MAKALAH
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Tentang
Hakikat Metode Pendidikan dalam Perspektif Filsafat Pendidikan
Islam
Disusun oleh:
Kelompok 6
Chintia :
1614040024
Febri Handayani :
1614040029
Dosen pengampu:
Prof. Dr. Zulmuqim, MA
Rahmi, MA
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA-A
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
1439 H / 2018 M
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran sebenarnya telah banyak upaya yang
dilakukan oleh guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun hal itu
belum menunjukkan hasil yang optimal.Maka dari itu seorang guru harus memiliki metode
yang mendukung dalam pembelajarannya.Yang mana arti dari metode dipandang dari
segi filsafat merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat lah banyak.
Oleh karena itu, dalam makalah “Hakikat Metode Pendidikan dalam Perspektif Filsafat Pendikan Islam” ini akan di jelaskan
beberapa metode yang bisa digunakan dalam pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Sebutkan apa-apa saja ayat tentang metode pendidikan ?
2.
Apa pengertian metode pendidikan ?
3.
Jelaskan macam-macam metode pendidikan ?
4.
Bagaimana urgensi metode pendidikan ?
5.
Bagaimana pemilihan metode dalam proses pendidikan ?
C.
Tujuan Masalah
1.
Menambah wawasan pengetahuan pembaca dan penulis.
2.
Membantu pembaca dalam pembelajaran.
3.
Memudahkan pembaca dan penulis dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Landasan Al-Qur’an tentang metode pendidikan
Landasan
Al-Qur’an tentang metode pendidikan terdapat dalam beberapa surah, diantaranya
:
1.
Surah Al-Maidah/5: 67.
* $pkr'¯»t ãAqߧ9$# õ÷Ïk=t/ !$tB tAÌRé& øs9Î) `ÏB y7Îi/¢ ( bÎ)ur óO©9 ö@yèøÿs? $yJsù |Møó¯=t/ ¼çmtGs9$yÍ 4 ª!$#ur ßJÅÁ÷èt z`ÏB Ĩ$¨Z9$# 3 ¨bÎ) ©!$# w Ïöku tPöqs)ø9$# tûïÍÏÿ»s3ø9$# ÇÏÐÈ
Artinya :
Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan
itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia[430]. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
[430] Maksudnya: tak seorangpun yang dapat membunuh
nabi Muhammad s.a.w.
Dalam ayat diatas menjelaskan bahwa kita selaku umat nabi Muhammad
SAW harus meniru dan mensuri tauladani akhlak nabi Muhammad SAW baik dalam kehidupan
maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Bagi keluarga dan orang ta hendaklah
mendidik anaknya dengan cara meniru akhlak rasulullah sehingga terciptalah
norma-norma Islam dan kepribadian dalam diri anak tersebut.
Dalam ayat ini menggunakan metode suri tauladan dalam ruang lngkup
pendidikan.[1]
2.
Surah Al- A’raf ayat 176-177
öqs9ur $oYø¤Ï© çm»uZ÷èsùts9 $pkÍ5 ÿ¼çm¨ZÅ3»s9ur t$s#÷zr& n<Î) ÇÚöF{$# yìt7¨?$#ur çm1uqyd 4 ¼ã&é#sVyJsù È@sVyJx. É=ù=x6ø9$# bÎ) ö@ÏJøtrB Ïmøn=tã ô]ygù=t ÷rr& çmò2çøIs? ]ygù=t 4 y7Ï9º© ã@sVtB ÏQöqs)ø9$# úïÏ%©!$# (#qç/¤x. $uZÏG»t$t«Î/ 4 ÄÈÝÁø%$$sù }È|Ás)ø9$# öNßg¯=yès9 tbrã©3xÿtFt ÇÊÐÏÈ uä!$y ¸xsWtB ãPöqs)ø9$# z`Ï%©!$# (#qç/¤x. $uZÏG»t$t«Î/ öNåk|¦àÿRr&ur (#qçR%x. tbqãKÎ=ôàt ÇÊÐÐÈ
Artinya :
176. Dan kalau kami menghendaki, Sesungguhnya
kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada
dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti
anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya
dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat kami. Maka
Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.
177. Amat buruklah perumpamaan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan kepada diri mereka sendirilah
mereka berbuat zalim.
