Search This Blog

Saturday, December 8, 2018

Makalah Tahsinul Qur'an tentang Al-Qur'an dan Urgensinya



MAKALAH
TAHSINUL QUR’AN
Tentang
“Al-Qur'an dan Urgensinya

Oleh :
Muhammad Imam Ashari Rambe
1614040023
                  
Dosen Pembimbing:
Ihsan Nuzula, S.Pd.I, M.Pd.I



JURUSAN TADRIS MATEMATIKA A
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
TAHUN AJARAN 2016/2017 M
 
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Hakikat Al-Qur’an

1.      Definisi Al-Qur’an

Secara umum, lafal al-Qur’an atau qur’an sama dengan kedudukannya dengan lafal qura’at. Kedua lafal ini merupakan bentuk mashdar dari qara’a-yaqra’u, yang berarti membaca. Qur’an sendiri terbentuk dari wazn (pola) fu’lan, sebagaimana halnya dengan lafal ghufran dan syukran. Dengan demikian, al-Qur’an diberikan makna leksikal dengan “bacaan” atau “yang dibaca”. Dalam hal ini maqru’ diberi nama dengan qur’an (bacaan), yakni pengistilahan maf’ul dengan menggunakan format mashdar.[1] Allah SWT menjelaskan :

¨bÎ) $uZøŠn=tã ¼çmyè÷Hsd ¼çmtR#uäöè%ur ÇÊÐÈ   #sŒÎ*sù çm»tRù&ts% ôìÎ7¨?$$sù ¼çmtR#uäöè% ÇÊÑÈ  

17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.

18. apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.[2](Q.S. AL-QIYAMAH Ayat 17-18)



Secara khusus, al-Qur’an menjadi nama bagi sebuah kitab yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Maka, jadilah ia sebagai sebuah identitas diri.dan, sebutan al-Qur’an tidak terbatas pada sebuah kitab dengan seluruh kandungannya, tapi juga bagian daripada ayat-ayatnya juga dinisbahkan kepadanya. Maka, jika anda mendengar satu ayat al-Qur’an dibaca misalnya, anda dibenarkan mengatakan bahwa si pembaca itu membaca al-Qur’an.[3]

Imam Syafi’I yang membaca Al-Qur’an dengan Al-Qur’an (tanpa hamzah) berpendapat bahwa Al-Qur’an tidah terambil dari satu kata tertentu, tetapi Al-Qur’an adalah nama dari kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad, sebagaimana nama kitab taurat dan injil. Alasannya adalah jika seseorang mendengarkan bacaan Al-Qur’an, maka yang dia dengarkan adalah bacaan Al-Qur’an bukan sekedar bacaan biasa.[4]

Sedangkan menurut Ahsin Sakho Muhammad dalam bukunya yang berjudul Tafsir Edisi Penyempurnaan mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.[5]



2.      Fungsi Al-Qur’an

a.       Sebagai mukjizat kenabian Muhammad SAW

b.      Pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia

c.       Pemisah yang hak dan yang batil

d.      Peringatan bagi manusia[6]

           

3.      Nama-nama Lain Al-Qur’an

Al- Qur’an mempunyai banyak nama. Banyaknya nama mengindikasikan keutamaan Al-Qur’an dan fungsinya. Sebagian ulama bahkan menyebut sampai 55 nama, bahkan sampai 99 nama. Banyaknya nama Al-Qur’an karena mereka memasukkan juga sifat-sifat Al-Qur’an.[7]Allah menamakan Al-Qur’an dengan banyak nama :





a.       Al-Qur’an

¨bÎ) #x»yd tb#uäöà)ø9$# Ïöku ÓÉL¯=Ï9 šÏf ãPuqø%r& çŽÅe³u;ãƒur tûüÏZÏB÷sßJø9$# tûïÏ%©!$# tbqè=yJ÷ètƒ ÏM»ysÎ=»¢Á9$# ¨br& öNçlm; #\ô_r& #ZŽÎ6x. ÇÒÈ  

