Search This Blog

Friday, November 30, 2018

makalah sosiologi pendidikan tentang pendidikan dan perubahan sosial


MAKALAH

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Tentang

PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL


Disusun oleh:

AZKIYATI ADILA (1614040035)

MIFTAHUL MAGFIRAH (1614040018)

DOSEN PENGAMPU:

ZAINIMAL

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA-A

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS NEGERI ISLAM IMAM BONJOL

PADANG 2017/2018 M

PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL
I.     PENDAHULUAN
Pendidikan dan perubahan sosial merupakan sesuatu yang saling bertautan satu dengan yang lainnya, dan keduanya itu saling mempengaruhi, sehingga berdampak luas di masyarakat. Pendidikan adalah lembaga yang dapat dijadikan sebagai agen pembaharu/perubahan sosial dan sekaligus menentukan arah perubahan sosial yang disebut dengan pembangunan mesyarakat. Sedangkan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat setiap kalinya dapat direncanakan dengan arah perubahan yang ingin dicapai.
 Perubahan sosial juga dapat terjadi setiap saat tanpa harus direncanakan terlebih dahulu disebabkan pengaruh budaya dari luar. Pendidikan sejak dulu sampai sekarang merupakan hal terpenting dalam hidup manusia. Pendidikan memberikan kemajuan pemikiran umat manusia, sehingga taraf hidup mereka meningkat. Pendidikan mempengaruhi masyarakat yang pada akhirnya terjadi perubahan sosial. Perubahan sosial sebagai bentuk inovasi yang berkaiatan dengan seluruh aspek kehidupan manusia yang bertujuan meningkatkan kemakmuran.
II.  PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pendidikan
Dalam kajian dan pemikiran tentang pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui dua istilah yang hampir sama bentuknya dan sering digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu pedagogi dan paedagogiek. Pedagogi berarti pendidikan, sedangkan peda artinya ilmu pendidikan. pedagogik atau ilmu pengetahuan ialah yang menyelidiki, merenung tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Istilah ini berasal dari kata Pedagogia (Yunani) yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Sedangkan, yang sering menggunakan istilah paidagogos adalah seorang pelayang (bujang) pada zaman Yunani Kuno, yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah. Paidagogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing dan meimpin). [1]
Perkataan paidagogos yang mulanya berarti pelayan, kemudian berubah menjadi pekerjaan mulia. Karena, pengertian pai (dari paidagogos) berarti seorang yang tugasnya membimbing anak di ddalam pertumbuhannya ke arah mandiri dan bertanggung jawab. Dari penjelasn tersebut, secara umum pendidikan adalah sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan.[2]
Pendidikan adalah kegiatan membudayakan manusia muda atau membuat orang muda ini hidup berbudaya sesuai standar yang diterima oleh masyarakat. Dalam Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.[3]
B.     Proses Sosial dan Perubahan Sosial
Proses sosial merupakan setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu yang sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat.
1.      Pengertian perubahan sosial
Menurut para ahli definisi perubahan sosial:
a.       Menurut Kingsley Davis
Perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
b.      Menurut Gillin and Gillin
Perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi, geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
c.       Menurut Mac Iver
Perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.
d.      Menurut Seio Soemardjan
Perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.[4]
Jadi, Perubahan sosial adalah gejala perubahan dari suatu keadaan sosial tertentu ke suatu keadaan sosial lain. Setiap mayarakat senantiasa berada dalam proses sosial. Misalnya antara masyarakat desa dengan masyarakat kota. Kehidupan di desa sangatlah berbeda dengan kehidupan di kota, cara hidup masyarakat desa dengan masyarakat kota juga berbeda. Contohnya saja dari mata pencaharian mereka, masyarakat desa lebih banyak bekerja sebagai petani sedangkan masyarakat kota bekerja dikantor-kantor. Masyarakat di desa lebih lambat perubahannya, adat di desa terkadang juga lebih kental. Sedangkan masyarkat kota perubahannya sangat cepat.[5]
Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur sosial yang ada dalam masyarakat. Dengan kata lain, perubahan sosial akan mengubah struktur dan fungsi dari unsur-unsur sosial dalam masyarakat. Struktur sosial merupakan bentuk jalinan di antara unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat yang menunjukkan pada bentuk seluruh jaringan hubungan antar individu dalam masyarakat di mana terjalin interaksi dan komunikasi sosial.
2.      Bentuk-bentuk perubahan sosial
a.       Perubahan memerlukan waktu lama, dan rentetan perubahan kecil yang  tidak membawa pengaruh langsung bagi masyarakat.
Contoh: perubahan mode, baik mode pakaian, mode rambut, dan lain-lain.
b.      Perubahan besar, perubahan sosial dan kebudayaan yang membawa pengaruh langsung terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat. Contoh: modernisasi, industrialisasi, liberalisasi dan globalisasi.
c.       Evolusi
Perubahan yang berlangsung secara cepat,dari seramgkaian perubahan yang menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat.
Contoh: evolusi masyarakat agraris menjadi industri
d.      Revolusi
Perubahanberlangsung secara cepat, dari serangkaian perubahan yang menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat.
Conttoh: revolusi industri di inggris
e.       Perubahan yang di kehendaki
Suatu tahapan-tahapan perubahan sosialdan kebudayaan yang telah direncanakan oleh agen perubahan atau agent of change
Contoh: pembangunan rumah sakit
f.        Perubahan yang tidak di kehendaki
Suatu dampak dari perubahan sosial dan kebudayaan yang telah di rencanakan.
Contoh: pembangunan sarana jalan raya yang membawa  dampak angka kecelakaan lalu lintas yang tinggi.[6]
3.      Faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial
a.       Faktor pendorong
1.      Sikap menghargai hasil karya orang lain dan kehendak untuk maju
2.      Daviasi, yaitu toleransi terhadap perbuatan menyimpang asal bukan merupakan dalih atau pelanggaran.
3.      Kontak dengan kebudayaan lain.
4.      Sistem pendidikan formal yang maju.
5.      Sistem terbuka dalam lapisan masyarakat
6.      Penduduk yang heterogen.
7.      Rasa ketidak puasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
8.      Orientasi ke masa depan.
9.      Sikap optimis dalam hidup.
b.      Faktor penghambat perubahan
1.      Rasa takun akan terjadinya kegoyahan dan mempengaruhi integrasi kebudayaan.
2.       Sikap tertutup dan berprasangka terhadap hal-hal baru.
3.      Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
4.      Perkembangan iptek yang terlambat.
5.      Sikap fatalistik masyarakat.
6.      Adanya kepentingan-kepentingan individual yang tertanam kuat pada diri agen perubahan.
7.      Hambatan-hambatan yang bersifat idiologis.
8.      Hambatan dari faktor adat atau kebiasaan.
9.      Sikap pesimis dalam hidup.[7]
C.     Pendidikan dan Perubahan Sosial
Pertama, perubahan sosial ditinjau dari pendidikan tradisional, kita lihat pedagodik tradisional memandang lembaga pendidikan  sebagai salah satu dari struktur sosial dan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Lembaga pendidikan, seperti sekolah perlu disiapkan agar lembaga tersebut berfungsi sesuai dengan perubahan sosial yang terjadi. Apabila sekolah tidak dapat mengikuti perubahan sosial maka dia kehilangan fungsinya dan kemungkinan besar dia ditinggalkan masyarakat.[8]
Sebagai lembaga sosial, proses belajar di sekolah di sesuaikan dengan fungsi dan peranan lembaga pendidikan. fungsi sekolah ialah mentransmisikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat dan kebudayaan pada saat itu. Di dalam pedagogik tradisional, tempat individu adalah sebagai objek perubahan sosial. Individu tersebut mempelajari peranan yang baru di dalam kehidupan sosial.