Dalam ayat-ayat tersebut diterangkan bahwa bagi orang-oarang yang
mengamalkan ayat-ayat Allah akan ditinggikan derajatnya, dan apabila bagi
orang-orang yang tidak mengamalkan ayat-ayat Allah karena cenderung kepada
dunia dan menurutkan hawa nafsunya. Maka Allah tidak akan memberikan hidayah
baginya. Orang yang seperti itu diumpamakan seperti seekor anjing apabila
dihalau ia mengulurkan ldahnya pula. Begitu hinanya orang yang tidak mengamalkan
ayat-ayat Allah sehingga Allah akan memberikan peringatan kepada orang yang
demikian itu. Dalam ayat ini menggunakan metode caerita dalam ruang lingkup
pendidikan.[2]
3.
Surah Ibrahim ayat 24-25
öNs9r& ts? y#øx. z>uÑ ª!$# WxsWtB ZpyJÎ=x. Zpt6ÍhsÛ ;otyft±x. Bpt7ÍhsÛ $ygè=ô¹r& ×MÎ/$rO $ygããösùur Îû Ïä!$yJ¡¡9$# ÇËÍÈ þÎA÷sè? $ygn=à2é& ¨@ä. ¤ûüÏm ÈbøÎ*Î/ $ygÎn/u 3 ÛUÎôØour ª!$# tA$sWøBF{$# Ĩ$¨Y=Ï9 óOßg¯=yès9 crã2xtGt ÇËÎÈ
Artinya :
24. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah
Telah membuat perumpamaan kalimat yang baik[786] seperti pohon yang baik,
akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
25. Pohon itu memberikan buahnya pada
setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu
untuk manusia supaya mereka selalu ingat. [786] termasuk dalam Kalimat yang
baik ialah kalimat tauhid, segala Ucapan yang menyeru kepada kebajikan dan
mencegah dari kemungkaran serta perbuatan yang baik. kalimat tauhid seperti Laa
ilaa ha illallaah.
Ayat tersebut memberikan gambaran kepada kita
untuk merenungi dan mentafakuri ciptaan Allah agar dapat diambil hikmah dan
pelajarannya.Seperti ayat-ayat Allah yang memiliki kandungan-kandungan makna
yang tersirat.Dan metode pengajaran dalam ayat ini adalah kontemplasi.[3]
B.
Pengertian metode pendidikan
Kata metode berasal dari bahasa Yunani. Secara etimilogi, kata
metode berasal dari dua suku perkataan, yaitu meta dan hodos.
Meta bearti melalui dan hodos bearti jalan atau cara.[4]Dalam
bahasa Arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang bearti
langkah-langkah strategi yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu
pekerjaan[5]. Sedangkan menurut terminology para ahli
memberikan definisi yang beragam tentang metode, terlebih jika metode itu sudah
disandingkan dengan kata pendidikan atau pengajaran diantaranya :
1.
Winarno Surakhmad mendefinisikan bahwa metode adalah cara yang
didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
2.
Ramayulis mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran.
Dari pengertian
menurt para ahli di atas, beberapa hal yang harus ada dalam metode adalah :
1.
Adanya tujuan yang hendak dicapai.
2.
Adanya aktivitas terjadi saat proses pembelajaran berlangsung.
3.
Adanya perubahan tingkah laku setelah aktivitas iu dilakukan.[6]
C.
Macam-macam metode pendidikan
1.
Metode penugasan
Suatucara
mengajar dengan cara memberikan sejumlah tugas yang diberikan guru kepada murid
dan adanya pertanggungjawaban terhadap hasilnya.[7]
2.
Metode diskusi
Suatu
cara penyajian atau penyampaian bahan pelajaran dimana pendidik memberikan
kesempatan kepada peserta didik/membicarakan dan menganalisis secara ilmiyah
guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau meyusun berbagai
alternative pemecahan atas suatu masalah.[8]
3.
Metode ceramah
Cara
penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan oleh pendidik kepada
peserta didik.
4.
Metode Tanya jawab
Suatu
cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid
tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka
baca. Prinsip dasar metode ini terdapat dalam hadist Tanya jawab antara Jibril
dan Nabi Muhammad tentang iman, islam, dan ihsan.[9]
5.
