MAKALAH
PENGEMBANGAN
KURIKULUM
Tentang
“Evaluasi Kurikulum”
Disusun
Oleh
FADHILAH :
1614040002
INDRI SONIA : 1614040032
Dosen
Pengampu :
Andrianto, M.Pd
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
(A)
FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1439 H/ 2018 M
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam membahas tentang evaluasi
kurikulum tidak terlepas dari beberapa istilah yaitu, mengenai penilaian,
pengukuran, dan tes. Evaluasi membantu kita untuk nisa mengetahui baik atau
tidaknya kurikulum yang telah dibuat serta dilaksanakan dalam suatu lembaga
pendidikan. Dimana dengan adanya evaluasi ini apa- apa saja cangkupan yang
harus dilakukan menjadi tahu agar kurikulum yang ada tersebut sesuai dengan
yang diharapkan.
Evaluasi merupakan kegiatan yang
luas, kompleks, dan terus menerus untuk mengetahui proses dan hasil pelaksanaan
sistem penddikan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan evaluasi kurikulum?
2.
Apa
saja dasar-dasar evaluasi kurikulum?
3.
Apa
ruang lingkup evaluasi kurikulum?
4.
Apa
tujuan evaluasi kurikulum?
5.
Apa
fungsi evaluasi kurikulum?
6.
Apa saja bentuk-bentuk evaluasi kurikulum?
7.
Apa
saja prinsip-prinsip evaluasi kurikulum?
8.
Bagaimana
proses evaluasi kurikulum?
9.
Apa
saja model evaluasi kurikulum?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
apa itu yang dimaksud dengan evaluasi kurikulum.
2.
Mengetahui
apa dasar-dasar evaluasi kurikulum.
3.
Mengetahui
ruang lingkup evaluasi kurikulum.
4.
Mengetahui
tujuan evaluasi kurikulum.
5.
Mengetahui
apa itu fungsi evaluasi kurikulum.
6.
Mengetahui
apa saja bentuk-bentuk evaluasi kurikulum.
7.
Mengetahui
prinsip-prinsip evaluasi kurikulum.
8.
Menjelaskan
proses evaluasi kurikulum.
9.
Mengetahui
apa saja model evaluasi kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Evaluasi Kurikulum
Pembahasan mengenai evaluasi kurikulum tidak terlepas dari beberapa
istilah yang senada bahkan sering dipertukarkan maknanya, yaitu evaluasi,
penilaian, pengukuran, dan tes. Dilihat dari
padanan kata, evaluasi berasal dari bahasa inggris yakni “evaluation”
sedangkan penilaian disebut juga “assessment”, pengukuran adalah “measurement”
sedangkan tes dalam bahasa inggris
disebut “test”. Berikut merupakan pengertian evaluasi menurut beberapa ahli, yaitu:
1.
Hamid
Hasan
Evaluasi adalah suatu proses pemberian pertimbangan mengenai nilai
dan arti sesuatu yang dipertimbangan. Sesuatu yang dipertimbangan tersebut
dapat berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan tertentu, dengan berdasarkan kepada
kriteria-kriteria tertentu agar tidak dilakukan secara asal saja. Tanpa
kriteria yyang jelas apa yag dilakukan bukanlah suatu proses yang dapat
diklarifikasikan sebagai evaluasi.
2.
Mulyani
Sumantri
Evaluasi adalah merupakan suatu proses yang bersifat interaktif
bertalian dengan deskripsi dan penyesuaian, sehingga menenntukan sesuatu yang
berharga daripada benda, orang, pekerjaan dan karakteristik tertentu.
3.
Nana
Sudjana
Evalusi adalah proses penentuaan nilai sesuatu berdasarkan kriteria
tertentu, yang dalam proses tersebut tercakup usaha untuk mencari dan
mengumpulkan data/informasi yang diperlukan sebagai dasar dalam menentukan
nilai sesuatu yang menjadi objek evaluasi, seperti program, prosedur, usul,
cara, pendekatan, model kerja, hasil program dan lain sebagainya.
