Search This Blog

Thursday, December 6, 2018

Makalah Ilmu Pendidikan Islam tentang Hakikat Pendidikan dan Pendidikan Karakter


MAKALAH
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
"Hakikat Pendidikan dan Pendidikan Karakter"

Oleh :
Muhammad Imam Ashari Rambe
1614040023

Tadris Matematika
Fakultas Tarbiah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

              Pendidikan merupakan suatu system yang teratur dan mengemban misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal mempunyai suatu muatan beban yang cukup berat dalam melaksanakan misi pedidikan tersebut. Lebih-lebih kalau dikaitkan dengan pesatnya perubahan zaman dewasa ini yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat terutama para kalangan anak didik dalam berfikir, bersikap, dan berperilaku, khususnya terhadap mereka yang masih dalam tahap perkembangan dalam transisi yang mencari identitas diri.

              Dalam kaitannya dengan pendidikan karakter, bangsa Indonesia  sangat memerlukan SDM (sumber daya manusia) yang besar dan bermutu untuk mendukung terlaksananya program pembangunan dengan baik. Disinilah dibutuhkan pendidikan yang berkualitas yang dapat mendukung tercapainya cita-cita bangsa dalam memiliki SDM yang bermutu.

               Pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pedidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak (kognitif, fisik, sosial, kreativitas, dan spiritual). Pendidikan dengan model yang seperti ini berorientasi pada pembentukan anak sebagai manusia yang utuh. Kualitas anak didik menjadi unggul tidak hanya dalam aspek kognitif, namun juga dalam karakternya anak yang unggul dalam karakter akan mampu menghadapi segala persoalan dan tantangan dalam hidupnya.



B. Rumusa Masalah

1.      Apa hakikat pendidikan karakter ?

2.      Apa visi dan misi pendidikan karakter ?

3.      Apa tujuan pendidikan karakter ?

4.      Apa ruang lingkup pendidikan karakter ?

5.      Apa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter ?



C. Tujuan

1.      Memahami apa itu pendidikan karakter.

2.      Mengetahui visi dan misi pendidikan karakter.

3.      Mengetahui tujuan pendidikan karakter.

4.      Mengetahui apa saja ruang lingkup pendidikan karakter.

5.      Mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter.



  



BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan dan Pendidikan Karakter

             Pendidikan menurut John Dewey adalah proses pembetukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. Tujuan pendidikan hal ini agar generasi muda sebagai penerus generasi tua dapat menghayati, memahami, mengamalkan nilai-nilai atau norma-norma tersebut dengan cara mewariskan segala pengalaman, pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang melatarbelakangi nilai-nilai dan norma-norma hidup dan kehidupan.

             Dan pendidikan karakter, alih-alih disebut sebagai pendidikan budi pekerti, sebagai pendidikan nilai moralitas manusia yang disadari dan dilakukan dalam tindakan nyata. Disini ada unsur proses pembentukan nilai tersebut dan sikap yang disadari pada pengetahuan mengapa nilai itu dilakukan. Dan, semua nilai moralitas yang disadari dan dilakukan itu bertujuan untuk membantu manusia menjadi manusia yang lebih utuh. Nilai itu adalah nilai yang membantu orang dapat lebih baik hidup bersama dengan orang lain dan dunianya untuk menuju kesempurnaan. Nilai itu menyangkut berbagai bidang kehidupan seperti hubungan sesama (orang lai, keluarga), diri sendiri, hidup bernegara, alam dunia, dan Tuhan. Dalam penanaman nilai moralitas tersebut unsure kognitif (pikiran, pengetahuan, kesadaran), dan unsur efektif (perasaan) juga unsur psikomotor (perilaku).[1]

             Jadi, karakter adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik didalam masyarakat. Karena karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubugan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat. Sedangkan, pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah. Dengan demikian, pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab.[2]