“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (Al-Israa’ : 9)



b.      Al-Kitab

ôs)s9 !$uZø9tRr& öNä3ös9Î) $Y6»tGÅ2 ÏmŠÏù öNä.ãø.ÏŒ ( Ÿxsùr& šcqè=É)÷ès? ÇÊÉÈ  

“Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka Apakah kamu tiada memahaminya?”. (Al-Anbiya’ : 10)



c.       Al-Furqan

x8u$t6s? Ï%©!$# tA¨tR tb$s%öàÿø9$# 4n?tã ¾ÍnÏö6tã tbqä3uÏ9 šúüÏJn=»yèù=Ï9 #·ƒÉtR ÇÊÈ  

“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.”

(Al-Furqan : 1)[8]



d.      Adz-Dzikr

$¯RÎ) ß`øtwU $uZø9¨tR tø.Ïe%!$# $¯RÎ)ur ¼çms9 tbqÝàÏÿ»ptm: ÇÒÈ  

“ Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”





e.       At-Tanzil

¼çm¯RÎ)ur ã@ƒÍ\tGs9 Éb>u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÊÒËÈ  

“Dan Sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam,”(Asy-syu’araa’:192)



            Al-Qur’an dan Al-Kitab lebih popular dari nama-nama lainnya. Dalam hal ini Muhammad Abdullah Darraz berkata, “dinamakan Al-Qur’an karena dia dibaca dengan lisan, dan dinamakan Al-kitab karena ia ditulis dengan pena. Kedua makna ini menunjukkan makna yang relevan sekali dengan kenyataannya.”

            Allah Subhanahu wa Ta’ala, melukiskan Al-Qur’an dengan banyak sifat, diantaranya :



a.       Nur (cahaya)

$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# ôs% Nä.uä!%y` Ö`»ydöç/ `ÏiB öNä3În/§ !$uZø9tRr&ur öNä3ös9Î) #YqçR $YYÎ6B    ÇÊÐÍÈ    

“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran).” (An-Nisaa’ : 174)



b.      Mau’izhah (nasehat), Syifa’ (obat), Huda (petunjuk), dan Rahmah (rahmat)

“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Yunus : 57 )[9]



c.       Mubin (yang menjelaskan)

“Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan.”



d.      Al-Mubarak (yang diberkati)

“Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan Kitab-Kitab yang (diturunkan) sebelumnya[492] dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya.” (Al-An’am : 92)



e.       Busyra (berita gembira)

ö@è% `tB šc%x. #xrßtã Ÿ@ƒÎŽö9ÉfÏj9 ¼çm¯RÎ*sù ¼çms9¨tR 4n?tã y7Î6ù=s% ÈbøŒÎ*Î/ «!$# $]%Ïd|ÁãB $yJÏj9 šú÷üt/ Ïm÷ƒytƒ Yèdur 2uŽô³ç0ur tûüÏYÏB÷sßJù=Ï9 ÇÒÐÈ  

“Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.”  (Al-Baqarah : 97 )



f.        Aziz (yang mulia)

“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al Quran ketika Al Quran itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan Sesungguhnya Al Quran itu adalah kitab yang mulia.” (fushshilat : 41)[10]



g.      Majid (yang dihormati)

“Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang dihormati.” (Al-Buruuj : 21)



h.      Basyir (pembawa berita gembira), dan Nadzir (pemberi peringatan)

“Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, Yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.” (fushshilat : 3-4)[11]



B.  Urgensi Tahsinul Al-Qur’an

1.      Pengertian Tahsinul Al-Qur’an

            pengertian lain juga mengungkapkan bahwa tahsin adalah ilmu yang berkaitan dengan perihal pemberian hak dan mustahak setiap huruf baik dari aspek makhraj maupun sifatnya. Tahsin adalah memperindah,memperbaiki, dan memperolok. Maksud dari tahsin adalah kegiatan atau program pelatihn baca al-quran  dengan menekankan pada metode baca yang benar, an kefasihan bacaan,serta keindahan (kemerduan) bacaan.[12]

            Pelaksanaan tahsin adalah program pendidikan yang memperbaiki bacaan al- quran. Program pembelajaran tahsin al- Qur’an peserta didik akan diproses untukmemperbaiki kualitas dan kuantitas bacaanal- Qur’anpeserta didik tersebut.

