MAKALAH
PSIKOLOGI UMUM
Oleh :
Muhammad Imam Ashari Rambe
FUNGSI PSIKIS
Di dalam psikologi, dikenal dua istilah pemrosesan informasi yang
diterima dari pengamatan, yaitu sensasi dan persepsi. Dalam pengertian yang
sempit kedua istilah ini tidak dibedakan karena kedua fungsi ini merupakan dua
proses yang melibatkan pengamatan. Tetapi, secara fungsional kedua fungsi
psikis ini sangat berbeda.
Sensasi
didefenisikan sebagai sistem yang mengoordinasi sejumlah peralatan untuk
mengamati yang dirancang secara khusus. Dalam proses kerjanya sistem sensasi
ini dikerjakan dalam sebuah proses mendeteksi sejumlah rangsang sebagai bahan
informasi yang diubah menjadi impuls saraf dan dikirim ke otak melalui
benang-benang saraf. Oleh karenanya, secara sederhana proses sensasi ini
diartikan sebagai alat penerima (reseptor) sejumlah rangsang yang akan
diteruskan ke otak yang kemudian akan menyeleksi rangsang yang diterima
tersebut. Sedangkan persepsi merupakan fungsi psikis yang dimulai dari proses
sensasi, tetapi diteruskan dengan proses mengelompokkan, menggolong-golongkan,
mengartikan, dan mengaitkan beberapa rangsang sekaligus.
Rangsang-rangsang
yang telah diterima dan dikelompokkan ini kemudian diinterpretasi sedemikian
rupa menjadi sebuah arti yang subjektif individual. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa sensasi dan persepsi pada dasarnya merupakan komponen
pengamatan, yang berbeda dalam keserderhanaan prosesnya. Proses perepsi lebih
rumit daripada proses sensasi, karena proses ini melibatkan pemahaman dan
penginterpretasian sekaligus.
Dalam proses
penerimaan rangsang ini, indra menangkap berdasarkan sifat sensor yang
dimilikinya. Indra penglihatan untuk objek visual, pendengaran untuk objek
auditory, somatosensorik (untuk stimulus yang berasal dari rasa kimiawi dan
bau, rasa kulit luar dan dalam, rasa sakit (vital), suhu untuk dingin dan
panas, peraba untuk bidang, serta positioning tubuh dan keseimbangan yang
terkait dengan indra kinestetis dan vestibula.
A.
PENGINDRAAN
Pengindraan ini merupakan bagian
dari pengamatan karena dalam melakukan pengamatan kita memerlukan yang namanya
alat indra. Pengindraan atau pendirian, ialah penyaksian indra kita atas
rangsangan yang merupakan suat kompleks (suatu kesatuan yang kabur, tidak
jelas). Dalam pengindraan bagian- bagian atas unsure- unsure dari rangsangan
belum terurai. Misalnya, pengindraan kita atas kendaraan yang simpang siur di
jalan raya, panas terik matahari yang kita rasakan waktu kita asyik bermain
olahraga, dan sebagainya.
Seorang mengenal dunia sekitar
dengan menggunakan indranya. Bagaimana ia dapat menyadari keadaan
sekitar, merupakan persoalan yang berhubungan dengan pengindraan dan
pengamatan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
1.
Adanya objek yang diamati. Objek menimbulkan stimulus yag
mengenai alat indra atau reseptor. Yang dimaksud stimulus adalah sesuatu yang
mengenai alat indra atau reseptor. Stimulus dapat datang dari dalam dan luar langsung mengenai alat indra, yang mengenai saraf penerima,
dan yang
bekerja sebagai reseptor.
2.
Alat indra atau resrptor yang cukup baik, yaitu merupakan alat unuk
menerima stimulus. Disamping itu harus ada pula syarat sensoris yang cukup baik
sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima respon ke pusat susunan
saraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Dan sebagai alat untuk mengadakan
respons diperlukan saraf motoris.
3.
Untuk menyadari atau untuk mengadakan pengamatan
sesuatu diperlukan pula adanya perhatian yang merupakaan langkah
pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan pengamatan. Tanpa perhatian
tidak akan terjadi pengamatan. Dari hal tersebut dapat disimpulakan bahwa untuk
mengadakan pengamatan ada syarat- syarat yang bersifat:
a)
Fisik
b)
Fisiologik
c)
Psikologik
Dalam pengamatan dengan sadar orang dapa pula memisahkan unsure-
unsure dari objek tersebut. Misalnya, becak melampai kita mula- mula Nampak
dalam kebulatannya (pengindraan), tetapi kemudian makin jelas catnya, belnya,
pengendaranya, rodanya, dan sebagainya. Pada umumnya pengindraan selalu disusul
dengan pengamatan, terutama rangsangan- rangsangan yang menarik perhatian kita.