Metode demonstrasi
Suatu
cara mengajar dimana guru mempertunjukkan tentang proses sesuatu, atau
pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikan.
6.
Metode eksperimen
Suatu
cara mengajar dengan meyuruh murid melakukan suatu percobaan, dan setiap proses
dan hasil percobaan itu diamati oleh setiap murid, sedangkan guru memperhatikan
yang dilakukan oleh murid sambil memberikan arahan.
7.
Metode perumpamaan
Cara
mengajar dimana guru menyampaikan materi pembelajaran melaui contoh atau
perumpamaan.
8.
Metode pengulangan
Cara
mengajar dimana guru memberikan materi ajar dengan cara mengulang-ulang materi
tersebut dengan harapan siswa bisa mengingat lebih lama materi yang
disampaikan.
9.
Metode teladan
Metode ini merupakan bahan utama dalam pendidikan, kerana mendidik
bukan sebatas penyampaian materi saja, melainkan membangun karakter dalam
setipa jiwa peserta didik, oleh karena itu pendidik mempunyai tanggung jawab
yang tinggi terhadap peserta didik mengenai tingkah lakudan perbuatannya yang
dapat dibuat contoh.
10.
Metode cerita
Metode
ini dianggap efektif dan mempunyai daya tarik yang kuat sesuai dengan sifat
alamiah manusia yang menyenangi cerita, oleh karena itu islam mengeksplorasikan
cerita menjadi salah satu teknik dalam pendidikan.[10]
D.
Urgensi metode pendidikan
Makna metode pendidikan dalam proses pendidikan Islam yaitu
merupakan metode mempunyai kedudukan yang sangat signifikan untuk mencapai
tujuan. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan /materi
pelajaran kepada peserta didik dianggap lebih signifikan dibanding dengan
materi sendiri. Sebuah adigum mengatakn bahwa ‘al-thariqat Ahamm Min al- Maddah
( metodejauh lebih penting dibanding materi), adalah suatu realita bahwa cara
penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh peserta didik walaupun
sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik.
Sebaliknya, materi yang cukup baik, karena disampaikan dengan cara
yang kurang menarik maka materi itu sendidri kurang dapat dicerna oleh peserta
didik. Oleh karena itu, penerapan metode yang tepat sangat mempengaruhi
pencapaian keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Metode yang tidak tepat
akan berakibat terhadap pemakaian waktu yang tidak efisien.
E.
Pemilihan metode dalam proses pendidikan.
1. Pertimbangan
Guru Dalam Pemilihan Multi Metode
Berdasarkan hasil temuan penelitian Dalam
pemilihan multi metode pertimbangan pertama adalah
a.
Waktu.
Karena
keterbatasan waktu tiap pertemuan harus dipertimbangkan agar terjadi efisiensi
waktu pertemuan dengan jumlah waktu pertemuan per semesternya yang sudah
direncanakan. Dengan kata lain demi mencapai tujuan pembelajaran hal yang harus
diperhatikan pertama kali adalah jumlah pertemuan, banyaknya kompetensi dasar
dan alokasi waktu. Dari ketiga hal tersebut memerlukan penyesuaian yang
sebelumnya sudah dihitung dalam program semester, dan program tahunan. Jika
waktu sudah dipertimbangkan dengan baik guru melihat bagaimana kondisi
dilapangan nantinya.
b.
karakter siswa.
Setiap kelas memiliki karakter yang
berbeda-beda. Siswa memiliki cara belajar sendiri dan setiap orang cara
belajarnya berbeda-beda. Seperti yang diungkapkan oleh Djamarah (2010: 1) yaitu
“seorang guru dituntut untuk setiap bahan pelajarannya bisa dikuasai anak
didiknya dengan berbagai macam keberagaman anak didiknya, hal ini dirasa sulit
oleh guru. kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu
dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai mahluk sosial dengan
latar belakang yang berlainan”. Sebagai guru harus bisa menimbulkan suasana
yang menyenangkan dengan berbagai macam karakter siswa dikelas, untuk itu
penggunaan multi metode bisa menjadi solusi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
c.
kesesuaian materi dengan metode.
