Search This Blog

Tuesday, December 4, 2018

Makalah Tahsinul Qur'an tentang Al-Qur'an


MAKALAH TAHSINUL QUR’AN

tentang

AL-QUR’AN




di susun oleh:

KIKI ARISTA

1614040009



Dosen Pembimbing :

IHSAN NUZULA, S.Pd.I.,M.Pd



JURUSAN TADRIS MATEMATIKA (A)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS  ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

2017/2018 M



BAB I

PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang

Berbicara tentang Al Qur’an, takkan pernah ada habisnya. Al Qur’an mengandung berbagai kisah dari sejarah zaman lampau hingga masa yang akan datang, termuat juga hukum-hukum islam, rahasia alam semesta, serta masih banyak lagi. Al-Qur’an menjadi salah satu mukjizat besar Nabi Muhammad SAW, sebab turunnya Al Qur’an melalui perantara beliau, Al Qur’an mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberlangsungan umat manusia di Dunia. Betapa tidak, semua persoalan manusia di dunia sebagian besar dapat ditemukan jawabannya pada Al Qur’an. Oleh karenannya kemudian Al Qur’an di yakini sebagai firman Allah yang menjadi sumber hukum Islam pertama sebelum Hadist serta menjadi sumber ajaran bagi Agama Islam. Kewajiban manusia untuk mengimani, membaca, menelaah, menghayati, dan mengamalkan ajaran Al Quran secara keseluruhan, serta mendakwahkannya (Q.S. Al-'Ashr:1-3). Jika kita memang benar-benar beriman kepada Allah SWT atau mengaku Muslim. Membacanya saja sudah berpahala, bahkan kata Nabi Saw satu huruf mengandung 10 pahala, apalagi jika mengamalkannya.



B.     Rumusan Masalah

1.      Apakah Pengertian dari Al-Qur’an ?

2.      Bagaimanakah Peran dan Fungsi Al-Qur’an ?

3.      Bagaimanakah Pendekatan dalam Memahami Al-Qur’an ?

4.      Bagaimanakah Posisi Al-Qur’an terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ?

5.      Bagaimana Hubungan Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan ?



C.    Tujuan Masalah

1.      Untuk mengetahui Pengertian dari Al-Qur’an

2.      Untuk mengetahui Peran dan Fungsi Al-Qur’an

3.      Untuk Mengetahui Pendekatan dalam Memahami Al-Qur’an

4.      Untuk mengetahui Posisi Al-Qur’an terhadap Ilmu Pengetahuan dan Tekhologi

5.      Untuk mengetahui Hubungan Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Al-Qur’an

Ditinjau dari bahasa, Al Qur'an berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk jamak dari kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a - yaqra'u - qur'anan yang berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang. Secara istilah, al Qur'an diartikan sebagai kalam Allah swt, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai mukjizat, disampaikan dengan jalan mutawatir dari Allah swt sendiri dengan perantara malaikat jibril dan mambaca al Qur'an dinilai ibadah kepada Allah swt.

Adapun Al-qur’an menurut para ahli, yaitu :

1.      Muhammad Ali ash-Shabuni, Al Qur'an adalah Firman Allah swt yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw penutup para nabi dan rasul dengan perantaraan malaikat Jibril as, ditulis pada mushaf-mushaf kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, membaca dan mempelajari al Qur'an adalah ibadah, dan al Qur'an dimulai dengan surat al Fatihah serta ditutup dengan surat an Nas.

2.      Dr. Subhi As-Salih, Al Qur'an adalah kalam Allah swt merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah.

3.      Syekh Muhammad Khudari Beik, Al Qur'an adalah firman Allah yang berbahasa arab diturunkan kepada Nabi Muhammad saw untuk dipahami isinya, disampaikan kepada kita secara mutawatir ditulis dalam mushaf dimulai surat al Fatihah dan diakhiri dengan surat an Nas.




B.     Peran dan Fungsi Al-Qur’an

a.      Al-Qur’an sebagai Kalamullah

Kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Al-Qur’an sebagai kitab Allah menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Sebagai Kalamullah, Al-Qur’an dalam bentuk aslinya berada dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) dalam lindungan Tuhan. Lalu diturunkan kepada Nabi dalam bahasa kaumnya (bahasa Arab).

