswaan pada tiga bidang, antara lain:
1. Pupil Inventory
Pupil Inventory adalah gambaran
data siswa yang ada dalam lembaga sekolah untuk mengetahui keadaan-keadaan
siswa yang akan masuk sekolah dan juga untuk mengetahui pertumbuhan
jumlah penduduk terutama pada usia anak sekolah. Data ini untuk menyusun
perencanaan sarana prasarana, tenaga guru, termasuk juga perencanaan keuangan
untuk anggaran biaya sekolah tersebut. Dan data pupil Inventory dapat
digunakan menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang. (semua data harus
ada pada administrator pendidikan/sekolah).
2. Pupil Accounting
Pupil Accounting adalah data mengenai
keterangan perilaku siswa di sekolah, terutama masalah absensi. Seperti,
mengapa siswa terlambat masuk sekolah, atau mengapa siswa tidak masuk sekolah,
masalah ini guru harus mengetahui penyebab-penyebabnya sehingga dapat membantu
menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
3. Pupil Personel
Service
Pupil Personel Service adalah pelayanan dan
usaha-usaha sekolah untuk mengembangkan prestasi siswa, pelayanan tersebut
berupa bimbingan konseling yaitu dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada
siswa, sehingga para siswa sadar tentang potensi bakat mintanya, kemampuannya
dan mampu memecahkan masalah-masalahnya.[2]
Administrasi kesiswaan
merupakan usaha dan kegiatan yang meliputi pengaturan tentang administrasi yang
berkaitan dengan siswa dalam upaya mengembangkan potensi siswa. Administrasi
Kesiswaan berhubungan dengan Tata Usaha dalam penyimpanan data-data siswa. Penyimpanan
data tersebut harus ditangan oleh satu orang saja, jika ditangani oleh beberapa
orang maka akan mempersulit dalam pencariannya. Administrasi kesiswaan dibagi
dalam berbagai file, diantaranya :
a. Buku Induk Buku Induk berisi
tentang data pribadi siswa yang meliputi : nama siswa, nama orang tua, tempat
tanggal lahir, alamat siswa, alamat orang tua, dll yang meliputi tentang siswa
itu sendiri.
b. Presensi Siswa Berisi tentang
kehadiran siswa setiap hari selama 1 bulan dan setelah itu direkap sebagai
laporan kepada wali kelas.
c. Jurnal Kelas Berisi tentang
kegiatan proses belajar mengajar dalam kelas perjam pelajaran.
d. Laporan Hasil Nilai Siswa
Berisi tentang hasil nilai yang telah dilaksanakan dalam satu semester oleh siswa.[3]
B. Tujuan,
Fungsi dan Prinsip Administrasi Peserta
Didik
Tujuan administrasi kesiswaan
adalah mengatur kegiaatan-kegiatan peserta didik dari mulai masuk sampai lulus
sekolah. Pengaturan kegiatan peserta didik tersebut diarahkan pada peningkatan
mutu kegiatan belajar mengajar baik intra maupun ekstrakurikuler, sehingga
memberikan kontribusi bagi pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah serta
tujuan pendidikan secara keseluruhan. Dan tujuan administrasi peserta didik adalah mengatur
kegiatan kegiatan peserta didik agar kegiatan kegiatan tersebut menunjang
proses pembelajaran di lembaga pendidikan sekolah lebih lanjut proses
pembelajaran di lembaga tersebut sekolah dapat berjalan lancar tertib dan
teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan
tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Fungsi administrasi peserta didik adalah sebagai
Wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin baik yang
berkenaan dengan segi segi individualitasnya segi sosial aspirasi kebutuhan dan
segi-segi potensi peserta didik lainnya. Agar tujuan dan fungsi administrasi peserta didik dapat tercapai
ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya
prinsip-prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut :[4]
1.
Dalam
mengembangkan program administrasi peserta didik and penyelenggara
harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat program dilaksanakan.
2.
Administrasi
peserta didik dipandang sebagai bagian keseluruhan administrasi sekolah.
Oleh karena itu ia harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap
tujuan administrasi sekolah secara keseluruhan.
3.
Segala
bentuk kegiatan administrasi peserta didik setelah mengemban
misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik.
4.
Kegiatan-kegiatan
administrasi peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta yang
mempunyai keberagaman latar belakang dan punya banyak perbedaan.
Perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik tidak diarahkan bagi munculnya
konflik diantara mereka melainkan justru untuk mempersatukan saling memahami
dan saling menghargai. Sehingga setiap peserta didik memiliki Wahana untuk
berkembang secara optimal.
5.
Kegiatan
administrasi peserta didik harus dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap
pembimbingan peserta didik.
6.
Kegiatan
administrasi peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta
didik. Prinsip kemandirian akan bermanfaat tidak hanya ketika di sekolah
melainkan juga ketika sudah terjun ke masyarakat.
C. Manfaat
Administrasi Peserta Didik
Adapun manfaat dari
administrasi kesiswaan ialah :
1. Melakukan pencatatan murid semenjak dari proses penerimaan sampai saat
murid meninggalkan sekolah karena sudah tamat mengikuti pendidikan pada sekolah
itu, serta menunjang proses pembelajaran sehingga lancar, teratur, dan
memberikan kontribusi pada tujuan pendidikan.
2. Dapat mengetahui kuantitas dan kualitas siswa yang ada.
3. Dapat memetakan asal siswa baik itu daerah asal ataupun sekolah asal siswa, serta
setelah lulus kita juga dapat memetakan penyebaran lulusan siswa tersebut.
4. Dapat membuat suatu lingkungan pembelajaran yang nyaman, karena adanya tata
tertib yang tetrulis untuk siswa.[5]
D. Ruang Lingkup Administrasi Peserta
Didik
Semua
kegiatan di sekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu peserta didik
mengembangkan dirinya. Jika peserta didik itu secara sendiri berupaya aktif
mengembangkan diri sesuai dengan program-program yang dilakukan sekolah. Oleh
karena itu, sangat penting untuk menciptakan kondisi agar peserta didik dapat
mengembangkan diri secara optimal. Sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah
memegang peran penting dalam menciptakan kondisi tersebut.
Dengan
demikian administrasi peserta didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan data
peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara
operasional dapat digunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.[6]
Ruang lingkup administrasi peserta
didik meliputi:
1.
Analisis
kebutuhan peserta didik
Langkah pertama dalam kegiatan administrasi
peserta didik adalah melakukan analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang
dibutuhkan oleh lembaga pendidikan (sekolah). Kegiatan yang dilakukan dalam
langkah ini adalah :
a)
Merencanakan
jumlah peserta didik yang akan diterima
b)
Menyusun
program kegiatan kesiswaan
2.
Rekruitmen
peserta didik
Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga
pendidikan (sekolah) pada hakikatnya adalah merupakan proses pencarian,
menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di
lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan. Langkah-langkah rekruitmen
peserta didik (siswa baru) adalah sebagai berikut :
a)
Pembentukan
panitia penerimaan siswa baru
b)
Pembuatan
dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara
terbuka
3.
Seleksi
peserta didik
Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan
calon peserta didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik
menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan
ketentuan yang berlaku. Adapun cara-cara yang dapat dilakukan adalah :
a)
Melalui
tes atau ujian
b)
Melalui
penelusuran bakat kemampuan
c)
Berdasarkan
nilai STTB atau nilai UAN
4.
Orientasi
Orientasi peserta didik (siswa baru) adalah
kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga
pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Situasi dan kondisi
ini menyangkut lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah.
Lingkungan fisik sekolah seperti jalan menuju sekolah, halaman
sekolah, tempat olahraga, gedung dan perlengkapan sekolah serta fasilitas fasilitas lainnya
yang disediakan lembaga. Sedangkan lingkungan sosial sekolah meliputi kepala
sekolah, guru-guru, tenaga tata usaha, teman sebaya, kakak kakak kelas,
peraturan atau tata tertib sekolah, layanan layanan sekolah bagi peserta didik
serta kegiatan-kegiatan dan organisasi kesiswaan yang ada di lembaga.[7]
Tujuan diadakan kegiatan orientasi bagi peserta didik antara lain:
a)
Agar
peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di
sekolah
b)
Agar
peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan sekolah
c)
Agar
peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik mental
dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di
sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kehidupan sekolah
5.