Dalam pemilihan multi metode haruslah menarik
perhatian siswa. Dalam menarik perhatian siswa tidaklah mudah maka dari itu
memerlukan kesesuaian metode pembelajaran dengan materi pembelajaran, contohnya
: materi globalisasi akan lebih menarik jika menggunakan metode debat karena
materi tersebut memiliki pro dan kontra yang bisa diperdebatkan. Dengan
kesesuaian materi dengan metode yang digunakan bisa menimbulkan minat siswa
untuk lebih aktif. Jika metode yang digunakan membuat siswa antusias untuk
mengikuti pembelajaran maka tujuan pembelajaran akan mudah dicapai. Hal ini
sesuai dengan yang dikatakan Ahmadi (2005: 52) bahwa “makin baik metode
mengajar, semakin efektif pula pencapaian tujuan”.
d.
Media yang mendukung.
Dalam pemilihan metode guru perlu memperhatikan
media yang mendukung, media yang diperlukan harus disesuaikan dengan kemampuan
guru dan ketersediaan alat, selain itu faktor kemudahan dalam mempersiapkan
media. Penggunaan media sangat penting agar pembelajaran lebih menarik dan
membangkitkan semangat belajar siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan
Sudjana (2011: 99) bahwa “Media pembelajaran dalam mengajar memegang peranan
penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif”.
2. Hambatan-Hambatan
Dalam Pemilihan Multi Metode.
Berdasarkan temuan penelitian hambatan-hambatan
dalam pemilihan multi metode, hampir semuanya bersifat instrumental antara lain
yaitu :
a.
penyesuaian metode dengan tujuan, materi dan
waktu pembelajaran.
Pengaturan jam pelajaran yang lebih efektif dan
kemampuan guru dalam menggunakan media. Setiap metode pembelajaran tidak bisa
digunakan disemua materi, setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan yang
menjadi pertimbangan tersendiri dalam pemilihannya. Metode juga perlu
disesuaikan dengan alokasi waktu yang ada. Baik alokasi waktu tiap pertemuan
atau jumlah pertemuan persemesternya, semua harus disesuaikan agar multi metode
bisa mendukung proses pembelajaran secara efektif dan tidak terlalu memakan banyak
waktu. Metode pembelajaran juga harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
Metode
yang digunakan harus bisa mendukung terjadinya tujuan pembelajaran. Tidak
mungkin jika tujuan pembelajarannya mampu menunjukan sikap positif terhadap
Pancasila, guru menggunakan metode ceramah, tujuannya akan sulit dicapai.
Metode yang dipilih harus bisa menunjang tujuan pembelajaran.
b.
Pada saat pemilihan multi metode kita juga
perlu memperhatikan media yang mendukung.
Penggunaan media juga harus memperhatikan
faktor kemudahan dalam penggunaan media tersebut. Media pembelajaran
dimaksudkan agar siswa tertarik dengan pembelajarannya dan membangkitkan
semangat belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.
3. Cara
Mengatasi Hambatan-Hambatan Dalam Pemilihan Multi Metode.
Untuk mengatasi hambatan dalam pemilihan multi
metode diperlukan usaha dari guru untuk berinovasi mencari jalan keluar. Usaha
guru dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut antara lain : mengetahui
kelebihan dan kelemahan metode yang akan digunakan, mengenal karakter siswa,
menyiapkan media yang mendukung, dan menciptakan suasana yang menyenangkan.
Keempat unsur diatas saling berkaitan jadi untuk mengatasi hambatan-hambatan
yang sudah dipaparkan diperlukan keempat unsur diatas.
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran guru
selalu merumuskannya lebih dari satu, maka untuk mewujudkan tujuan pembelajaran
tersebut guru harus mengetahui metode pembelajaran sebanyak mungkin dan
mengetahui kekurangan dan kelebihannya agar guru bisa paham dalam menggunakan
metode pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, hal ini sesuai
dengan yang dikatakan Roestiyah (2008: 3) bahwa “ seorang guru harus mengenal
sifat-sifat yang khas pada setiap tehnik penyajian, hal itu sangat perlu untuk
penguasaan setiap tehnik penyajian agar mampu mengetahui, memahami dan terampil
menggunakannya sesuai dengan tujuan pembelajaranya. Dalam menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan memerlukan inovasi guru. Inovasi guru bisa dimulai
dari persiapan pembelajaran. Guru menyiapkan sedemikian rupa pembelajaran
dengan multi metode yang menarik bisa menimbulkan semangat belajar siswa. Dari
rancangan pembelajaran guru yang sudah dibuat bisa di sesuaikan ketika guru
masuk dikelas dan melihat kondisi siswa.