Tetapi pengamatan hanya dapat dilakukan oleh manusia, hewan dan bayi tidak
dapat melakukannya. Jadi, dalam pengamatan jiwa kita aktif. Hal ini dapat
terbukti drngan beberapa contoh yang lazim disebut isolasi, yaitu perhatian
yang beralih- alih.
a.
Sinestasia dan adaptasi
Sinestasia
adalah suatu keadaan orang yang menyadari sesuatu kesan r\tidak melalui indra
semestinya. Misalnya, orang merasa melihat warna hitam jika ia mendengan suara
a, merasa mendengar suara u jika ia melihat warna putih, dan lain- lain. Orang
buta pada umumnya mengalami sinestesia.
Adapts
adalah penyesuaian diri dengan keadaan yang baru. Misalnya, seseorang yang
keluar dari kamar pada siang hari, mula= mula ia merasa bahwa diluar terasa
terang sekali sampai menyilaukan mata, tetapi beberapa menit kemudian ia tidak
lagi silau. Pada saat itu ia telah dapat menyesuaikan diri.
b.
Percobaan dan penyelidikan
1)
Kekuatan rangsangan yang selemah lemahnya, tetapi masih dapat
menimbulkan kesadaran, disebut ambang rngsangan. Misalnya untuk sura 16 getaran
tiap detik.
2)
Kekuatan rangsang yang sebesar- besarnya.
3)
Jarak antara ambang rangsangan dan puncak rangsangan disebut luas
rangsangan.[1]
B.
PENGAMATAN
Metode pemeriksaan kepribadian yang
paling sering digunakan dan barangkali paling umum dipahami dan diterima adalah
bentuk pengamatan. Pengamatan, yang merupakan dasar bagi semua sains, terdiri
dari pengamat yang hanya mencatat peristiwa tertentu, seperti perilaku khusus,
dan biasanya merekam apa yang diamati. Prosedur paling umum adalah pengamatan
tanpa kendali (uncontrolled observation) terhadap perilaku “tanpa persiapan”
tanpa upaya untuk menghalanginya pada situasi atau keadaan tertentu. Mengamati
kegiatan anak ditaman bermain dan perilaku orang ketika mengantri merupakan
contoh pengamatan tanpa kendali, atau naturalistic. Gambaran pengamatan tanpa
kendali didunia kerja ialah critical incidents technique (Flanagan, 1954).
Penyelidikan dan
orang lain yang terbiasa dengan pekerjaan tertentu diminta mengidentifikasi
perilaku khusus yang menjedai penentu kinerja atau yang membedakan pekerja yang
baik dan buruk dalam bekerja. Perilaku ini, atau incidents ini sangat
menentukan, karena perilaku ini memiliki akibat sangat positif dan sangan
negatif. Contohnya ialah “mengamankan mesin dan membersihkan tempat kerja
ketika selesai kerja” dan “menindaklanjuti permintaan pelanggan dengan tepat.
Identifikasi banyak perilaku semacam ini memberikan informasi berharga mengenai
sifat pekerjaan dan persyaratan untuk mengerjakannya secara efektif.
Pengamatan
dapat tanpa kendali namun sistematis dan objektif. Contohnya, guru dapat
dilatih membuat pengamatan objektif mengenai perilaku anak sekolah dan membuat
anecdotal records (catatan informasi tidak berdasarkan bukti) yang mengenai
perilaku apapun yang tampak signifikan. Guru pengamat yang dilatih dengan baik
menunjukkan dicatatan anekdot itu apa yang diamati dan membedakannya dengan
interpretasi pengamatan. Pengamat menyadari bahwa ketika Johny mencubit Mary
tidak selalu tindakan ini merupakan tindakan agresif.
a)
Meningkatkan Keakuratan Pengamatan
b)
Pengamatan Terhadap Partisipan
c)
Pengetesan Situasi
d)
Pengamatan klinis
e)
Pengamat pelatihan
f)
Perilaku non verbal
g)
Pengamatan diri sendiri dan analisis isi[2]
a.
Pengamatan secara umum
Pengamatan ialah proses mengenal dunia luar manggunakan indra.dapat
pula dikatakan bahwa pengmaatan merupakan suatu peristiwa jiwa hasil dari
kegiatan indra kita. Waktu mulai terangsangnya alat indra kita denga waktu
mulainya kira memberikan suatu reaksi disebut waktu reaksi. Waktu reaksi
anatara individu yang satu dengan yang lain berbeda sebab terdapa perbedaan
alat indra antara individu.
Indra dikatakn gerbag jiwa karena dengan indra kita dapat mengmati
dunia luar dan denga pengamatan jiwa individu akan berkembang, brtambah kaya
akan bertmbah luas pula isinya. Alt indra manusia meliputi :
a.