Penempatan
peserta didik (pembagian kelas)
Sebelum peserta didik yang telah diterima pada sebuah
lembaga pendidikan sekolah mengikuti proses pembelajaran terlebih dahulu perlu
ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. Pengelompokan peserta
didik yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah sebagian besar berdasarkan kepada
sistem kelas.[8]
Dan selanjutnya menurut Hedyat Soetopo (dalam Sukarti Nasihin dan Sururi, 2009:211), dasar dasar
pengelompokan peserta didik ada 5 macam, yaitu :
a)
Frienship Grouping
Pengelompokan peserta didik
itu didasarkan pada kesukaan di dalam memilih teman antar peserta didik itu
sendiri. Jadi dalam hal ini peserta didik mempunyai kebebasan di dalam memilih
teman untuk di jadikan sebagai anggota kelompoknya.
b)
Achievement Grouping
Pengelompokan peserta didik
itu didasarkan pada prestasi yang dicapai oleh siswa. Dalam pengelompokan ini
biasanya diadakan percampuran antara peserta didik yang berprestasi tinggi
dengan peserta didik yang berprestasi rendah
c)
Aptitude Grouping
Pengelompokan peserta didik
itu didasarkan atas kemampuan dan bakat yang sesuai dengan apa yang dimiliki
peserta didik itu sendiri.
d)
Attention or Interest Grouping
Pengelompokan peserta didik
itu didasarkan atas perhatian atau minat yang didasari kesenangan peserta didik
itu sendiri. Pengelompokan ini di dasari oleh adanya peserta didik yang
mempunyai bakat dalam bidang tertentu namun si peserta didik tersebut tidak
senag dengan bakat yang dimilikinya.
e)
Intellegence Grouping
Pengelompokan peserta didik
itu didasarkan atas hasil tes intelegensi yang diberikan kepada pserta didik
itu sendiri[9]
6.
Pembinaan
dan pengembangan peserta didik
Langkah berikutnya dalam administrasi peserta
didik adalah melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap peserta didik.
Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak mendapatkan
bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan
dating. Lembaga pendidikan (sekolah) dalam pembinaan dan pengembangan peserta
didik biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan kegiatan kurikuler dan
kegiatan ekstra kurikuler.
7.
Pencatatan
dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan tentang peserta didik
di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) sangat diperlukan. Kegiatan pencatatan
dan pelaporan ini dimulai sejak peserta didik itu diterima di sekolah tersebut
sampai mereka tamat atau meninggalkan sekolah tersebut. Pencatatan tentang
kondisi peserta didik perlu dilakukan agar pihak lembaga dapat memberikan
bimbingan yang optimal pada peserta didik. Sedangkan pelaporan dilakukan
sebagai wujud tanggung jawab lembaga agar pihak-pihak terkait dapat mengetahui
perkembangan peserta didik di lembaga tersebut.[10]
Untuk melakukan pencatatan dan pelaporan
diperlukan peralatan dan perlengkapan yang dapat mempermudah. Peralatan dan
perlengkapan tersebut biasanya berupa :
a)
Buku
induk siswa
b)
Buku
klapper
c)
Daftar
presensi
d)
Daftar
mutasi peserta didik
e)
Buku
catatan pribadi peserta didik
f)
Daftar
nilai
g)
Daftar
legger
h)
Buku
raport
8.
Kelulusan
dan alumni
Ketika peserta didik sudah lulus, maka secara
formal hubungan antara peserta didik dan lembaga telah selesai. Namun demikian,
diharapkan hubungan antara para alumni dan sekolah tetap terjalin dari hubungan
sekolah dan alumni ini, lembaga pendidikan bisa memanfaatkan hasil-hasilnya.
Lembaga pendidikan bisa menjaring berbagai informasi. Misalnya informasi
tentang materi pelajaran mana yang sangat membantu untuk studi selanjutnya.
Mungkin juga informasi tentang lapangan kerja yang bisa dijangkau bagi alumni
lainnya.[11]
E. Hal-hal Penting
dalam Administrasi Kesiswaan
Dalam kegatan Administrasi
Peserta Didik ada beberapa hal yang sangat penting, yaitu pembinaan Peserta
Didik, Mangkal Kenakalan Anak/Remaja (Juvenile Delinquency), dan Penanggulangan
Penyalagunaan Narkotika, ganja, morfin, alkohol, dan sebagainya.
1.
Pembinaan Peserta Didik
Maksud pembinaan perserta
didik adalah mengusahakan agar merka dapat tumbuh dan berkembang sebagai
manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila.