            Al-Qur’an menurut bahasa berarti “bacaan” kemudian dipakai kata untuk al-Qur’an yang dikenal sekarang ini. Adaun defenisi al-Qur’an ialah kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah.

            Pengertian al-Qur’an secara istilah adalah kalam Allah SWT yang tiada tandingannya (mukjizat).diturunkan kepada Nabi Muhammad  SAW. Penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaraan malaikat jibril,dimulai dengan surat al-Fhatiah dan diakhiri dengan surat an- Anas, dan ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan secara mutawatir ( oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah.[13]

            Pengertian Al-Qur’an secara istilah terdapat beberapa pendapat dengan berbagai macam variasi ,antara lain:

a.       Menurut para ahli Ilmu Kala,al-Qur’an adalah kalimat-kalimat yang maha bijaksana yang azali yang tersusun dari huruf zahniyah dan ruhiyah. Al- qur’an adalah lafal yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW mulai dari awal surat al-Fatihah sampai an –Anass

b.      Al-Qur’an hanya diberikan kepada nabi Muhammad SAW, tidak diberikan kepada Nabi-Nabi sebelumnya.

c.       Diriwayatkan secara mutawatir, artinya diterima dan diriwayatkan banyak orang,tidak sedikit jumlahnya dan mustahil mereka bersepkat dusta dari masa ke masa secara berturut-turut sampai kepada kita.

Allah SWT menurunkan al-Qur’an bukan hanya untuk sekedar mendapatkan berkah  dengan membacanya. Juga bukan untuk menghiasi dinding-dinding dann untuk dibacakan kepada orang yang telah meninggalkan agar dia dikasihi Allah SWT. Al- Qur’an merupakan sumber pertama dan utama ajaran Islam yang diturunkan untuk mengatur, menunjukkan  dan mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya ilah.[14]

2.      Manfaat Tahsinul Al-Qur’an

 Tahsin al –Qur’an atau memperbaiki bacaan al- Qur’an dapt dijadikan sebagai indikasi keimanan seorang muslim terhadap kitab sucinya.tntang ini Allah SWT berfiman dalam surat Al-baaqarah ayat :121

tûïÏ%©!$# ãNßg»oY÷s?#uä |=»tGÅ3ø9$# ¼çmtRqè=÷Gtƒ ¨,ym ÿ¾ÏmÏ?urŸxÏ? y7Í´¯»s9'ré& tbqãZÏB÷sム¾ÏmÎ/ 3 `tBur öàÿõ3tƒ ¾ÏmÎ/ y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbrçŽÅ£»sƒø:$# ÇÊËÊÈ  

121. orang-orang yang telah Kami berikan Al kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya[84], mereka itu beriman kepadanya. dan Barangsiapa yang ingkar kepadanya, Maka mereka Itulah orang-orang yang rugi.



[84] Maksudnya: tidak merobah dan mentakwilkan Al kitab sekehendak hatinya.

Manfaat  lain dari tahsin Al-Qur’an yang dapat dirasakan adalah dimasukanya ke dalam golongan terhindar dari dosa dan dapat merangsang untuk tadabbur ayat yang sedang dibaca. Hanya denga tilawah yang baik dan baguslah,lantunan suara ayat-ayat al –Qur’an menjadi indah, meresap dan menggerakanhati sipembacanya. Sebaliknya bacaan yang masih belum baik dan berantakan justru akan membuat mukjizat Al- Qur’an menjadi hilang. Adapun manfaat lain mempelajari tahsin adalah ;

1.      Refleksi keimanan seorang muslim terhadap al- Qur’an

Keistimewaan al-Qur’an dibanding kitab lainnya yang mendorong untuk mengetahui rahasia membacanya.