Kedua, perubahan sosial ditinjau dari pedagogik modern (pedagodik transformatif). Titik tolak dari pedagodik transformatif adalah individu-yang-menjadi”. Hal ini berarti seorang individu hanya dapat berkembang di dalam interaksinya dengan tatanan kehidupan sosial budaya dimana dia hidup. Individu tidak dapat hidup apabila diisolasikan dari dunia sosial budaya dimana dia hidup. Adanya suatu pengakuan peran aktif partisipatif dari indovidu yang menjadi dalam tatanan kehidupan sosial dan budayanya. Individu bukanlah sekedar menerima nilai-nilai tersebut hanya dapat dimilikinya melalui peranannya yang aktif partisipatif di dalam aktivitas sosial budaya dalam lingkungannya. Jadi, berbeda dengan pandangan pegagogik tradisional yang melihat individu sebagai makhluk yang pasif reaktif, yang hanya berkembang karena pengaruh-pengaruh dari luar, termasuk pengaruh dari perubahan sosial yang terjadi dalam lingkungannya.[9]
Pandangan pedagogik transformatif terhadap individu bukanlah sebagai suatu yang telah jadi, tetapi yang sedang menjadi. Individu mempunyai peran emansipasif di dalam kehidupan sosial budaya, termasuk dalam proses pendidikan dalam lingkungan keluarga dan sekolah. Di dalam peranannya yang emansipasif tersebut maka individu bukan hanya sebagi objek dari perubahan sosial, tetapi sekaligus pula berperan sebagai faktor dari pengubah dan pengarah dari perubahan sosial.
Dalam pendidikan transformatif, peserta didiklah yang berperan terjadinya perubahan dalam diri mereka. Adapun guru hanyalah sebagai pendorong, motivator dan memberikan bimbingan kepada peserta didikagar tidak membiarkan melakukan hal yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Dari penjelasan tersebut, pendidikan sangat berpengaruh dalam perubahan sosial. Kita bisa melihat dalam kehidupan nyata perbedaan seseorang yang berpendidikan dengan seseorang yang tidak berpendidikan. Contohnya saja dari cara berpikir dan bertingkah laku mereka sangatlah berbeda. Maka proses pendidikan diharapkan bisa menghasilkan generasi yang cerdas, mandiri, berpengetahuan, berteknologi, berkerampilan, jujur kerja keras, dan berakhlakul kharimah yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan itu juga harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Dengan melalui pendidikan, bangsa indonesia yang tadinya terbelakang, dalam waktu yang tidak terlalu lama, telah menjadi negara maju.
III.   PENUTUP
Jadi, pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sosial. Yang mana perubahan sosial nantinya akan mempunyai fungsi: melakukan reproduksi budaya, merubah tingkah laku seseorang, mengembangkan analisis kultural terhadap kelembagaan-kelembagaan tradisional, melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi tingkat ekonomi sosial tradisional, dan melakukan perubahan-perubahan yang lebih mendasar terhadap intitusi-intitusi tradisional yang telah ketinggalan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Muhammad. 2017. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Astuty, Ty. 2015. Buku Pedoman Sosiologi Pendidikan.Jakarta: Vicosta Publishing.
Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan. Jakarta:  Rajawali Pers.
Neolaka, Amos dan Grace Amalia A. Neolaka. 2017. Landasan Pendidikan; Dasar Pengenalan Diri Sendiri Menuju Perubahan Hidup. Depok: Kencana.



[1] Muhammad Anwar, Filsafat pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 1
[2] Ibid., hlm.1-2
[3] Amos Neolaka dan Grace Amalia A. Neolaka, Landasan Pendidikan; Dasar Pengenalan Diri Sendiri Menuju Perubahan Hidup, (Depok: Kencana, 2017), hlm. 2-3
[4] Try Astuty, Buku Pedoman Pelajar Sosiologi,(Jakarta: Vicosta Publishing, 2015), hlm. 8-9
[5] Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat dan  Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 207-208
[6] Try Astuty, Op.cit., hlm. 13-14
[7] Ibid., hlm. 14-16
[8] Abdullah Idi, Op.cit., hlm. 220
[9] Loc.cit


No comments:

Post a Comment

Entri yang Diunggulkan

Makalah Pengembangan Kurikulum tentang Evaluasi Kurikulum