Tujuan pembinaan peserta didik adalah :
a. meningkatkan peran serta dan
inisiatifnya untuk menjaga dan embina sekolah sebagai wiyatamandala, sehingga
terhingga terhindar dari usaha pengaruh yang bertentangan dengan kebuyaan
nasional;
b. menumbuhkan daya tangkal
terhadap pengaruh negatif yang datang dari luar lingkungan sekolah;
c. memantapkan kegiatan
kokurikuler dan ekstrakulikuler dalam menunjang pencapaian kurikulum;
d. mengingkatkan apresisasi dan
penghayatan seni;
e. menumbuhan sikap berbangsa
dan bernegara meneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat serta nilai-nilai
1945;
f.
meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani serta rekreasi, dalam wadah
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).[12]
2.
Menangkal Kenakalan Anak/Remaja
Kenakalan Anak (Juvenile
Delinquency) sebagai perbuatan anti sosial atau perbuatan
penyelewengan/pelanggaran terhadap norma masyarakat yang dilakukan oleh/anak/remaja
tak pernah luput dari perhatian kita.
Hal tersebut harus ditangakal
dan ditanggulangi dengan kebijakan-kebijakan pendidikan khususnya serta
kebijkan-kebijkan lain pada umumnya secara menyeluruh dan terpadu. Untuk menangkal dan menaggulangi
kenakalan anak tersebut perlu diketahui secara dini dan saksama tentang:
1) Penyebab-penyebabnya,
seperti:
a. Faktor perkembangan jiwa pada
periode pubertas
b. Faktor lingkungan keluarga,
sekolah atau masyarakat
-
Lingkungan keluarga pecah, kurangnya kasih sayang kedua orang tua
-
Lingkungan sekolah yang menjemukan/membosankan, kurang kreatif dan
rekreatif
-
Lingkungan masyarakat yang tak
menentu bagi prospek kehidupan masa mendatang, penuh spekulasi, korupsi, dan
sebagainya
2) Gejala-gejala yang
memperlihatkan hal-hal yang mengarah kepada masalah kenakalan anak harus dapat
dideteksi secepat mungkin dan secermat mungkin.
3) Untuk menentukan langkah yang
tepat dalam penangkalan dan penanggulangan kenakalan anak, beberpa faktor dan
kondisi penyebab perku kita ketahui.
4) Kebijakan-kebijakan yang
dapat diambil untuk menangkal dan menanggulangi kenalakan-kenakalan anak dapat
dilakukan melaui Tri Pusat Pendidikan, yaitu dalam lingkunga keluarga,
lingkungan sekolah atau pendidikan formal, dan lingkungan sosial atau
masyarakat.[13]
3.
Masalah Ganja, Narkotika, dan sebagainya
Kebijakan penagkalan serta
penanggulangan penyalagunaan ganja, narkotika, morfinisme, alkoholisme, dan
sebaginya merupakan usaha yang terpadu yang mengikutsertakan seluruh lapisan
masyarakat (people involvemnt), yaitu orang tua, guru,/dosen, hakim, penegak
hukum,organisasi massa, keagamaan, rumah sakit, apoteker, lingkungan
pendidikan, tindakan-tindakan preventif, pengawasan dan kuratif harus dilakukan
semaksimal mungkin demi keselamatan generasi penerus kita.
F. Peranan Guru
dalam Administrasi Peserta Didik
Beberapa peranan guru dalam administrasi kesiswaan itu di antaranya adalah:
1. Dalam penerimaan siswa, para
guru dapat dilibatkan untuk ambil bagian. Di antara mereka dapat ditunjuk
menjadi panitia penerimaan yang dapat melaksanakan tugas-tugas teknis mulai
dari pencatatan penerimaan sampai dengan pelaporan pelaksanaan tugas.
2. Dalam masa orientasi, tugas
guru adalah membuat agar para siswa cepat beradaptasi dengan lingkungan sekolah
barunya. Peranan guru dalam hal ini sangat penting, karena andaikata terjadi
salah langkah pada saat pertama, dapat berakibat kurang menguntungkan bagi jiwa
anak untuk waktu-waktu selanjutnya.
3. Untuk pengaturan kehadiran
siswa di kelas, guru mempunyai andil yang besar juga. Guru diharapkan mampu
mencatat/ merekam kehadiran ini meskipun dengan sederhana akan tetapi harus
baik. Data kehadiran ini dimungkinkan untuk bahan pertimbangan penilaian
terhadap siswa, misalnya sebagai pertimbangan dalam menetapkan kenaikan kelas.
