Search This Blog

Saturday, April 4, 2020

MAKALAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN tentang Administrasi Kurikulum


MAKALAH

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Tentang

Administrasi Kurikulum







Disusun oleh:



MUHAMMAD IMAM ASHARI RAMBE

1614040023





Dosen Pembimbing :

Dra. Nini

  





JURUSAN TADRIS MATEMATIKA A

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS  ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG
1439 H/2018 M

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Kurikulum merupakan alat kunci dalam proses pendidikan formal. Tidak mengherankan apabila alat ini selalu dirombak atau ditinjau kembali untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan zaman. Oleh karena itu kurikulum juga harus selalu berkembang. Dan karena itu pula kurikulum perlu dibina penerapannya dan dikembangkan prospeknya.
            Administrasi kurikulum di sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting di antara kegiatan-kegiatan administrasi lainnya. Kurikulum dengan diiringi tatalaksana yang baik, tepat dan cermat akan mampu membuahkan hasil pendidikan yang baik pula. Kecakapan mengelola, menata, dan melaksanakan kurikulum tidak hanya menjadi kebutuhan dan tanggung jawab guru, juga dirasakan sangat perlu bagi para pengelola lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Dalam makalah ini akan diterangkan mengenai Pengertian Administrasi Kurikulum, komponen-komponen kurikulum, organisasi kurikulum, kegiatan-kegiatan administrasi kurikulum, serta pelaksanaan administrasi kurikulum.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian administrasi kurikulum ?
2.      Apa saja prinsip dan fungsi admnistrasi kurikulum ?
3.      Apa saja komponen-komponen kurikulum ?
4.      Apa itu organisasi kurikulum ?
5.      Apa saja ruang lingkup administrasi kurikulum ?
6.      Apa saja kegiatan-kegiatan administrasi kurikulum ?
7.      Bagaimana pelaksanaan administrasi kurikulum ?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui apa itu pengertian administrasi kurikulum.
2.      Mengetahui apa saja prinsip dan fungsi admnistrasi kurikulum.
3.      Mengetahui apa saja komponen-komponen kurikulum.
4.      Mengetahui apa itu organisasi kurikulum.
5.      Mengetahui apa saja ruang lingkup administrasi kurikulum.
6.      Mengetahui apa saja kegiatan-kegiatan administrasi kurikulum.
7.      Mengetahui bagaimana pelaksanaan administrasi kurikulum.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Administrasi Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa inggris yaitu kata curriculum yang berarti rencana pelajaran (Echolz:1984). Kata Curriculum sendiri berasal dari kata "Currere yang berarti berlari cepat, tergesa gesa, menjelajahi, menjalani, dan berusaha (Hassibuan:1979). Dalam kamus Webster's tahun 1857, secara gamblang kurikulum diartikan sebagai rancangan sejumlah mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa untuk naik kelas atau mendapatkan ijazah (menyelesaikan studinya).
Menurut Soedijarto, kurikulum merupakan serangkaian pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan untuk diatasi oleh siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan yang berwenang. Adapun di Indonesia, dalam UU No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat (19), kontitusi menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.[1]
Sedangkan, Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta membina and secara kontinu terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pada tingkat sekolah apapun, yang menjadi tugas utama kepala sekolah ialah menjamin adanya program pengajaran yang baik bagi murid-murid. Karena pada dasarnya pengelolaan atau manajemen pendidikan fokus segala usahanya adalah terletak pada Praktek Belajar mengajar (PBM). Hal ini nampak jelas bahwa pada hakikatnya segala upaya dan kegiatan yang dilaksanakan didalam sekolah atau lembaga pendidikan senantiasa diarahkan pada suksesnya PBM.[2] Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif komprehensif sistematis dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Oleh karena itu, otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan.
Dan hubungan sekolah dengan masyarakat perlu dikelola secara produktif agar masyarakat merasa memiliki sekolah. Sehingga terbentuk sinerjik antara sekolah dengan masyarakat untuk mewujudkan program-program sekolah. Dengan demikian keterlibatan masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat memahami, membantu dan mengontrol implementasi kurikulum, sehingga lembaga pendidikan atau sekolah selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum baik kepada masyarakat maupun pada pemerintah.[3]

B.     Prinsip dan Fungsi Administrasi atau Manajemen Kurikulum
Prinsip dan fungsi yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum adalah beberapa hal sebagai berikut, yaitu:
-          Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
-          Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
-          Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan Dalam kegiatan manajemen Kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
-          Efektifivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga dan waktu yang relatif singkat.
-          Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi dan tujuan kurikulum.[4]