4.
Doll
(Achasius Kaber)
Dalam pengembangan kurikulum, evaluasi sebagai usaha terus menerus
dan menyeluruh untuk menyelidiki efek daripada program pendidikan yang
dilaksanakan baik isi maupun prosesnya, dilihat dari sudut tujuan yang telah
dirumuskan dengan jelas.
5.
Nana
Syaodih
Evaluasi merupakan kegiatan yang luas, kompleks, dan terus menerus
untuk mengetahui proses dan hasil pelaksanaan sistem penddikan dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
6.
Menurut
wand dan brown (1975) evaluasi mengacu pada suatu proses untuk menentukan nilai
sesuatu yang dievaluasi.
7.
Guba
dan Lincoln mendefenisikan evaluasi merupakan suatu proses memberikan
pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan.[1]
Kurikulum merupakan bagian dari pendidikan dalam lingkup yang luas.
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Menngevaluasi
keberhasilan sebuah pendidikan berarti juga mengevaluasi kurikulumnya. hal ini berarti bahwa evaluasi kurikulum
merupakan bagian dari evaluasi pendidikan, yang memusatkan perhatiannya pada
program-program untuk peserta didik. Kurikulum sebagai program belajar siswa
perlu dievaluasi sebagai bahan balikan dan penyempurnaan sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan masyarakat, anak didik, serta perkembangan ilmu dan
teknologi. Hasil evaluasi kurikulum bermanfaat bagi penentu kebijakan dalam
menentukan keputusan untuk melakukan perbaikan ataupun perubahan kurikulum.[2]
Jadi,
dapat diartikan evaluasi kurikulum sebagai usaha sistematis mengumpulkan
informasi mengenai suatu kurikkulum untuk digunakan sebagai pertimbangan
mengenai nilai dan arti dari kurikulum dalam suatu konteks tertentu. Kurikulum
tidak mungkin berlaku sepanjang masa, karena itu, ada keterbatasan dalamm
konteks waktu. Suatu kurikulum yang sesuai untuk suatu konteks waktu tertentu
belum tentu sesuai untuk waktu yang lain walaupun diberlakukan di tempat/satuan
penndidikan yang sama. Oleh karena itu, kurikulum selalu berubah sesuai dengan
kemjuan zaman yang ditandai oleh kurun waktu dimana kurikulum itu direncanakan.[3]
B.
Dasar-dasar Evaluasi Kurikulum
Evaluasi
kurikulum bermacam-macam tujuannya. Yang paling penting dintaranya ialah:
1)
Mengetahui
hingga manakah siswa mencapai kemajuan ke arah tujuan yang telah ditentukan.
2)
Menilai
efektivitas kurikulum.
3)
Menentukan
faktor biaya, waktu, dan tingkat keberhasilan kurikulum.
Evaluasi kurikulum hendaknya didasarkan pada:
a.
Determinan
Kurikulum
-
Orientasi
filosifis lembaga pendidikan itu.
-
Konteks
sosial-ekonomi.
-
Hakikat
pelajar.
-
Hakikat
bahan pelajaran.
4)
Harapan-harapan
golongan konsumen dari kurikulum tersebuut.
5)
Bukti
mengenai tingkat produktivitas dengan mempertimbangkan hasil belajar, biaya,
waktu.[4]
Adapun Karakteristik
evaluasi:
a. Pertama, evaluasi merupakan suatu proses.
Artinya dalam suatu pelaksaan evaluasi mestinya terdiri dari berbagai macam
tindakan yang harus dilakukan.
b. Kedua, evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai atau arti. Artinya
berdasarkan hasil pertimbangan evaluasi apakah sesuatu itu mempunyai niilai
atau tidak. Dengan kata lain evaluasi dapat menunjukkan kualiatas yang dinilai.[5]
C.
Ruang Lingkup Evaluasi Kurikulum
Kurikulum dapat
dipandang dari dua sisi. Sisi pertama kurikulum sebagai program pendidikan.