Guru harus bisa beradaptasi secepat mungkin
ketika berada dikelas karena pada saat didalam kelas guru bisa saja dituntut
untuk mengimprofikasi pembelajaran jika keadaan tidak kondusif lagi, bahkan
guru bisa saja melakukan pembelajaran yang melenceng dari rancangan
pembelajaran yang sudah disiapkan semula. Jadi peran guru disini menjadi
central ketika pembelajaran tidak kondusif lagi dan memerlukan kreatifitas guru
dalam mengolah pembelajaran. Menciptakan suasana yang menyenangkan juga bisa dilakukan
dengan cara sederhana semisal dengan diselingi humor pada saat pembelajaran
atau dengan sebuah permainan. Dalam proses pembelajaran peran guru tidak lagi
central. Guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing, peran siswa harus lebih
aktif dalam proses pembelajaran.
Untuk membuat siswa lebih aktif dengan cara
penggunaan multi metode yang lebih banyak melibatkan peran siswa. Guru bisa
memancingnya dengan memberikan stimulus-stimulus tertentu yang bisa menarik perhatian
siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan mempersiapkan media yang menarik agar
siswa tertarik dengan pembelajaran, dan untuk menggali kemampuan siswa untuk
memberikan pendapatnya bisa dilakukan dengan menumbuhkan budaya bertanya agar
siswa dikelas menjadi kritis terhadap suatu hal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu
meta dan hodos. Meta bearti melalui dan hodos bearti jalan atau
cara. Sedangkan
menurut terminology, Ramayulis mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran. Macam-macam metode dalam pendidikan yaitu metode penugasan, metode diskusi, metode
ceramah, metode
tanya jawab, metode demonstrasi, metode eksperimen, metode
perumpamaan, metode pengulangan, metode teladan,
metode cerita.
B. Kritik dan
Saran
Dalam penyusunan makalah ini, pemakalah menyarankan agar para
pembaca tidak hanya berpegangan dengan makalah ini. Karena pemakalah menyadari
masih ada kekurangan baik dalam isi maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
pemakalah mengharapkan kritikan dari para pembaca, yang dapat memberikan
masukan tentang penulisan makalah yang lebih baik.
[1] Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, (Bandung : PT
Al-Ma’arif, 1993), hal. 123.
[2] Ahmad tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,(Bandung
: PT Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 234.
[3]Ibid, hal. 235.
[4] Ramayulis dan Samsu Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Telaah
Sistem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokoh, (Jakarta : Kalam mulia, 2009),
hal. 209
[5] Ramayulis, metodologi Pendidikan Agama Islam,(Jakarta : Kalam
Mulia, 2008), hal. 2-3
[6]Ramayulis dan Samsu Nizar, Op-cit, hal. 211.
[7] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta :Gaya
Media Pratama, 2005), hal. 23.
[8] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,( Jakarta : Kalam mulia,
2008 ), hal. 193
[9] Arifin, Filsafat pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,
1994), hal. 18.
[10] Surajiyo, Filsafat Ilmu Dan Pemkembangannya di Indonesia,(Jakarta:
PT Bumi Aksara,2007), hal. 11
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 1994. Filsafat
pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
Nata, Abuddin. 2005. Filsafat
Pendidikan Islam. Jakarta :Gaya Media Pratama.
Quthb,
Muhammad. 1993. Sistem Pendidikan
Islam. Bandung : PT Al-Ma’arif.
Ramayulis.2008. Metodologi
Pendidikan Agama Islam.Jakarta : Kalam Mulia.
. Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta
: Kalam mulia.
Ramayulis dan Samsu
Nizar. 2009. Filsafat Pendidikan
Islam Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokoh. Jakarta : Kalam
mulia.
Suhendra, Maichel Aditiyas.Penggunaan
Multi Metode Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Sekolah Rsbi Smp
Negeri 4 Kepanjen.Junal.
Surajiyo.2007. Filsafat
Ilmu Dan Pemkembangannya di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Tafsir, Ahmad. 1994. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam.Bandung
: PT Remaja Rosdakarya.
No comments:
Post a Comment