b.      Al-Qur’an sebagai Sumber Hukum Islam

Sumber hukum ajaran Islam ada tiga. Yakni; Al Quran, As-Sunnah, dan Ijtihad. Al-Qur’an adalah firman Allah, dan hadist merupakan sabda Rasulullah Muhammad SAW.Sedangkan ijtihad didapatkan dari hasil pemikiran para ulama mujtahid (yang berijtihad), dengan tetap mengacu kepada Al Quran dan As-Sunnah. Isi Al-Qur’an meliputi segala hal, mulai soal keimanan atau akidah hingga fenomena alam. Al Quran mengajari manusia bersikap ilmiah atau berdasarkan ilmu (Q.S. Al-Isro’:36), mendorong manusia melakukan penelitian untuk menyibak tabir alam (Q.S.Yunus:101), menaklukkan angkasa luar (Q.S. Ar-Rahman:33), mengabarkan prediksi ilmiah tentang rahim ibu (Q.S. Az-Zumar:6), gaya berat atau gravitasi (Q.S. Ar-Rahman:7), pemuaian alam semesta (Q.S. Adz-Dzariyat:47, Q.S Al-Anbiya: 104,Q.S Yasin:38), tentang ruang hampa di angkasa luar (Q.S. Al-An’am:125), tentang geologi, gerak rotasi, dan revolusi planet bumi (Q.S. An-Naml:88) dan masih sangat banyak lagi.

c.       Al-Qur’an sebagai Mukjizat

Dalam Bahasa Arab, mukjizat berasal dari kata ‘ajz yang berarti lemah, kebalikan dari qudrah(kuasa) sedangkan i’jaz berarti membuktikan kelemahan. Mu’jizadalah sesuatu yang melemahkan atau membuat yang lain menjadi lemah, tidak berdaya. Setiap mukzijat biasanya turun untuk memberikan tantangan bagi situasi zaman itu. Ketika pada zaman Nabi Musa para tukang sihir sangat berkuasa dan mereka mencapai puncak kemampuannya dalam ilmu sihir, Nabi Musa datang dengan membawa mukjizat yang mampu melumpuhkan tipu daya para tukang sihir tersebut. Rasulullah SAW. pun hadir pada suatu zaman ketika sastra Arab mencapai puncak ketinggiannya. Beliau datang dengan Al-Quran yang memiliki gaya bahasa tingkat tinggi yang mampu melumpuhkan seluruh penyair yang ada pada zaman itu.

d.      Al Quran sebagai Pedoman Hidup

Sebagai pedoman hidup, Al Qur’an banyak mengemukakan pokok-pokok serta prinsip-prinsip umum pengaturan hidup dalam hubungan antara manusia dengan Allah dan mahluk lainnya. Di dalamnya terdapat peraturan-peraturan seperti:beribadah langsung kepada Allah Swt, berkeluarga, bermasyarakat, berdagang,utang-piutang, kewarisan, pendidikan dan pengajaran, pidana, dan aspek-aspek kehidupan lainnya yang oleh Allah Swt. Dijamin dapat berlaku dan dapat sesuai pada setiap tempat dan setiap waktu.

e.        Al-Quran sebagai Korektor

Sebagai korektor, Al-Quran banyak mengungkapkan persoalan-persoalan yang dibahas oleh kitab-kitab suci sebelumnya, semacam Taurat dan Injil yang dinilai tidak lagi sesuai dengan ajaran yang telah diturunkan oleh Allah Swt. Ketidaksesuaian tersebut menyangkut sejarah orang-orang tertentu, hukum-hukum, prinsip-prinsip ketuhanan, dan sebagainya.



C.    Pendekatan dalam Memahami Al-Qur’an

Secara garis besar istilah antara tafsir dengan takwil tidak terdapat perbedaan yang mendasar, kedua-duannya mempunyai semangat untuk menggali, mengkaji dan memahami maksud dari ayat-ayat Al Qur’an guna dijadikan sebagai pedoman dan rujukan umat Islam tatkala mengalami berbagai macam persoalan dalam kehidupan di dunia.

Sebagai upaya untuk menjelaskan maksud dari ayat Al Qur’an, obyek yang dijadikan kajian dalam menafsirkan Al Qur’an adalah kalam Allah, maka dalam konteks ini tidak perlu diragukan dan diperdebatkan kembali mengenai kemuliaannya. Kandungannya meliputi aqidah-aqidah yang benar, hukum-hukum syara’ dan lain-lain. Tujuan akhirnya adalah dapat diperolehnya tali yang amat kuat dan tidak akan putus serta akan memperoleh kebahagiaan baik di dunia ataupun di akhirat. Dan oleh karenanya, ilmu tafsir merupakan pokok dari segala ilmu agama, sebab ia diambil dari Al Qur’an, maka ia menjadi ilmu yang sangat dibutuhkan oleh manusia.

Ayat-ayat Al Qur’an yang sangat banyak ini sejatinya dapat menjawab semua persoalan yang terjadi pada masyarakat. Namun kesan yang ada pada saat ini seakan-akan ayat Al Qur’an masih mengandung misteri, sehingga belum mampu menjawab semua persoalan yang ada. Kesan dan pemahaman yang keliru ini adalah akibat dari ”miskin”nya cara, metode dan pendekatan dalam memahami dan menafsirkan ayat Al Qur’an. Metodologi tafsir Al Qur’an adalah salah satu cara untuk mengkaji, memahami dan menguak lebih jauh maksud dan kandungan dari ayat-ayat Al Qur’an. Metode tafsir yang adapun sangat beragam model, bentuk dan pendekatannya.