C.    Komponen-komponen Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen tertentu. Adapun komponen-komponen kurikulum sebagai berikut :
a.       Tujuan
b.      Isi
c.       Metode
d.      Evaluasi
Sebagai suatu sistem setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain. Manakala salah satu komponen yang membentuk system kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka system kurikulum pun akan terganggu pula.[5]
D.    Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah Pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid. Organisasi kurikulum sangat erat hubungan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola yang berbeda akan mengakibatkan ini dan cara penyampaian pelajaran berbeda pula (Prof. Dr. Nasution, 80).
Pola-pola pengorganisasian kurikulum ada banyak macamnya. Berikut ada tiga macam yaitu :
a.      Separated subject curriculum
Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran (subject) yang terpisah-pisah satu sama lain, seakan-akan ada batas pemisah antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain, juga antara suatu kelas dengan kelas yang lain.
b.      Correlated curriculum
Pada dasarnya organisasi kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran satu sama lain ada hubungan, bersangkut paut (correlated) walaupun mungkin batas-batas yang satu dengan yang lain, masih dipertahankan.
c.       Integrated curriculum
Integrated curriculum maniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan.[6]

E.     Ruang Lingkup Administrasi Kurikulum
Ruang lingkup administrasi kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan.[7]

F.     Kegiatan-kegiatan Administrasi atau Manajemen Kurikulum
Kegiatan manajemen dititikberatkan pada usaha-usaha pembinaan situasi belajar-mengajar di sekolah agar selalu terjamin kelancarannya. Kegiatan manajemen kurikulum yang terpenting disini dapat disebutkan dua hal yakni :
a.       Kegiatan yang amat erat kaitannya dengan tugas guru.
b.      Kegiatan yang erat kaitannya dengan proses belajar-mengajar.
Berikut dijabarkan secara rinci :
a.      Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru
Kegiatan ini meliputi:
1)      Pembagian tugas mengajar,
2)      Pembagian tugas/tanggung jawab dalam membina ekstrakurikuler,
3)      Koordinasi penyusunan persiapan mengajar.
b.      Kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan belajar-mengajar
Kegiatan ini meliputi:
1)      Penyusunan jadwal pelajaran,
2)      Penyusunan program (rencana) berdasar satuan waktu tertentu (caturwulan, semesteran, tahunan),
3)      Pengisian daftar kemajuan murid,
4)      Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar,
5)      Laporan hasil evaluasi,
6)      Kegiatan bimbingan penyuluhan.[8]

G.    Pelaksanaan Administrasi Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah yang berperan adalah kepala sekolah dan pada tingkat kelas yang berperan adalah guru. Walaupun dibedakan antara tugas kepala sekolah dan tugas guru dalam pelaksanaan kurikulum serta diadakan perbedaan tingkat dalam pelaksanaan administrasi, yaitu tingkat kelas dan tingkat sekolah, namun antara kedua tingkat dalam pelaksanaan administrasi kurikulum tersebut senantiasa bergandengan dan bersama-sama bertanggung jawab melaksanakan proses administrasi kurikulum.[9]

