MAKALAH
TAHSINUL QUR’AN
Tentang
“Al-Qur'an dan Urgensinya”
Oleh :
Muhammad Imam
Ashari Rambe
1614040023
Dosen Pembimbing:
Ihsan Nuzula, S.Pd.I, M.Pd.I
JURUSAN TADRIS
MATEMATIKA A
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
TAHUN
AJARAN 2016/2017 M
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Al-Qur’an
1.
Definisi Al-Qur’an
Secara umum, lafal al-Qur’an atau qur’an sama dengan
kedudukannya dengan lafal qura’at. Kedua lafal ini merupakan bentuk mashdar
dari qara’a-yaqra’u, yang berarti membaca. Qur’an sendiri
terbentuk dari wazn (pola) fu’lan, sebagaimana halnya dengan lafal ghufran
dan syukran. Dengan demikian, al-Qur’an diberikan makna leksikal dengan
“bacaan” atau “yang dibaca”. Dalam hal ini maqru’ diberi nama dengan qur’an
(bacaan), yakni pengistilahan maf’ul dengan menggunakan format mashdar.[1] Allah SWT menjelaskan :
¨bÎ) $uZøn=tã ¼çmyè÷Hsd ¼çmtR#uäöè%ur
ÇÊÐÈ #sÎ*sù
çm»tRù&ts% ôìÎ7¨?$$sù ¼çmtR#uäöè% ÇÊÑÈ
17.
Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu
pandai) membacanya.
18.
apabila Kami telah selesai membacakannya
Maka ikutilah bacaannya itu.[2](Q.S. AL-QIYAMAH Ayat 17-18)
Secara khusus, al-Qur’an menjadi nama bagi sebuah kitab
yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Maka, jadilah ia
sebagai sebuah identitas diri.dan, sebutan al-Qur’an tidak terbatas pada sebuah
kitab dengan seluruh kandungannya, tapi juga bagian daripada ayat-ayatnya juga
dinisbahkan kepadanya. Maka, jika anda
mendengar satu ayat al-Qur’an dibaca misalnya, anda dibenarkan mengatakan bahwa
si pembaca itu membaca al-Qur’an.[3]
Imam Syafi’I yang membaca Al-Qur’an dengan Al-Qur’an
(tanpa hamzah) berpendapat bahwa Al-Qur’an tidah terambil dari satu kata
tertentu, tetapi Al-Qur’an adalah nama dari kitab suci yang diturunkan oleh
Allah kepada Nabi Muhammad, sebagaimana nama kitab taurat dan injil. Alasannya adalah jika seseorang mendengarkan bacaan
Al-Qur’an, maka yang dia dengarkan adalah bacaan Al-Qur’an bukan sekedar bacaan
biasa.[4]
Sedangkan menurut Ahsin Sakho Muhammad dalam bukunya yang
berjudul Tafsir Edisi Penyempurnaan mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah wahyu
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.[5]
2.
Fungsi
Al-Qur’an
a.
Sebagai
mukjizat kenabian Muhammad SAW
b.
Pedoman
dan petunjuk hidup bagi manusia
c.
Pemisah
yang hak dan yang batil
d.
Peringatan
bagi manusia[6]
3.
Nama-nama
Lain Al-Qur’an
Al- Qur’an mempunyai banyak nama. Banyaknya nama mengindikasikan
keutamaan Al-Qur’an dan fungsinya. Sebagian ulama bahkan menyebut sampai 55
nama, bahkan sampai 99 nama. Banyaknya nama Al-Qur’an karena mereka memasukkan
juga sifat-sifat Al-Qur’an.[7]Allah
menamakan Al-Qur’an dengan banyak nama :
a.
Al-Qur’an
¨bÎ) #x»yd
tb#uäöà)ø9$# Ïöku ÓÉL¯=Ï9 Ïf ãPuqø%r& çÅe³u;ãur tûüÏZÏB÷sßJø9$# tûïÏ%©!$# tbqè=yJ÷èt ÏM»ysÎ=»¢Á9$#
¨br& öNçlm;
#\ô_r& #ZÎ6x. ÇÒÈ
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan
petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada
orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala
yang besar”. (Al-Israa’
: 9)
b.