Suatu hal yang sangat penting bagi kita untuk mengetahui dan memahami macam-macam metode tafsir ayat Al Qur’an yang ada dengan berbagai macam pendekatannya, jika hal ini telah kita ketahui, maka ayat-ayat Al Qur’an semakin hidup dan mampu untuk menjawab segala persoalan masyarakat yang berkembang begitu cepat. Hal ini semakin mempertegas bahwa Al Qur’an adalah wahyu Allah yang menjadi rujukan dan sumber utama ajaran semua umat Islam.



D.    Posisi Al-Qur’an terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Posisi Al-Qur’an terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dijelaskan dengan jalan mencari sumber ilmu dan sumber cara mengembangkan ilmu menjadi teknologi. Al-Qur’an sebagai sumber ilmu memberikan benih-benih dasar untuk dapat dikembangkan oleh menusia menjadi ilmu dan teknologi yang tidak terhingga ragamnya dan arah pencapaiannya. Selain itu Al-Qur’an akan menjamin kebenaran ilmu yang bersumber dari-Nya, kebenaran arah pengembanganya, karena semua bersandar pada sunnah Allah dan jiwa ketakwaan serta keimanan dari manusia sebagai subyek yang melakukanya. Kisi-kisi batas kewenangan manusia untuk menggapai ilmu juga telah ditetapkan dalam Al-Qur’an.

Bagi umat Islam yang beriman kepada Al-Qur’an, belajar mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu atribut dari keimanannya. Jika telah demikian maka hal itu merupakan daya penggerak yang tidak ternilai bagi seseorang untuk belajar dan menggali ilmu. Kelengkapan selanjutnya adalah menyiapkan rel atau jalan yang lurus dan tempat pemberhentian dari upayanya.

Dr. M. Imaduddin Abdulrahim menyebutkan bahwa salah satu sebab tertinggalnya umat islam dalam ilmu pengetahuan dan teknologi saat sekarang adalah karena mereka tidak konsisten dengan sunatullah dalam menangani masalah dunia. Disamping itu faktor ruang lingkup pandangan hidup yang berbeda, faktor dalam lingkungan dan struktur masyarakat sekelilingnya sangat berpengaruh terhadap perbedaan dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada.


E.     Hubungan Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan

Salah satu kemu’jizatan (keistimewaan) Al-Qur’an yang paling utama adalah hubungannya dengan sains dan ilmu pengetahuaan, begitu pentingnya sains dan ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an sehingga Allah menurunkan ayat yang pertama kali Q.S Al-‘alaq 96/1-5.



ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ   t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ   ù&tø%$# y7š/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ   Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ   zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ  





           Artinya :

1.Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah, 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Ayat tersebut di atas mengandung perintah membaca, membaca berarti berfikir secara teratur atau sitematis dalam mempelajari firman dan ciptaannya, berfikir dengan menkorelasikan antara ayat qauliah dan kauniah manusia akan mampu menmukan konsep-konsep sains dan ilmu pengetahuan. Bahkan perintah yang pertama kali dititahkan oleh Allah kepada Nabi Muhammada SAW. dan umat Islam sebelum perintah-perintah yang lain adalah mengembangkan sains dan ilmu pengetahuan serta bagaimana cara mendapatkannya. tentunya ilmu pengetahuan diperoleh di awali dengan cara membaca, karena membaca adalah kunci dari ilmu pengetahuan, baik membaca ayat qauliah maupun ayat kauniah, sebab manusia itu lahir tidak mengethui apa-apa, pengetahuan manusia itu diperoleh melalui proses belajar dan melalui pengalaman yang dikumpulkan oleh akal serta indra pendengaran dan penglihatan[3] demi untuk mencapai kejayaan, kebahagian dunia dan akhirat. Dalam Al-Qur’an terdapat kurang lebih 750[4] ayat rujukan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan sementara tidak ada agama atau kebudayaan lain yang menegaskan dengan begitu tegas akan kepentingan ilmu dalam kehidupan manusia. Ini membuktikan bahwa betapa tingginya kedudukan sains dan ilmu pengetauan dalam Al-Qur’an (Islam). Al-Qur’an selalu memerintahkan kepada manusia untuk mendayagunakan potensi akal, pengamatan , pendengaran, semaksimal mungkin.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sebagai suatu mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an merupakan pedoman hidup atau acuan yang digunakan manusia agar hidup seseorang itu menjadi lebih baik. Al-Qur’an juga digunakan sebagai acuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Karna segala apa yang terkandung didalam Al-Qur’an itu memuat segala aspek ilmu pengetahuan dan teknologi.

B.     Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, baik dari segi isi maupun penulisan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.





No comments:

Post a Comment

Entri yang Diunggulkan

Makalah Pengembangan Kurikulum tentang Evaluasi Kurikulum