Sisi kedua kurkulum sebagai suatu proses atau kegiatan.
a. Evaluasi Kurikulum Sebagai Suatu Program atau Dokmen
Suatu program
atau dokumen, kurikulum memiliki beberapa komponen pokok, yaitu ingin dicapai,
isi atau materi kurikulum itu sendiri, strategi pembelajaran yang direncanakan,
serta rencana evaluasi keberhasilan.
a)
Evaluasi Tujuan Pendidikan
Rumusan tujuan merupakan salah satuu komponen yang ada dalam
dokumen kurikulum. Evaluasi kurikulum sebagai dokumen adalah evaluasi terhadap
tujuan, setiap mata pelajaran terdapat sejumlah kriteriauntuk menilai tujuan
ini.
1)
Apakah
tujuan setiap mata pelajaran itu berhubungan dan diarahkan untuk mencapai
tujuan lembaga sekolah yang bersangkutan?
2)
Apakah
tujuan itu mudah dipahami oleh setiap guru?
3)
Apakah
tujuan yang dirumuskan dalam dokumen itu sesuai dngan tingkt perkembangan
siswa?
b)
Evaluasi terhadap Isi/Materi Kurikulum
Yang dimaksud adalah seluruh pokok bahasan yang diberikan dalam
setiap mata pelajaran. Sejumlah pertanyaan yang dapat dijadikan kriteria untuk
menguji isi atau materi kurikulum diantaranya:
1)
Apakah
isi kurikulum sesuai atau dapat mendukung pencapaian tujuan seperti yang telah
diterapkan?
2)
Apakah
isi atau materi kurikulum sesuai dengan pandanagan-pandangan atau
penemuan-penemuan yang mutakhir?
3)
Apakah
isi kurikulum sesuai dengan pengalaman dan karateristik lingkungan diimana anak
tinggal?
4)
Apakah
urutan isi kurikulum sesuai karakteristik isi?
c)
Evaluasi terhadap Strategi Pembelajaran
Sejumlah kriteria yag dapat diajukan untuk menilai pedoman strategi
belajar mengajar diantaranya:
1) Apakah strategi pembelajaran yang diajarkan sesuai dan dapat
mendukung untuk keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan?
2)
Apakah
strategi pemelajaran yang diusulkan dapat mendorong aktivitas dan minat siswa
untuk belajar?
3)
Apakah
strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan siswa?
4)
Apakah
strategii pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia?
d)
Evaluasi terhadap Program Penilaian
Beberapa
kriteria yang dapat dijadikan acuan adalah:
1)
Apakah
program evaluasi relevan dengan tujuan yang iingin dicapai?
2)
Apakah
evaluasi diprogramkan untuk mencapai fungsi evaluasi baik formatif maupun
sumatif?
b.
Evaluasi
pembelajaran sebagai Implementasi Kurikulum
Dalam menilai
implementasi kurikulum tersebut ada kriterianya antara lain:
1)
Apakah
implementasi kurikulum yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan program yang
direncanakan?
2)
Sejauh
mana siswa dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajran sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai?
3)
Apakah
secara keseluruhan implementasi kurkulum dianggap efektif dan efisien?[6]
D.
Tujuan Evaluasi Kurikulum
Tujuan evaluasi kuriulum berbeda-beda tergantuung dari konsep atau
pengertian seseorang tentang evaluasi. Konsep seseorang tentang evaluasi
dipengaruhi oleh pandangan filosofis seseorang tentang posisi evaluasi sebagai
suatu bidang kajian dan sebagai profesi. Terkadang tujuan tersebut tecantum dalam
definisi yang dikemukakan tapi terkadang juga tidak. Secara mendasar tujuan
suatu pekerjaan evaluasi kurikulum, dan evaluasi lainnya, bersifat praktis.
Tujuan tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.
Menyediakan
informasi mengenai pelaksanaan pengembangan dan pelaksanaan suatu kurikulum
sebagai masukan bagi pengambilan keputusan.
2.
Menentukan
tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu kurikulum serta faktor-faktor yang
berkontribusi dalam suatu lingkungan tertentu.