1.      Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Sekolah
Pada tingkat sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab untuk melaksanakan kurikulum di lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Dia berkewajiban melakukan kegiatan-kegiatan yang menyusun rencana tahunan, menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan, memimpin rapat dan membuat notula rapat, membuat statistik dan menyusun laporan. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan :
a)      Kepala sekolah sebagai pemimpin
Tanggung jawab kepala sekolah adalah memimpin sekolah melaksanakan dan membina serta mengembangkan kurikulum. Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang orang lain atau kelompok agar mereka berbuat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Berbagai cara dilakukan seseorang pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinan yang seperti persuasi mempengaruhi atau dengan cara lain. Pada umumnya seorang pemimpin (termasuk kepala sekolah), harus memiliki sikap/sifat/tingkah laku tertentu yang justru merupakan kelebihan dibandingkan orang lain/bawahannya yang dipimpin. Sikap/sifat/tingkah laku tersebut antara lain :
-          Mampu mengelola sekolah (managerial skills)
-          Kemampuan profesional atau keahlian dalam jabatannya
-          Bersikap rendah hati dan sederhana
-          Selain dari sikap-sikap tersebut, maka kepala sekolah sebaiknya memiliki ciri-ciri kepribadian antara lain: bersikap suka menolong, sabar dan memiliki kestabilan emosi, percaya pada diri sendiri, dan berpikir kritis, dsb.
b)      Perilaku seorang administrator
Perilaku seorang administrator penting sekali dalam hubungan dengan perencanaan program, pengorganisasian staff, pergerakan semua pihak yang perlu dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan supervisi, penilaian terhadap personal sekolah.[10]
c)      Penyusunan rencana tahunan
Perencanaan berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kepemimpinannya. Berdasarkan jangka waktunya, perencanaan terdiri dari rencana jangka panjang (misalnya rencana untuk 5 sampai 10 tahun) dan rencana jangka pendek (rencana tahunan, bulanan) berdasarkan garapan seorang administrator, kepala sekolah perlu membuat rencana- rencana :
1)      Perencanaan bidang kemuridan.
2)      Perencanaan bidang personal atau tenaga kependidikan.
3)      Perencanaan bidang sarana kependidikan.
4)      Perencanaan bidang ketatausahaan sekolah.
5)      Perencanaan bidang pembiayaan atau anggaran pendidikan.
6)      Perencanaan pembinaan organisasi sekolah.
7)      Perencanaan hubungan kemasyarakatan atau komunikasi pendidikan.
d)      Pembinaan organisasi sekolah
Pelaksanaan kurikulum membutuhkan dukungan organisasi sekolah yang kuat. Sekolah-sekolah yang tergolong mapan umumnya pelaksanaan kurikulum ditunjang oleh:
1)      Guru bidang studi yang memadai baik jumlah maupun kualitasnya.
2)      Staf karyawan tata usaha yang cakap dan terampil.
3)      Bagian pengadaan alat bantu mengajar.
4)      Bagian perpustakaan di mana sumber bacaan disediakan dan dioperasikan sesuai dengan tuntutan kurikulum.
5)      Pengelolaan laboratorium tempat diadakannya percobaan dan praktek.
6)      Usaha kesehatan sekolah (UKS), yang dibina oleh dokter perawat tenaga pisikiater.
7)      Bagian bimbingan dan penyuluhan (BP) yang dibina oleh tenaga konselor yang ahli.
8)      Bagian yang bertugas membina kegiatan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan latihan keterampilan
9)      Organisasi siswa (OSIS).
10)  Organisasi orang tua murid.
11)  Bagian kerohanian dan pembinaan masjid sekolah.[11]
Organisasi yang lengkap seperti di atas menuntut kemampuan organisasi yang mewadahi dari seorang kepala sekolah agar mampu melaksanakan tanggung jawabnya. Semua organisasi harus bekerja secara terpadu di bawah koordinasi yang baik, senantiasa terarah ke pencapaian tujuan instruksional dan kurikuler sekolah bersangkutan.
e)      Koordinasi dalam pelaksanaan kurikulum
Koordinasi bertujuan agar terdapat kesatuan sikap, pikiran dan tindakan para personal dan stop pada organisasi dalam organisasi sekolah untuk melaksanakan kurikulum nya.
Pelaksanaan koordinasi sejalan dengan pelaksanaan fungsi administrasi yakni:
1)      Koordinasi dalam perencanaan
2)      Koordinasi dalam pengorganisasian
3)      Koordinasi pergerakan motivasi personal
4)      Koordinasi dalam pengawasan dan supervisi
5)      Koordinasi dalam anggaran biaya pendidikan
6)      Koordinasi dalam program evaluasi
Tindakan-tindakan koordinasi tersebut secara bersama-sama atau secara parsial diarahkan dalam pelaksanaan kurikulum untuk mencapai tujuan institusional sekolah.
f)       Kegiatan memimpin rapat kurikuler
Rapat guru adalah media yang paling tepat untuk memusyawarahkan penyelenggaraan, hasil-hasil dan berbagai masalah kurikuler di sekolah. Rapat dapat diselenggarakan pada awal tahun akademik, pertengahan tahun atau semester, akhir tahun akademik, atau dilaksanakan secara insidental menurut kebutuhan yang ada di sekolah bersangkutan. Penyelenggaraan rapat mungkin oleh kepala sekolah atau kepala sub organisasi, atau ketua bidang studi bergantung pada permasalahan yang dihadapi.[12]
g)      Sistem komunikasi dan pembinaan kurikulum
Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik dengan semua pihak yang terlibat dalam proses administrasi, baik dalam organisasi maupun luar organisasi. Melalui komunikasi akan terjadi hubungan yang interaktif dari semua pihak yang pada akhirnya mengembangkan proses kerjasama yang baik dalam upaya mencapai tujuan tujuan administrasi kurikulum. Dengan demikian pengertian komunikasi dapat dirumuskan sebagai serangkaian kegiatan dalam Proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang/pihak lain dalam rangka proses kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