Al-Kitab
ôs)s9 !$uZø9tRr& öNä3ös9Î) $Y6»tGÅ2 ÏmÏù öNä.ãø.Ï ( xsùr&
cqè=É)÷ès? ÇÊÉÈ
“Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada
kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka
Apakah kamu tiada memahaminya?”. (Al-Anbiya’
: 10)
c.
Al-Furqan
x8u$t6s? Ï%©!$# tA¨tR
tb$s%öàÿø9$# 4n?tã
¾ÍnÏö6tã
tbqä3uÏ9 úüÏJn=»yèù=Ï9 #·ÉtR ÇÊÈ
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al
Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada
seluruh alam.”
(Al-Furqan : 1)[8]
d.
Adz-Dzikr
$¯RÎ) ß`øtwU
$uZø9¨tR
tø.Ïe%!$#
$¯RÎ)ur ¼çms9 tbqÝàÏÿ»ptm: ÇÒÈ
“ Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al
Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”
e.
At-Tanzil
¼çm¯RÎ)ur ã@Í\tGs9
Éb>u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÊÒËÈ
“Dan Sesungguhnya Al Quran ini benar-benar
diturunkan oleh Tuhan semesta alam,”(Asy-syu’araa’:192)
Al-Qur’an dan Al-Kitab lebih popular dari
nama-nama lainnya. Dalam hal ini Muhammad Abdullah Darraz berkata, “dinamakan
Al-Qur’an karena dia dibaca dengan lisan, dan dinamakan Al-kitab karena ia
ditulis dengan pena. Kedua makna ini menunjukkan makna yang relevan sekali
dengan kenyataannya.”
Allah
Subhanahu wa Ta’ala, melukiskan Al-Qur’an dengan banyak sifat, diantaranya :
a. Nur
(cahaya)
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$#
ôs% Nä.uä!%y`
Ö`»ydöç/ `ÏiB
öNä3În/§ !$uZø9tRr&ur öNä3ös9Î) #YqçR
$YYÎ6B ÇÊÐÍÈ
“Hai
manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu.
(Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang (Al Quran).” (An-Nisaa’
: 174)
b. Mau’izhah
(nasehat), Syifa’ (obat), Huda (petunjuk), dan Rahmah (rahmat)
“Hai
manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Yunus : 57 )[9]
c. Mubin
(yang menjelaskan)
“Hai
ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu
banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang)
dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab
yang menerangkan.”
d. Al-Mubarak
(yang diberkati)
“Dan ini
(Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan
Kitab-Kitab yang (diturunkan) sebelumnya[492] dan agar kamu memberi peringatan
kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar
lingkungannya. orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu
beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya.”
(Al-An’am : 92)
e. Busyra
(berita gembira)
ö@è%
`tB
c%x. #xrßtã @Îö9ÉfÏj9 ¼çm¯RÎ*sù
¼çms9¨tR
4n?tã
y7Î6ù=s% ÈbøÎ*Î/ «!$# $]%Ïd|ÁãB
$yJÏj9 ú÷üt/
Ïm÷yt Yèdur 2uô³ç0ur tûüÏYÏB÷sßJù=Ï9 ÇÒÐÈ
“Katakanlah:
"Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu telah
menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi
orang-orang yang beriman.” (Al-Baqarah : 97 )
f.
Aziz (yang mulia)
“Sesungguhnya
orang-orang yang mengingkari Al Quran ketika Al Quran itu datang kepada mereka,
(mereka itu pasti akan celaka), dan Sesungguhnya Al Quran itu adalah kitab yang
mulia.”
(fushshilat : 41)[10]
g. Majid (yang
dihormati)
“Bahkan
yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang dihormati.” (Al-Buruuj : 21)
h. Basyir
(pembawa berita gembira), dan Nadzir (pemberi peringatan)
“Kitab
yang dijelaskan ayat-ayatnya, Yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang
mengetahui. yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi
kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.” (fushshilat : 3-4)[11]
B.
Urgensi Tahsinul Al-Qur’an
1.