3.
Mengembangkan
berbagai alternatif pemecahan masalah yang
dapat digunakan dalam upaya perbaikan kurikulum.
4.
Memahami
dan menjelaskan karakteristik suatu kurikulum dan pelaksanaan suatu kurikulum.[7]
E.
Fungsi Evaluasi Kurikulum
Evaluasi merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan
pendidikan formal. Ada beberapa fungsi evaluasi, yaitu:
a.
Evaluasi
merupakan alat yang penting sebagai umpan balik siswa.
b.
Untuk
mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.
c.
Dapat
memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum.
d.
Informasi
dari hasil evaluasi dapat digunakan oleh siswa secara individual dalam
mengambil keputusan, khususnya untuk menentukan masa depan sehubungan dengan
pemilihan bidang pekerjaan serta pengembangan karier.
e.
Berguna
untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan kejelasa tujuan
khusus yang ingin dicapai.
f.
Sebagai
umpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan dengan pendidika disekolah,
misalnya untuk orang tua, untuk guru dan pengembang kurikulum, untuk perguruan
tinggi, serta masyarakat.[8]
F.
Bentuk-Bentuk Pelaksanaan Evaluasi Kurikulum
Dilihat dari pelaksanaan dan tujuannya, evaluasi kurikulum dapat
dibedakan ke dalam dua macam, yaitu:
1.
Evaluasi
formatif, yakni evaluasi yang dilaksanakan selama kurikulum digunakan dengan
tujuan untuk menjadi dasar dalam perbaikan. Evaluasi ini dapat dilakukan
terhadap pelaksanaan paket-paket program atau masing-masing mata pelajaran dari
suatu kurikulum atau terhadap pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan.
2.
Evaluasi
sumatif, yaknii evaluasi yang dilaksanakan di akhir pelaksanaab suuatu
kurikulum, seperti evaluasi kurikulum SD dilaksanakan setelah selesai (6 tahun)
kurikulum itu dilaksanakan, dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan
pelaksanaan kurikulum tersebut. [9]
G.
Prinsip-Prinsip Evaluasi Kurikulum
Dalam menilai suatu kurikulum, baik kurikulum dalam pengertian
program tertulis dalam buku kurikulum (ideal), maupun kurikulum yang terlaksana
(aktual) ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. Konsep dan pemikiran
yang ada hendaknyadijadikan tolak ukur berhasil tidaknya suatu kurikulum
sebagai alat untuk mencapa tujuan pendidikan. Ada sejumlah prinsip yang biasa
digunakan yakni:
1.
Tujuan
tertentu. Artinya setiap program evaluasi
kurikulum terarah dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan secara jelas dan
spesifik. Tujuan-tujuan itu pula yang mengarahkan berbagai kegiatan dalam
proses pelaksaan evaluasi kurikulum.
2.
Keseimbangan. Prinsip keseimbangan dalam penilaian kurikulum dimaksudkan bahwa
menilai suatu kurikulum tidak hanya dilakukan terhadap kurikulum nyata
(kurikulum aktual) tetapi juga sekalugus terhadap kurikulum ideal atau
kurikulum yang diniatkan. Tanpa dilakukan penilaian yang seimbang dari keduanya
maka kesimpulan akhir tidak dapat memecahkan kelemahan dan hambatan yang ada.
Sebagai contoh penilaian hanya dilakukan terhadap kurikulum ideal atau yang
diniati, hasilnya adalah perubahan dalam GBPP dan pedomannya ke arah yang lebih
baik, lebih sempurna sesuai dengan tuntutan iptek.
3.
Realisme. Evaluasi kurikulum harus mencakup realistis, artinya dapat
dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang dimiliki. Dengan kata
lain penilaian kurikulum terbatas pada aspek yang hanya bisa dinilai.
Kondisi-kondisi tersebut meliputi keadaan dana yang tersedia, alat-alat
penilaian yang dimiliki, kemampuan para penilai. Dilain pihak segi yang dinilai
adalah segi-segi yang terjadi atau yang ada dalam kenyataan bukan hal yang
tersembunyi, yang sebenarnya tidak sesuai dengan apa adanya.