Indra penglihatan ialah indra yang berfungsi menerima perangsang
cahaya yang bekerjanya dapat dibedaka menjadi 3 golongan, yaitu menurt adanya cahaya (rang atau gelap), menurut warna objek (ada warna
merah, jingga, hijau, biru, kuning, ungu, hitam, putih, dan abu- abu) , dan menurut ukuran objek ( besar ukurannya, macam bentuknya, dan jaraknya).
b.
Indra pendengar merupakan indra yang berfungsi meerima perangsang
getar udara yang dibedakan atas nadadesah, dan kerdum.
c.
Indra pembau yaitu yang berfungsi menerima perangsang bau yang
berwujud gas. Menurut W. Henning ada 6 pokok bau antara lain bau bunga, bau
busuk, bau buah, bau akar, dan bau getah.
d.
Indra perasa atau pengecapan ialah indra yang menerima peransang
yang berwujud zat cair, yang menerima ialah lidah dan langit- langit rongga mulut sebelah atas. Menurut
penyelidikan ada 4 rasa, yaitu manis, asam, asindan pahit.
e.
Indra peraba adalah alat yang menerima peransang tekanan atas suhu.
Pengindraan terdapat pada seluruh tubuh, kecuali rambut, kuku, dan gigi. Bagia
tubuh yang mrnerima terletak di bawah kulit.
f.
Indra keseimbangan ialah indra yang menerima peransang ganguan
keseimbangan. Indra ini terletak di yelinga. Bentuknya seperti rumah siput.
Indra ini menjaga tubuh kita tetap tegak atau tetap seperti keadaan semula.
g.
Indra perasa urat saraf (kinestesi) ialah indra yang menerima perangsang
gerakan- gerakan atau ketegangan- keteganagn urat daging. Indra ini terletak
dipersendian. Dengan indra ini, kita dapat mengetahui sikap tubuh kita meski
mata kita ditutup. Dengan indra ini pulalah otot- otot kita seakan punya
ingatan. Misalnya pada saat menulis, berjalan, bersepeda dan lainnya.
h.
Indra hidup kejasmanian (organis) ialah indra yang menerima
paransang kejasmanian, misalnya lapar, haus, sesak napas, dan lain- lain. Alat
indra yang tergabung dalam kelompok ini antara lain, pernapasan, pencernaan,
dan peredaran darah.[3]
Jadi, Pengamatan (penyerapan) ialah hasil perbuatan jiwa secara
aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya perangsang. Dengan demikian
dapat diperjelas terjadinya proses pengamatan sebagai objek yang menimbulkan
stimulus, dan stimulus mengenai alat indra atau reseptor. Proses ini dinamakan
prosses kealaman (fisis). Stimulus yang diterima oleh alat indra dilanjutkan oleh saraf sensoris ke
otak. Proses ini dinamakan proses fisiologik. Kemudian terjadilah suatu proses
di otak sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan alat indra
itu, sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterimanya. Proses ini dinamakan psikologik.
Dengan demikian tahap terakhir dari pengamatan ialah individu menyadari tentang
apa yang diterima melalui alat indra atau reseptor.
Keadaan ini menunjukkan
bahwa individu tidak hanya mengenal satu stimulus saja, melainkan individu
mengenal berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar.
Tetapi tidak semua stimuls itu mendapatkan respons sebagai akibat dari
pengamatan individu. Gejala pengenalan dalam garis besarnya dibedakan menjadi
2 bagian, yaitu melalui indra dan akal. Yang melalui indra dapat dibagi dua pula yaitu,
diluar ( meliputi pengindraan dan pengamatan). Dan di pusat yang meliputi
(tanggapan, ingatan, dan fantasi).
4. Pengamatan Secara Khusus
Pengamatan
secara khusus meliputi melihat, mendengar, mencium, mengecap, persa sakit,
tekanan, dan perasaan panas dingin.
a. Melihat
hal- hal yang
dapat diamati oleh alat indra penglihatan yaitu, mata meliputi warna, bentuk,
dan dalamnya sesuatu. Orang yang tidak bisa membedakan warna- warn yang
mencolok dinamakan bta warna. Buta warna ada dua macam yaitu buta warna
sebagian (merah, hijau atau kuning dan biru) dan seluruhnya (putih, hitam, dan
abu- abu).
b. Mendengar
Proses
mendengar berkaiatan erat dngan ada atau tidaknya. Alat indra pendengaran yaitu
telinga. Bunyi- bunyian dapat dibedakan mengenai tinggi bunyi yang ditentukan
oleh frekuensi bunyi, intensitas bunyi yang bergantung pada amplitudonya. dan
timbre atau warna bunyi (perbedaan bunyi yang timbul dari alat yang berbeda
walaupun frekuensi dan amplitudonya sama.
c. Mencium
Alt indra
penciuman aktif sewaktu aada rangsangan berupa gas. Peransang gas akan
menggerakkan atau mengaktifkan saraf- saraf pencium yang terdapat pada selaput
lendir hidung.