Pengertian Tahsinul Al-Qur’an
pengertian lain juga mengungkapkan bahwa tahsin adalah ilmu yang berkaitan dengan perihal pemberian hak dan
mustahak setiap huruf baik dari aspek makhraj maupun sifatnya. Tahsin adalah memperindah,memperbaiki,
dan memperolok. Maksud dari tahsin adalah
kegiatan atau program pelatihn baca al-quran
dengan menekankan pada metode baca yang benar, an kefasihan bacaan,serta
keindahan (kemerduan) bacaan.[12]
Pelaksanaan
tahsin adalah program pendidikan yang memperbaiki bacaan al- quran. Program
pembelajaran tahsin al- Qur’an peserta
didik akan diproses untukmemperbaiki kualitas dan kuantitas bacaanal-
Qur’anpeserta didik tersebut.
Al-Qur’an
menurut bahasa berarti “bacaan” kemudian dipakai kata untuk al-Qur’an yang
dikenal sekarang ini. Adaun defenisi al-Qur’an ialah kalam Allah SWT yang
merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi muhammad SAW dan
membacanya adalah ibadah.
Pengertian
al-Qur’an secara istilah adalah kalam Allah SWT yang tiada tandingannya
(mukjizat).diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaraan malaikat
jibril,dimulai dengan surat al-Fhatiah dan diakhiri dengan surat an- Anas, dan
ditulis dalam mushaf-mushaf yang
disampaikan secara mutawatir ( oleh
orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah.[13]
Pengertian
Al-Qur’an secara istilah terdapat beberapa pendapat dengan berbagai macam
variasi ,antara lain:
a.
Menurut
para ahli Ilmu Kala,al-Qur’an adalah kalimat-kalimat yang maha bijaksana yang
azali yang tersusun dari huruf zahniyah
dan ruhiyah. Al- qur’an adalah lafal yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW mulai dari awal surat al-Fatihah sampai an –Anass
b.
Al-Qur’an
hanya diberikan kepada nabi Muhammad SAW, tidak diberikan kepada Nabi-Nabi
sebelumnya.
c.
Diriwayatkan
secara mutawatir, artinya diterima
dan diriwayatkan banyak orang,tidak sedikit jumlahnya dan mustahil mereka
bersepkat dusta dari masa ke masa secara berturut-turut sampai kepada kita.
Allah
SWT menurunkan al-Qur’an bukan hanya untuk sekedar mendapatkan berkah dengan membacanya. Juga bukan untuk menghiasi
dinding-dinding dann untuk dibacakan kepada orang yang telah meninggalkan agar
dia dikasihi Allah SWT. Al- Qur’an merupakan sumber pertama dan utama ajaran
Islam yang diturunkan untuk mengatur, menunjukkan dan mengeluarkan manusia dari kegelapan
menuju cahaya ilah.[14]
2. Manfaat
Tahsinul Al-Qur’an
Tahsin al –Qur’an atau memperbaiki bacaan al- Qur’an dapt dijadikan
sebagai indikasi keimanan seorang muslim terhadap kitab sucinya.tntang ini
Allah SWT berfiman dalam surat Al-baaqarah ayat :121
tûïÏ%©!$# ãNßg»oY÷s?#uä
|=»tGÅ3ø9$# ¼çmtRqè=÷Gt ¨,ym ÿ¾ÏmÏ?urxÏ?
y7Í´¯»s9'ré&
tbqãZÏB÷sã ¾ÏmÎ/ 3 `tBur öàÿõ3t ¾ÏmÎ/ y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbrçÅ£»sø:$# ÇÊËÊÈ
121.
orang-orang yang telah Kami berikan Al kitab kepadanya, mereka membacanya
dengan bacaan yang sebenarnya[84], mereka itu beriman kepadanya. dan
Barangsiapa yang ingkar kepadanya, Maka mereka Itulah orang-orang yang rugi.
[84] Maksudnya: tidak
merobah dan mentakwilkan Al kitab sekehendak hatinya.
Manfaat
lain dari tahsin Al-Qur’an
yang dapat dirasakan adalah dimasukanya ke dalam golongan terhindar dari dosa
dan dapat merangsang untuk tadabbur ayat
yang sedang dibaca. Hanya denga tilawah yang baik dan
baguslah,lantunan suara ayat-ayat al –Qur’an menjadi indah, meresap dan
menggerakanhati sipembacanya. Sebaliknya bacaan yang masih belum baik dan
berantakan justru akan membuat mukjizat Al- Qur’an menjadi hilang. Adapun
manfaat lain mempelajari tahsin
adalah ;
1.
Refleksi
keimanan seorang muslim terhadap al- Qur’an
Keistimewaan al-Qur’an dibanding kitab lainnya yang mendorong untuk
mengetahui rahasia membacanya.