4.
Ekologi. Suatu kurikulum harus dapat memperhitungkan adanya hubungan yang
erat antara program studi dengan situasi
daerah, tempat sekolah itu berada, misalnya kondisi ekonomi setempat
(pabrik-pabrik, perusahaan-perusahaan, pertanian, perikanan, kehutanan, pariwisata,
kekayaan tanah dari segi geologis dan lain sebagainya). Dengan demikian
penialain kurikulum tidak hanya dalam
kondisi lingkungan pendidikan sebab sekolah merupakan bagian atau sub sistem
dari ekologi setempat. Oleh sebab itu, keberhasilan kurikulum langsung ataupun tidak
, dipengaruhi oleh lingkungan setempat.
5.
Klasifikasi. Dalam menilai suatu kurikulum untuk lembaga pendidikan tertentu
terlebih dahulu harus ada klarifikasi yang jelas dari sudut, (a) jenjang dan
tingkat pendidikan, (b) jenis sekolah, (c) jenis kurikulum yang digunakan, (d)
kemampuan atau daya dukung sekolah yang bersangkutan , misalnya ada sekolah
kategori baik, sedang dan kurag dari daya dukungannya, (e) geografis.
6.
Hubungan
kontinuitas/kesinambungan. Penilaian
suatu kurikulum harus dilakuakn secara menyeluruh untuk setiap jenjang
pendidikan. Artinya dilaksanakan mulai pendidikan dasar, pendidikan menengah
dan pendidikan tinggi. Hal ini penting sebab upaya pembenahan kurikulum pada
tingkat atau jenjang pendidikan tertentu, misalnya pendidikan dasar harus
berkesinambungan dengan upaya penyempurnaan di tingkat pendidikan selanjutnya.
Dengan demikian apabila ditemukan kelemahan suatu program pendidikan, maka
prinsip ini bisa dilakuakn untuk setiap bidang studi, setiap tingkat dan setiap
jenjang pendidikan.
7.
Bersifat
obyektif, dalam artian berpijak pada keadaan
yang sebenarnya, bersumber dari data yang nyata dan akurat, yang diperoleh
melalui instrumen yang andal.
8.
Bersifat
komprehensif, mencakup semua dimensi atau aspek
yang tedapat dalam ruang lingkup kurikulum. Seluruh komponen kurikulum harus
mendapat perhatian dan pertimbangan secaraseksama sebelum dilakukan pengambilan
keputusan.
9.
Kooperatif
dan bertanggung jawab dalam perencanaan. Pelaksanaan
dan keberhasilan suatu program evaluasi kurikulum merupakan ttanggung jawab
bersama pihak-pihak yang terlibat dalam proses pendidikan seperti guru, kepala
sekolah, orang tua, bahkan siswa itu sendiri, disamping merupakan tanggung
jawab utama lembaga penelitian dan pengembangan.
10.
Efisien. Khususnya dalam penggunaan waktu, biaya, tenaga, dan peralatan
yang menjadi unsur penunjang. Oleh karena itu, harus diupayakan agar hasil
evaluasi lebih tinggi, atau paling tidak berimbang dengan materill yang
digunakan.[10]
H.
Proses Evaluasi Kurikulum
Berbagai model desain kurikulum memerlukan berbagai cara evaluasi
yang berbeda pula. Salah satunya contoh model yang sering digunakan adalah
desain tujuan. Evaluasi ini terdiri atas langkah-langkah:
a.
Pelaksanaan
evaluasi internal
b.
Rancangan
revisi
c.
Pendapat
ahli
d.
Komentar
yang dapat dipercaya
e.