2.      Mengikuti jejak Rasulullah SAW

Banyak hadist setra atsar sahabat yang menjelaskan keutamaan orang-orang yang senantiasa berinteraksi dengan al-Qur’an mulai dari memelihara kesempurnaan bacaannya hingga menghafalnya, namun cukuplah satu hadis Rasul yng menegaskan para ahli al-Quran adalah orang-orang yang terbaik. Rasulullah SAW bersabda;



Dari ‘’utsman bin ‘affan ra ia berkata ; bersabda Rasulullah SAW ; ‘’ sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya .’’ (H.R. Bukhari dan Muslim).

3.      Mencapain kualitas yang terbaik dalam membaca Al- Qur’an

Rasulullah menegaskan bahwa kedudukan seseorang menjadi yang terbaik ditunjukkan diantaranya dengan dua aktivitas utama ketika berinteraksi dengan al-Qur’an , yaitu belajar  dan mengajarkan

4.      Mencapai kebahagian dunia akhirat dengan al-Quran

Pelaksanaan ibadah kepada Allah SWT adalah dengan segenap perbuatan ,ucapan ,bahkan lintasan hati yang diorientasikan kepada Allah SWT dengan mengharapkan keridhoan-Nya. [15]



3.     Tujuan Tahsinul Al-Qur’an

Tujuan tahsin adalah untuk memelihara bacaan al-Qur’an dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca dalam rangka memenuhi perintah allah SWT yang ditegaskan oleh Rasulullah SAW melalui sunnah-sunahnya. Adpun tujuan tahsin lebih teperinci sebagaiberikut:

a.    Membaca dengan lancar. Lancarnya bacaan al-Qur’an seseorang adalah sesuatu yang sangat berharga, tetapi apabila masih berbata-bata masih juga diberikan dua biasa pahala selama dia masih berusaha untuk memperbaiki. Sebagaimana sabda rasulullah SAW:

Dari aisyah ra, ia berkata :telah bersabda rasulullah SAW bersabda :’’ orang-orang yang mahir dengan al-Qur’an akan bersama malaikat safarah yang mulia lagi taat . sedangkan orang yang membaca al-Qur’an dengan beerbata-bata, dan dia merasa kesulitan,ia mendapatkan dua pahala’’ (H.R. Bukhari dan Muslim).

b.    Membaca dengan benar. Tahsin ini diperruntukkan bagi orang-orang yang telah bisa membaca al-Qur’an tetapi belum sempurna, dan orang-orang yang baru belajar membaca karena mana tau ketika kanak-kanak masih kecil belummemperhatikan dengan baik dan sempurna dalam mempelajari al-Qur’an sehingga ada kesalahan-kesalahan yang tidak disadari .



4.       Kesalahan-Kesalahan Umum Dalam Membaca Al-Qur’an

Empat kesalahan itu adalah:

a.       Tidak konsisten dalam membaca mad9bacaan panjang), baik yang dua harakat(mad tabi’i) maupun empat,lima,atau enam harakat

b.      Tidak mendengungkan atau kurang lama mendengungkan bacaan yang seharusnya berdengung

c.       Kesalahan vokal,dalam bahasa arab hanya ada tiga vokal yaitu ‘a’, ‘i’,dan ‘u’, jika ada bacaan yang berbunyi seperti ‘o’ maka ha itu disebabkan sifat hurufnya bukan vokalnya

d.      Kesalahan pemantulan. Huruf yang dipantulkan hanyalah huruf qolqolah,selainnya dibaca ‘’bersih’’ tanpa pemantulan.

Satu hal yang penting disini bahwa dalam memperbagus atau membetulkan bacaan,talaqi (bertemu langsung) dengan guru mutlak diperlukaan. Tidak akan bisa memperbagus bacaan bila berlatih sendiri. Sebagian orang berkata ‘’ mungkin kok, dengan mendengar murattal,dan mempraktekkan apa yang didengar’’. Tetapi keatahuilah sesungguhnya hasilnya tidak akan maksimal.