2.
Mengikuti
jejak Rasulullah SAW
Banyak hadist setra atsar sahabat yang menjelaskan keutamaan
orang-orang yang senantiasa berinteraksi dengan al-Qur’an mulai dari memelihara
kesempurnaan bacaannya hingga menghafalnya, namun cukuplah satu hadis Rasul yng
menegaskan para ahli al-Quran adalah orang-orang yang terbaik. Rasulullah SAW
bersabda;
Dari ‘’utsman bin ‘affan ra
ia berkata ; bersabda Rasulullah SAW ; ‘’ sebaik-baik kalian adalah yang
belajar al-Qur’an dan mengajarkannya .’’ (H.R.
Bukhari dan Muslim).
3.
Mencapain
kualitas yang terbaik dalam membaca Al- Qur’an
Rasulullah menegaskan bahwa kedudukan seseorang menjadi yang terbaik
ditunjukkan diantaranya dengan dua aktivitas utama ketika berinteraksi dengan
al-Qur’an , yaitu belajar dan
mengajarkan
4.
Mencapai
kebahagian dunia akhirat dengan al-Quran
Pelaksanaan ibadah kepada Allah SWT adalah dengan segenap perbuatan
,ucapan ,bahkan lintasan hati yang diorientasikan kepada Allah SWT dengan
mengharapkan keridhoan-Nya. [15]
3.
Tujuan
Tahsinul Al-Qur’an
Tujuan tahsin adalah untuk
memelihara bacaan al-Qur’an dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan
(mulut) dari kesalahan membaca dalam rangka memenuhi perintah allah SWT yang
ditegaskan oleh Rasulullah SAW melalui sunnah-sunahnya. Adpun tujuan tahsin lebih teperinci sebagaiberikut:
a.
Membaca dengan lancar. Lancarnya bacaan al-Qur’an seseorang adalah sesuatu
yang sangat berharga, tetapi apabila masih berbata-bata masih juga diberikan
dua biasa pahala selama dia masih berusaha untuk memperbaiki. Sebagaimana sabda rasulullah SAW:
Dari aisyah ra, ia berkata
:telah bersabda rasulullah SAW bersabda :’’ orang-orang yang mahir dengan
al-Qur’an akan bersama malaikat safarah yang mulia lagi taat . sedangkan orang
yang membaca al-Qur’an dengan beerbata-bata, dan dia merasa kesulitan,ia
mendapatkan dua pahala’’ (H.R. Bukhari dan Muslim).
b.
Membaca
dengan benar. Tahsin ini diperruntukkan bagi orang-orang yang telah bisa
membaca al-Qur’an tetapi belum sempurna, dan orang-orang yang baru belajar
membaca karena mana tau ketika kanak-kanak masih kecil belummemperhatikan
dengan baik dan sempurna dalam mempelajari al-Qur’an sehingga ada
kesalahan-kesalahan yang tidak disadari .
4.
Kesalahan-Kesalahan Umum Dalam Membaca
Al-Qur’an
Empat kesalahan itu adalah:
a.
Tidak
konsisten dalam membaca mad9bacaan panjang), baik yang dua harakat(mad tabi’i)
maupun empat,lima,atau enam harakat
b.
Tidak
mendengungkan atau kurang lama mendengungkan bacaan yang seharusnya berdengung
c.
Kesalahan
vokal,dalam bahasa arab hanya ada tiga vokal yaitu ‘a’, ‘i’,dan ‘u’, jika ada
bacaan yang berbunyi seperti ‘o’ maka ha itu disebabkan sifat hurufnya bukan
vokalnya
d.
Kesalahan
pemantulan. Huruf yang dipantulkan hanyalah huruf qolqolah,selainnya dibaca
‘’bersih’’ tanpa pemantulan.
Satu hal yang penting disini bahwa dalam memperbagus atau
membetulkan bacaan,talaqi (bertemu langsung) dengan guru mutlak diperlukaan.
Tidak akan bisa memperbagus bacaan bila berlatih sendiri. Sebagian orang
berkata ‘’ mungkin kok, dengan mendengar murattal,dan mempraktekkan apa yang
didengar’’. Tetapi keatahuilah sesungguhnya hasilnya tidak akan maksimal.