d. Mengecap
Peransang untuk
alat indra pengecap adalah benda cair. Syaraf- syaraf pengecap terdapat pada
bagian pinggir dan bagian atas lidah kita. Rasa yang dapat dibedakan oleh alat
pengecap kita antara lain rasa manis, asin, asam dan pahit.
e. Perasa sakit, tekanan, dan perasaan panas
dingin
Ini dialami
dibagian kulit tubuh, msing- masing peransang terletak pada titik- titik kulit
yang berbeda- beda. Titik– titik peransang yang merasaka sakit terletak pada
dekat permukaan kulit. Indra persa tekanan terletak pada kulit sehingga kita
dapat merasakan benda atau objek itu keras atau lembut, kasar atau licin,
tumpul atau tajam, dan lain- lain. Begitupun juga dengan perasa panas dan
dingin. [4]
C.
TANGGAPAN
Tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok, dapat diartikan
sebagai gamabaran ingatan dari pengamatan, ketika obyek yang diamati tidak lagi
berada dalam ruang dan waktu pengamatan. Jadi, jika proses pengamatan sudah
berhenti, dan hanya tinggal kesan- kesannya saja, peristiwa ini dinamakan
tanggapan. Misalnya, berupa kesan pemandangan alam yang baru kita lihat, melodi
indah yang baru menggema, dan lain- lain.
Taanggapan
disebut “latten” (tersembuyi, belum terungkap). Apabila tanggapan tersebut ada
dibawah alam sadar, atau tidak kita sadari. Sedanng tanggapan disebut “aktual”
(sungguh), apabila tanggapan tersebut kita sadari. Apabila tanggapan- tanggapan
yang kita sadari itu langsung berpengaruh pada kehidupan kejiwaan (berpikir,
perasaan, dan pengenalanan). Maka fungsi tanggapan ini disebut sebagai fungsi
primer. Adapun kebaikannya disebut fungsi sekunder.
Perbedaan
antara tanggapan dan pengamatan:
a. Pengamatan terikat pada tempat dan waktu,
sedangkan pada tanggapan tidak terikat pada waktu dan tempat.
b. Objek pengamatan sempurna dan mendetail,
sedangkan objek tanggapan tidak mendetail dan kabur.
c. Pengamatan memerlukan peransang, sedangkan
pada tanggapan tidak.
d. Pengamatan bersifat sensoris, sedangkan pada
tanggapan bersifat immaginer.
Beberapa catatan praktis sehubungan dengan
tanggapan:
a. Murid- murid harus kita beri pembendaharaan
tanggapan yang besar. Artinya, kita harus memberi tanggapan yang sebanyak-
banyaknya.
b. Murid- murid dalam mengamati benda- benda itu
hendaknya dengan mempergunakan alat- alat indra sebanyak- banyaknya, seperti
pelihat, suara dan gerak.
c. Penglihatan harus dihubungkan dengan apa yang
telah diketahui oleh murid- murid.[5]
Adapun arti lain dari tanggapan
ialah bayangan yang dalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan. Linscoten
mengatakan tanggapan merupakan pengulangan kembali terhadap pengalaman-
pengalaman atau aktivitas-aktivitas psikologis sebelumnya tanpa menghadirkan
objek materinya sehingga ada proses perekaman ulang. Tanggapan kita tidak hanya
menghidupkan kembali apa yang telah diamati pada masa lampau, tetapi juga
mengantisipasi masa depan atau mewakili kondisi kini. Jadi dalam tanggapan
terjadi tanggapan masa lalu (tanggapan ingatan), tanggapan pada masa yang akan
datang (tanggapan antisipasi), dan tanggapan masa kini (tanggapan representasi
atau mengimajinasikan).
Notoadmojo mengatakan setelah
seseorang melakukan proses pengamatan (melihat, mendengar, mengecap,
memerhatikan atau meraba), maka terjadi perekaman gambaran yang yang tinggal
dalam ingatan yang disebut sebagai tanggapan. [6]
Tanggapan sebagai salah satu fungsi
jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan,
dalam mana obyek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu
pengamatan. Jadi, jika proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal
kesan-kesannya
[1] Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),
hlm. 65-68.
[2] Lewis R. Aiken dan Gary Groth- Marnat, pengetasan dan
pemeriksaan psikologi, (Jakarta: Indeks, 2009), hlm. 124- 130.
[3] Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Umum dengan Perspektif Baru,(Yogyakarta:
Ar- Ruz Zmedia), hlm. 85-87)
[4] Ibid., hlm. 92-102.
[5] Abu Hamadi, Op. cit., hlm. 69.
[6] Herri Zan Pieter dan Namora Lumongga Lubis, Pengantar Psikologi
untuk Kebidanan, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 33-34.
No comments:
Post a Comment