5.     Praktek tahsinul Qur’an

a.      Aspek pemahaman makhraj huruf

Makhrajul huruf adalah tempat atau letak dari mana huruf-huruf itu dikeluarkan. Sehingga dapat disimpulkan ahwa orang yang dapat dikatakan berhasil dalam memahami makhrajul huruf adalah orang yang mampu melafalkan huruf-huruf yang digunakan dalam al-Qur’an dengan fasih.

b.      Aspek pemahaman ilmu tajwid

Ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara mengeluarkan  huruf dengantepat serta ketentuan yang berkaitan dengan membaca Al-Qur’an baik dari segi lafaz maupun maknanya.

c.       Aspek pemahaman ilmu tartil

Tartil adalah membaca dengan pelan-pelan dan tenang.sehingga yang dimaksud dengan aspek pemahaman ini yaitu dapat membaca Al-Qur’an dengan pelan dan indah(melagukan) tidak terburu-burudan tidak sembarangan .hal ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mengolah suara dan nafas yang merupakan pokok penguasaan tartil

Dari segi cara melantunkan atau membaca al-Qur’an, para ulama ahli tajwid sepakat untuk membagi kedalam empat macam cara sebagai berikut:

a.       Bacaan Tahqiq

     Adapun pembacaan dengan cara tahqiq adalah pembacaan yang lambat, yakni perlahan-lahan membacanya.

b.      Bacaan Hadr

    Pembaca hadr ini adalah pembacaan cepat, meskipun demikian tetap selalu memelihara hukum tajwid.

Seperti izharnya,idghamnya,qasharnya,madnya dan sebagainya.

c.       Bacaan Tadwir

Membaca anatara tingkat kecepatan tahqiq dan hard, membaca tidak terlalu cepat atau tidak terlalu lambat. Ketetapan kaidah tetap diperhatikan namun kaidah-kaidah yang bersifat pilihan seperti dalam mad yang dibaca dengan 2,4,dan 6 harkat dibaca dengan pertengahannya yaitu 4 harkat

d.      Bacaan Taril

Membaca dengan tingkat bacaan yang sedang, lebih cepat dan tahqiq, namun  tidak tergesa-gesa. Menekankan pada ketenangan membaca, pemahaman dan perenungan padasetiap kalimat yang dibaca dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah membaca al- Qur’an yang kesempurnaan pemahaman tidak tercapai  kecuali dengan menerapkan kaidah tersebut yaitu tahsin tilawah atau tajwid sebagaimana pada tingkatan bacaan lainnya.[16]contohnya seperti bacaan dalam sholat.



[1] Zulheldi, Ulumul Qur’an, (Padang : Quantum Press, 2003), h. 2
                [2] Syaikh manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, (Jakarata : Pustaka Al-Kautsar, 2005), h. 16
[3] Ib.id., hlm. 17
[4] Ahsin Sakho Muhammad, Tafsir Edisi Penyempurnaan, (Jakarta : 2008), h. 6
[5] Ibid., hlm. 196
[6] Aminuddin. Dkk, Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006), h. 39
[7] Ahsin Sakho Muhammad, op.cit., hlm 8
[8]Syaikh manna Al-Qaththan, op.cit., hlm 19
[9] Syaikh manna Al-Qaththan, op.cit., hlm 21
[10] Ibid., hlm 22
[11] Ibid., hlm 23
[12] Dapartemen Agama RI,panduan kegiatan Ekstra kurikuler pendidikan Agama islam,(jakarta:direktorat jendral Kelembagaan Agama islam)
[13] M. Ali Ash-shaabuuniy, Studi Ilmu Al-Qur’an .(Bandung : pustaka Setia, 1998),h.15
[14] Zulhedi,Islam konfrehensif Rekontuksi Kritis Pemikiran Yusuf (padang:  The Minangkabau Fundation,2005),h. 57-59
[15] Syek Manshur Ali Nashif, mahkota pokok-poko hadits Rasulullah SAW  ; ( padang ;Sinar Baru Algensindo.2007)h.3
[16] Nurul Hadi dkk ilmu tajwid Untuk Taman Pendidikan Al- Qur’n kelas IV ;  padang BKSTPQ/TQA kec.kuranji kota padang

No comments:

Post a Comment

Entri yang Diunggulkan

Makalah Pengembangan Kurikulum tentang Evaluasi Kurikulum