4. Dalam memotivasi siswa untuk
senantiasi berprestasi tinggi, guru juga harus mampu menciptakan suasana yang
mendukung hal tersebut. Hal ini dapat mereka lakukan misalnya dengan membuat
grafik prestasi belajar siswa-siswanya.[14]
G. Kegiatan – kegiatan Administrasi Peserta Didik
Administrasi peserta didik meliputi dua bagian kegiatan, yaitu:
a. Kegiatan di luar kelas, meliputi
penerimaan peserta didik, pencatatan peserta didik, pembagian seragam sekolah,
penyediaan sarana olahraga dan seni, perpustakaan, dan lain-lain.
b. Kegiatan di dalam kelas, meliputi
pengelolaan kelas, interaksi belajar mengajar yang positif, penyediaan media
pembelajaran, dan lain-lain.[15]
Dalam penerimaan siswa baru perlu dilakukan proses seleksi
dan pencatatan siswa yang memasuki sekolah atau lembaga pendidikan setelah para
calon siswa tersebut memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh sekolah. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dalam administrasi kesiswaan tersebut antara lain :
1.
Mengatur Kegiatan
Penerimaan Siswa Baru
2.
Mengatur Kegiatan
Orientasi Siswa Baru
3.
Pengelolaan Kelas
4.
Pembinaan Disiplin
Murid/Siswa
5.
Pengelolaan Osis
(Organisasi Siswa Intra Sekolah)
6.
Pengelolaan Data Siswa
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Administrasi kesiswaan merupakan usaha dan kegiatan
yang meliputi pengaturan tentang administrasi yang berkaitan dengan siswa dalam
upaya mengembangkan potensi siswa. Administrasi Kesiswaan berhubungan dengan
Tata Usaha dalam penyimpanan data-data siswa. Penyimpanan data
tersebut harus ditangan oleh satu orang saja, jika ditangani oleh beberapa
orang maka akan mempersulit dalam pencariannya.
Semua
kegiatan di sekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu peserta didik mengembangkan
dirinya. Jika peserta didik itu secara sendiri berupaya aktif mengembangkan
diri sesuai dengan program-program yang dilakukan sekolah. Oleh karena itu,
sangat penting untuk menciptakan kondisi agar peserta didik dapat mengembangkan
diri secara optimal. Sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah memegang peran
penting dalam menciptakan kondisi tersebut.
B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak yang dapat dipertanggung jawabkan. Kami sangat menerima saran
dan kritikan dari pembaca untuk membuat makalah ini lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Asnawir. 2005. Administrasi
Pendidikan. Padang: IAIN IB Press.
Daryanto, M., Administrasi
dan Manajemen Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
Imron, Ali. 2012. Managemen
Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi aksara.
Nawawi, Hadari. 1993. Administrasi Pendidikan. Jakarta: CV. Haji Mas
Agung.
Soewarno dan Subari. 1991. Administrasi Pendidikan. Surabaya: Medio
Sururi dan Sukarti Nasihin. 2010. Manajemen
Peserta didik. Bandung: Alfabeta.
Suryosubroto, B., 2010. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Dosen Administrasi
Pendidikan UPI. 2010. Manjamen Pendidikan. Bandung: ALFABETA.
[1]
Asnawir, Administrasi
Pendidikan, (Padang: IAIN IB Press, 2005), hlm. 166-167
[2]
Ibid., hlm. 167
[3]
Soewarno dan Subari, Administrasi
Pendidikan, (Surabaya: Medio, 1991), hlm. 30
[4]
Tim Dosen Administrasi
Pendidikan UPI, Manjamen Pendidikan, (ALFABETA: Bandung, 2010), hlm.
206.
[6] Tim Dosen Administrasi Pendidikan
UPI, Op.cit., hlm. 206-207
[7]
Ibid., hlm. 208-210
[8]
Ibid., hlm. 210
[10]
Tim Dosen Administrasi
Pendidikan UPI, Op.cit., hlm. 211-212
[11]
Ibid., hlm. 214
[14]
Asnawir, Op.Cit.,
hlm. 184
[15]
M. Daryanto, Administrasi
dan Manajemen Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), hlm. 139
No comments:
Post a Comment