B. Visi dan Misi Pendidikan Karakter

1.      Visi

      Visi dalam konteks ini adalah kemampuan untuk memandang arah pendidikan karakter ke depan dengan berpijak pada permasalahan saat ini untuk disusun perencanaan secara bijak. Sementara itu, menurut Buku I Pedoman Umum dan Nilai Budi Pekerti untuk Pendidikan Dasar dan Menengah(2000: 4), visi pendidikan karakter adalah mewujudkan pendidikan yang berbudi pekerti sebagai bentuk pendidikan nilai, moral, etika yang berfungsi menumbuhkembangkan individu warga negara Indonesia yang berakhlak mulia dalam pikir, sikap, dan perbuatannya sehari-hari, yang secara kurikuler benar-benar menjiwai dan memaknai semua mata pelajaran yang relevan serta sistem sosial-kultural dunia pendidikan sehingga dari dalam diri setiap lulusan setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan terpancar akhlak mulia.

2.      Misi

1.      Membantu siswa memahami kecenderungan masyarakat yang terbuka dalam era globalisasi, tuntutan kualitas dalam segala bidang, dan kehidupan yang demokratis dengan tetap berlandaskan norma budi pekerti warga negara Indonesia.

2.      Membantu siswa memahami disiplin ilmu yang berperan mengembangkan budi pekerti sehingga diperoleh wawasan keilmuan yang berguna untuk mengembangkan penggunaan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

3.      Membantu siswa memahami arti demokrasi dengan cara belajar dalam suasana demokratis bagi upaya mewujudkan masyarakat yang lebih demoratis.[3]



C. Tujuan Pendidikan Karakter

1.      Siswa memahami nilai-nilai budi pekerti di lingkungan keluarga, lokal, nasional, dan internasional melalui adat istiadat, hukum, undang-undang, dan tatanan antarbangsa.

2.      Siswa mampu mengembangkan watak atau tabiatnya secara konsisten dalam mengambil keputusan budi pekerti di tengah-tengah rumitnya kehidupan bermasyarakat saat ini.

3.      Siswa mampu menghadapi masalah nyata dalam masyarakat secara rasional bagi pengambilan keputusan yang terbaik setelah melakukan pertimbangan sesuai dengan norma budi pekerti.

4.      Siswa mampu menggunakan pengalaman budi pekerti yang baik bagi pembentukan kesadaran dan pola perilaku yang berguna dan bertanggung jawab atas tindakannya.[4]

D. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter

1.      Peran Keluarga dalam Pendidikan Keluarga

            Masalah krisis karakter sudah bersifat struktural, maka pendidikan karakter harus dilakukan secara holistis dan kontekstual. Secara struktural artinya membangun karakter bangsa Indonesia dimulai dari keluarga, sekolah, masyarakat dan negara karena pengembangan karakter merupakan proses seumur hidup. Pengembangan karakter anak merupakan upaya yang perlu melibatkan semua pihak, baik keluarga inti, keluarga (kakek-nenek), sekolah, masyarakat, maupun pemerintah. Oleh karena itu, keempat koridor (keluarga, sekolah, masyarakat, maupun pemerintah) ini harus berjalan secara integrasi. Maka di keluargalah proses pendidikan karakter berawal.

2.      Peran Semua Komponen Sekolah dalam Pendidikan Karakter

            Setelah keluarga, sekolah mempunyai peran yang sangat strategis dalam membentuk manusia yang berkarakter. Agar pendidikan karakter dapat berjalan dengan baik memerlukan pemahaman yang cukup dan konsisten oleh seluruh personalia pendidikan. Di sekolah, kepala sekolah, pengawas, guru, dan karyawan, harus memiliki persamaan persepsi tentang pendidikan karakter bagi peserta didik. Karena setiap personalia pendidikan mempunyai perannya masing-masing.