5.
Praktek
tahsinul Qur’an
a.
Aspek pemahaman makhraj
huruf
Makhrajul huruf adalah tempat atau letak
dari mana huruf-huruf itu dikeluarkan. Sehingga dapat disimpulkan ahwa orang
yang dapat dikatakan berhasil dalam memahami makhrajul huruf adalah orang yang
mampu melafalkan huruf-huruf yang digunakan dalam al-Qur’an dengan fasih.
b.
Aspek pemahaman ilmu tajwid
Ilmu tajwid adalah suatu
ilmu yang mempelajari bagaimana cara mengeluarkan huruf dengantepat serta ketentuan yang
berkaitan dengan membaca Al-Qur’an baik dari segi lafaz maupun maknanya.
c.
Aspek pemahaman ilmu tartil
Tartil adalah membaca dengan pelan-pelan dan
tenang.sehingga yang dimaksud dengan aspek pemahaman ini yaitu dapat membaca
Al-Qur’an dengan pelan dan indah(melagukan) tidak terburu-burudan tidak
sembarangan .hal ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mengolah suara
dan nafas yang merupakan pokok penguasaan tartil
Dari segi cara melantunkan atau membaca
al-Qur’an, para ulama ahli tajwid sepakat untuk membagi kedalam empat macam
cara sebagai berikut:
a.
Bacaan Tahqiq
Adapun pembacaan dengan
cara tahqiq adalah pembacaan yang lambat, yakni perlahan-lahan membacanya.
b.
Bacaan Hadr
Pembaca hadr ini adalah
pembacaan cepat, meskipun demikian tetap selalu memelihara hukum tajwid.
Seperti izharnya,idghamnya,qasharnya,madnya dan sebagainya.
c.
Bacaan Tadwir
Membaca anatara tingkat kecepatan tahqiq dan hard, membaca tidak terlalu cepat atau tidak terlalu
lambat. Ketetapan kaidah tetap diperhatikan namun kaidah-kaidah yang bersifat
pilihan seperti dalam mad yang dibaca dengan 2,4,dan 6 harkat dibaca dengan
pertengahannya yaitu 4 harkat
d.
Bacaan Taril
Membaca dengan tingkat bacaan yang sedang, lebih cepat dan tahqiq,
namun tidak tergesa-gesa. Menekankan
pada ketenangan membaca, pemahaman dan perenungan padasetiap kalimat yang
dibaca dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah membaca al- Qur’an yang
kesempurnaan pemahaman tidak tercapai
kecuali dengan menerapkan kaidah tersebut yaitu tahsin tilawah atau tajwid
sebagaimana pada tingkatan bacaan lainnya.[16]contohnya seperti bacaan dalam sholat.
[1] Zulheldi, Ulumul Qur’an, (Padang : Quantum Press, 2003), h. 2
[3] Ib.id., hlm. 17
[4] Ahsin Sakho Muhammad, Tafsir Edisi Penyempurnaan, (Jakarta : 2008),
h. 6
[5] Ibid., hlm. 196
[6] Aminuddin. Dkk, Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta : Graha Ilmu,
2006), h. 39
[7] Ahsin Sakho Muhammad, op.cit., hlm 8
[8]Syaikh manna Al-Qaththan, op.cit., hlm 19
[9] Syaikh manna Al-Qaththan, op.cit., hlm 21
[10] Ibid., hlm 22
[11] Ibid., hlm 23
[12] Dapartemen Agama RI,panduan
kegiatan Ekstra kurikuler pendidikan Agama islam,(jakarta:direktorat
jendral Kelembagaan Agama islam)
[13] M. Ali Ash-shaabuuniy, Studi
Ilmu Al-Qur’an .(Bandung : pustaka Setia, 1998),h.15
[14] Zulhedi,Islam konfrehensif
Rekontuksi Kritis Pemikiran Yusuf (padang: The Minangkabau Fundation,2005),h. 57-59
[15] Syek Manshur Ali Nashif, mahkota
pokok-poko hadits Rasulullah SAW ; (
padang ;Sinar Baru Algensindo.2007)h.3
[16] Nurul Hadi dkk ilmu tajwid
Untuk Taman Pendidikan Al- Qur’n kelas IV ; padang BKSTPQ/TQA kec.kuranji kota padang
No comments:
Post a Comment