Model
kurikulum
Dalam program
evaluasi ini terdapat perbedaan pendapat tentang apakah para ahli yang
melaksanakan kurikulum harus juga ahli dalam bidang ilmu tersebut. Banyak
peneliti yang berpendapat bahwa jika ahli tersebut mempunyai kekuranagn dalam
teknik evaluasi kurikulum, mungkin akan dihasilkan hal-hal yang biasa. Oleh
karena itu, kurikulum dan ahli disiplin ilmu harus melaukan evaluasi bersama
secara kooperatif. Meskipun demikian, ada pula ahli yang mengemukakan empt
langkah evaluasi kurikulum yang berfokus pada tujuan, yaitu:
a.
Evaluasi
awal
b.
Evaluasi
formatif
c.
Evaluasi
sumatif, dan
d.
Evaluasi
jangka panjang.
Jadi, dari
pendapat ahli-ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa jika dikategorikan
personal. Evaluasi ini berupa internal dan eksternal. Evaluasi internal dilaksanakan
oleh pengembang kurikulum, dan berhubungan dengan model desain kurikulum yang
bertujuan untuk memperbaiki proses pengembangan kurikulum. Tugasnya terutama
untuk menegaskan apakah tujuan awal telah tercapai atau belum. Adapun evaluasi
eksternal dilaksanakan oleh pihak selain pengembang kurikulum, dengan cara
tes dan observasi. [11]
I.
Model Evaluasi Kurikulum
Secara garis besar , berbagai model evaluasi yang telah
dikembangkan selama ini dapat digolongkan kedalam lima rumpun model yaitu:
a.
Measurement
Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk
mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil evaluasi digunakan
terutama untuk keperluan seleksi siswa,
bimbingan pendidikan dan perbandingan efektivitas antara dua atau lebih
program/ metode pendidikan. Objek evaluasi dititikberatkan pada hasil belajar
terutama dalam aspek kognitif dan khususnya yang dapat diukur dengan alat
evaluasi yang objektif dan dapat dibakukan. Jenis data yang dikumpulkan dalam
evaluasi adalah data obyektif khususnya skor hasil tes. Dalam kegiatan
evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan atau cara-cara berikut:
1)
Menempatkan
kedudukan setiap siswa dalam kelompoknya melalui pengembangan norma kelompok
dalam evaluasi hasil belajar.
2)
Membandingkan
hasil belajar antara dua atau lebih kelompok yang menggunakan program/metode
pengajaran yang berbeda melalui analisis secara kuantitatif.
3)
Teknik
evaluasi yang digunakan terutama tes yang disusun dalam bentuk objektif, yang
terus dikembangkan untuk menghasilkan alat evaluasi yang valid.
b.
Congruence
Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian atau congruence
antara tujuan pendidikan dan hasil yang dicapai, untuk melihat sejauh mana
perubahan hasil pendidikan telah terjadi. Hasil evaluasi diperlukan dalam
rangka penyempurnaan program, bimbingan pendidikan dan pemberian informasi
kepada pihak-pihak diluar pendidikan. Dalam kegiatan evaluasi, cenderung
ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Menggunakan
prosedur pre-and post-assessment dengam menempuh langkah-langkah pokok sebagai
berikut yaitu, penegasan tujuan, pengembangan alat evaluasi, dan penggunaan
hasil evaluasi.
2)
Analisis
hasil evaluasi dilakukan secara bagian demi bagian.
3)
Teknik
evaluasi mencakup tes dab teknik-teknik evaluasi lainnya yang cocok untuk
menilai berbagai jenis perilaku yang terkandung dalam tujuan.
4)
Kurang
menyetujui diadakannya evaluasi perbandingan antara dua atau lebih program.
c.
Illumination
Evaluasi pada dasarnya studi mengenai pelaksanaan program, pengaruh
faktor lingkungan, kebaiakan-kebaiakan dan kelemahan program, serta pengaruh
program terhadap perkembangan hasil belajar. Evaluasi lebih didasarkan pada
judgment (pertimbangan) yang hasilnya diperlukan untuk penyempurnaan program.
Objek evaluasi mencakup latar belakang dan perkembangan program, proses
pelaksanaan, hasil belajar dan kesulitan yang dialami. Jenis data yang
dikumpulkn biasanya bersifat subjektif (judgment data). Dalam kegiatan
evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan berikut:
1)
Menggunakan
prosedur yang disebut progressive focussing dengan langkah-langkah pokok
yaitu, orientasi, pengamatan yang lebih terarah, dan analisis sebab akibat.