3.      Peran Pemimpin dalam Pendidikan Karakter

            Dalam konteks bersamaan, negara juga memiliki tanggung jawab moral untuk melakukan pendidikan karakter, budaya, dan moral bangsa Indonesia. Seperti dalam dunia pendidikan, pemerintah bertanggung jawab atas kurikulum yang akan di berlakukan dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan prinsip sudah ditetapkan baik dalam UUD 1945 maupun dalam Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan peningkatan iman dan taqwa, peningkatan akhlak mulia, peningkatan potensi daerah dan lingkungan, tuntutan pembangunan daerah dan nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengertian, teknologi,  seni, agama, dinamika perkembangan global, dan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

4.      Peran Media Massa dalam Pendidikan Karakter

            Upaya lembaga pendidikan dalam mendidik karakter peserta didik juga memerlukan dukungan dari institusi media massa seperti televisi, internet, tabloid, Koran, dan majalah. Media massa yang sebagai instrumen pendidikan yang memiliki cultural of power dalam membangun masyarakat yang berkarakter memiliki efek sangat kuat dalam membentuk pola pikir dan pola perilaku masyarakat. Untuk itu media massa memberi pengaruh terhadap proses pembentukan karakter pada anak-anak dan remaja.[5]



E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter

1.      Faktor Insting (naluri)

            Dengan potensi naluri itulah manusia dapat memproduk aneka corak perilaku sesuai pula dengan corak instingnya.

2.      Faktor Adat/Kebiasaan

            Adat /kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Dengan adanya kebiasaan akan lebih mudah untuk melakukan sesuatu.

3.      Faktor Keturunan

            Faktor keturunan secara tidak langsung sangat mempengaruhi pembentukan karakter atau sikap seseorang. Karena sifat-sifat anak merupakan pantulan sifat-sifat orang tuanya.

4.      Faktor Lingkungan

            lingkungan yang erat kaitannya dengan pergaulan menjadi salah satu faktor karena pergaulan akan saling mempengaruhi dalam pikiran, sifat, dan tingkah laku seseorang.[6]







BAB III

PENUTUPAN



A. Kesimpulan

              Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Jadi, karakter adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik didalam masyarakat. Karena karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubugan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat. Sedangkan, pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah.

              Jadi, sumber daya manusia akan baik apabila tujuan pendidikan tercapai. Dari semua uraian diatas maka betapa pentingnya menyeimbangkan antara pendidikan formal dengan pendidikan karakter.

B. Saran

              Dengan berbagai uraian di atas tentunya tidak lepas dari berbagai kekurangan baik dari segi isi materi, teknik penulisan, dan sebagainya. Untuk itu, sangat diharapkan saran maupun kritikan yang membangun dalam perbaikan makalah selanjutnya baik dari Dosen Pembimbing maupun rekan-rekan mahasiswa.























DAFTAR PUSTAKA



Muslich, Masnur. 2010. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Malang: Bumi Aksara.

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Bengkulu: Kencana.

Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Malang: Bumi Aksara.

Liyuwanadefi, Shentia. 2016.  “Pengertian Pendidikan Karakter”. http://shentiald.blogspot.in/2013/10/makalah-pendidikan-karakter.html. 23 Desember 2016.





















[1]  Muslich Masnur, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, Malang: Bumi Akasara, 2010, hlm. 67.
[2]  Liyuwanadefi Shentia, “Pengertian Pendidikan Karakter”, http://shentiald.blogspot.in/2013/10/makalah-pendidikan-karakter.html. diakses 23 Desember 2016, pukul 10.00 WIB.
[3]  Zuriah Nurul, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan, Malang: Bumi Aksara, 2007, hlm. 63.
[4]  Zuriah Nurul, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan, Malang: Bumi Aksara, 2007, hlm. 64.
[5]  Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, Bengkulu: Kencana, 2011, hlm. 143-173
[6] Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, Bengkulu: Kencana, 2011, hlm. 177-184.

No comments:

Post a Comment

Entri yang Diunggulkan

Makalah Pengembangan Kurikulum tentang Evaluasi Kurikulum