2.      Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas
Pembagian tugas guru harus diatur secara administrasi untuk menjamin kelancaran pelaksanaan kurikulum lingkungan kelas. Pembagian tugas-tugas tersebut meliputi tiga jenis kegiatan administrasi yaitu :
a.       Pembagian tugas mengajar.
b.      Pembagian tugas pembinaan extrakurikuler.
c.       Pembagian tugas bimbingan belajar.
Pembagian tugas ini dilakukan melalui musyawarah guru yang dipimpin kepala sekolah. Keputusan tugas tersebut selanjutnya dituangkan dalam jadwal pelajaran untuk 1 semester atau 1 tahun akademik. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan :
a)      Kegiatan dalam bidang proses belajar-mengajar
Kegiatan ini erat sekali kaitanya dengan tugas-tugas seorang guru sebagaimana yang telah diuraikan. Kegiatan kegiatan tersebut antara lain:
-          Menyusun rencana pelaksanaan program atau unit
-          Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan dan jadwal pelajaran
-          Pengisian daftar penilaian kemajuan belajar dan perkembangan siswa
-          Pengisian buku laporan pribadi siswa.[13]
b)      Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar ketentuan kurikulum yang berlaku akan tetapi bersifat pedagogis dan menunjang pendidikan dalam menunjang ketercapaian tujuan sekolah. Kegiatan kegiatan Extra kurikuler ini sesungguhnya merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah yang bersangkutan di mana semua guru terlibat di dalamnya. Dan kegiatan kegiatan ekstra Ini mengandung nilai tertentu antara lain:
-          Memenuhi kebutuhan kelompok
-          Menyalurkan minat dan bakat
-          Memberikan pengalaman eksplotorik
-          Mengembangkan dan mendorong motivasi terhadap mata ajaran
-          Mengikat para siswa di sekolah
-          Mengembangkan loyalitas terhadap sekolah
-          Mengintegrasikan kelompok-kelompok sosial
-          Mengembangkan sifat-sifat tertentu
-          Menyediakan kesempatan pemberian bimbingan dan layanan secara informal
-          Mengembangkan Citra masyarakat terhadap sekolah
c)      Kegiatan bimbingan belajar
Tujuan utama bimbingan yang diberikan guru adalah untuk mengembangkan semua kemampuan siswa agar mereka berhasil mengembangkan hidupnya pada tingkat atau keadaan yang lebih layak dibandingkan dengan sebelumnya. Bimbingan berupa bantuan untuk menyelesaikan masalahnya sehingga dia Mandiri dalam menyelesaikan masalahnya, bantuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya seperti keluarga sekolah dan masyarakat.[14]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Administrasi kurikulum di sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting di antara kegiatan-kegiatan administrasi lainnya. Kurikulum dengan diiringi tatalaksana yang baik, tepat dan cermat akan mampu membuahkan hasil pendidikan yang baik pula. Kecakapan mengelola, menata, dan melaksanakan kurikulum tidak hanya menjadi kebutuhan dan tanggung jawab guru, juga dirasakan sangat perlu bagi para pengelola lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Ruang lingkup administrasi kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan.

B.     Kritik dan Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang dapat dipertanggung jawabkan. Kami sangat menerima saran dan kritikan dari pembaca untuk membuat makalah ini lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Ary H. 2002. Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro). Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Hamalik, Oemar. 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2008. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suryosubroto, B. 2010. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Syaodih dan Nana Sukmadinata. 2000. Pengembangan kurikulum : teori dan praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.





[1] Syaodih dan Nana Sukmadinata, Pengembangan kurikulum : teori dan praktik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000). hlm. 23-25.
[2] Ary H Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2002), hlm. 80.
[3] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 191.
[4] Ibid., hlm. 192.
[5] Ibid., hlm. 193-194.
[6] B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2010), hlm. 33-36.
[7] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Op.Cit., hlm.191.
[8] B. Suryosubroto, Op.Cit., hlm.42-44
[9] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 173.
[10] Ibid., hlm. 174-176.
[11] Ibid., hlm. 177.
[12] Ibid., hlm. 178-179.
[13] Ibid., hlm. 180-181.
[14] Ibid., hlm. 182.

No comments:

Post a Comment

Entri yang Diunggulkan

Makalah Pengembangan Kurikulum tentang Evaluasi Kurikulum