2)
Bersifat
kualitatif-terbuka, dan fleksibel.
3)
Teknik
evaluasi mencakup, observasi, wawancara, angket, analisis dokumen dan bila
perlu mencakup pula tes.
d.
Educational System Evaluation
Evaluasi pada dasarnya adalah perbandingan antara performance
setiap dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir dengan suatu deskripsi
dan judgment. Hasil evaluasi diperlukan untuk penyempurnaan program dan
penyimpulan hasil program secara keseluruhan. Objek evaluasi mencakup (bahan,
rencana, peralatan), proses dan hasil yang dicapai. Jenis data yang dikumpulkan
meliputi data objektif dan subjektif.
Adapun cara-cara yang ditempuh antara lain:
1)
Membandingkan
performance setiap dimensi pogram.
2)
Membandingkan
performance program dengan menggunakan kriteria.
3)
Eksternal,
yaitu performance program yang lain.
4)
Teknik
evaluasi mencakup: tes, observasi, wawancara, angket dan analisis dokumen.
e.
Model CIIP
Model ini menitikberatkan pada pandangan bahwa keberhasilan program
pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya: karakteristik peserta
didik, dan lingkungan, tujuan program, dan peralatan yang digunakan serta
prosedur, dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi kurikulum
pada model ini dimaksudkan untuk membandingkan performance atau kinerja
dari berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu untuk
menghasilkan judgement atau pertimbangan-pertimbangan mengenai kekuatan dan kelemahan
kurikulum tersebut.
CIIP merupakan model evaluasi dengan fokus pada content, input,
process, serta product. Keempat aspek tersebut menjadi bagian
penting dalam kegiatan evaluasi kurikulum yang dianggap mencakup keseluruhan
dimensi kurikulum.[12]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Evaluasi kurikukulum berarti
menentukan nilai atau efektivitas suatu kegiatan dalam membuat program
kurikulum. Adapun tujuan dalam evaluasi kurikulum antara lain untuk mengukur
tercapainya tujuan dan mengetahui hambatan-hambatan dalam pencapaian tujuan kurikulum.
Dalam evaluasi kurikulum ini
mencakup aspek-aspek kurikulum yang akan dievaluasi, fungsi evaluasi kurikulum,
serta metode yang digunakan dalam mengevaluasi kurikulum.
B.
Saran
Dalam penyusunan makalah ini,
pemakalah menyarankan agar pembaca tidak hanya berpegang pada makalah ini saja,
karenna pemakalah menyadari masih ada kekurangan baik dalam isi maupun
bahasanya. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan kritikan dari pembaca yang
dapat memberikan masukan tentang penulisan makalah agar lebih baik untuk
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 2009. Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung:
Sinar Baru Algenso.
Hamalik, Oemar. 2011. Dasar-dasar Pengembanagn Kurikulum. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Hasan, S. Hamid. 2008. Evaluasi Kurikulum. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Nasution ,S. 2006. Kurikulum
& Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Rohman, Muhammad. 2012. Kurikulum
Berkarakter. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum
dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.
Sudjana, Nana. 2002. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di
Sekolah. Badung: Sinar Baru
Algensindo.
Tim pengembang MKDP. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
[1] Tim pengembang MKDP, Kurikulum
dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 105-106.
[10]
Nana Sudjana, Peembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah,
(Badung: Sinar Baru Algensindo, 2002),
h. 135-137.
[11]
Oemar Hamalik. Dasar-dasar Pengembanagn Kurikulum, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), 261-262.
Casino City: Casino City, Nevada, United States - Mapyro
ReplyDeleteFind Casino City, Nevada, United States 군포 출장샵 (P3) 포항 출장안마 location offering gaming, slots, 전라북도 출장마사지 poker, blackjack, roulette, craps, 거제 출장안마 keno and 여주 출장마사지 much more.